chapter 二

250 37 11
                                        

HAPPY READING

02






Tzuyu Lapassalan. Perempuan dengan rambut terikat asal itu membawa dua kotak besar memasuki ruangan. Di dalam sana, dua rekan satu timnya tengah bersandar dikursi seraya mengipaskan tubuhnya dengan selembar map berwarna cokelat. Ketiganya tampak kusut, lelah, juga berantakan.

Ia kemudian meletakkan dua kotak itu tepat di meja bundar yang dikelilingi dua orang lainnya, kemudian menarik satu kursi yang tersisa dan duduk disana.

"Kenapa kalian pada diam saja? Kita harus apa sekarang?" Tanya Tzuyu.

"Istirahat." Jawab salah satunya.

"Juyeon!"

"Makan." Jawab yang lainnya.

"Hyunjae!"

"Ck, kamu ini semangat sekali, kita sudah kerja ekstra dari pagi, istirahat sebentar, kan bisa." Sebuah pembelaan dilempar oleh salah satu laki-laki bernama Juyeon.

"Kalian semua ya. Aku mengangkat dua kotak sebesar ini sendirian, terus buat apa aku punya dua rekan pria dalam tim kalau nyatanya hanya bisa lari mencari AC setiap selasai bertugas."

"Panas ini loh Lapassalan cantik, panas." Pembelaan kedua kembali diucapkan Juyeon Baughan seraya mengibaskan tangannya.

"Iya, iya. Maaf tuan putri." Hyunjae tersenyum, sedangkan Tzuyu malah terlihat malas merespon senyum itu. Hyunjae menghela napas, padahal ia hanya berusaha memadamkan perdebatan yang pasti akan terjadi diantara dua temannya apabila terus dibiarkan. "Apa isi kotak itu?"

"Barang bukti." Jawab Tzuyu.

Pagi ini. Tiga orang yang tergabung dalam satu tim kejahatan dan kekerasan dalam kepolisian itu baru saja memeriksa tempat kejadian perkara, tempat dimana terjadi kebakaran besar di sebuah pabrik kembang api yang benar-benar menguras tenaga ketiganya kali ini.

Sejak pagi mereka sibuk mengumpulkan barang bukti, menyelidiki segala macam kemungkinan awal bagaimana insiden itu bisa terjadi.

"Ini kasus besar, kalau tim kita bisa memecahkan kasus ini, kita semua akan naik pangkat, kalian lupa apa?" Ucap Tzuyu.

"Besar apanya, sih? Kebakarannya iya memang besar, tapi penyebabnya hanya korsleting listrik. Jangan berharap terlalu banyak, tuan putri." Si perempuan semakin mengerutkan wajahnya mendengar pembelaan yang kembali dilontarkan oleh Juyeon. "Kamu itu terlalu ambisius." Lanjutnya.

"Lebih baik seperti itu daripada menyerah sebelum memulai, tidak punya harapan." Sindir Tzuyu.

"Siapa yang menyerah?" Juyeon tak terima.

Tzuyu mendengus, menghadapi Juyeon memang tak ada habisnya. Mungkin tim lain akan mengatakan seharusnya ia bersyukur memiliki Juyeon dan Hyunjae sebagai teman satu timnya, terutama para polisi perempuan, banyak yang iri akan hal itu. Tapi faktanya, terkadang Tzuyu justru ingin meminta Kepala Tim untuk merombak ulang susunan anggotanya.

Yang satu terlalu banyak bicara dan mengeluh, yang satunya terlalu banyak berpikir sendirian.

Keduanya memiliki titik sulit masing-masing untuk dihadapi.

"Itu kan baru hasil penyelidikan awal, kamu coba lihat dulu siapa saja kemungkinan korbannya." Tzuyu mendorong kedua kotak itu ke masing-masing laki-laki di depannya. Hyunjae langsung meraih salah satu kotak, sedangkan Juyeon dengan malas-malasan meraih kotak satunya.

Beyond EvilWhere stories live. Discover now