#19 Menma

1K 122 24
                                    

Enjoy Reading
.
.
.

Naruto memeluk Sasuke begitu erat, rasa dingin mulai menjalari punggungnya. Dia ketakutan setengah mati. Sasukenya tidak bergerak, dia bahkan tidak tau apakah lelaki dalam pelukannya itu masih bernapas atau tidak. Naruto terguncang hebat, orang yang dicintainya, orang yang ia anggap sebagai rumahnya tidak berdaya.

"Sasuke..."

"...Kumohon..."

Naruto menggeleng kencang, dia tak terima ini, dia tidak rela! Kenapa harus dirinya? Kenapa harus Sasuke?! Kenapa selalu orang yang dia cintai?! Naruto meraung keras, tangis kesedihannya berubah menjadi tangis kebencian.

"Kami-sama! Bukankah kau terlalu kejam?! Apa kau sangat membenciku?! Kenapa lagi dan lagi kau mengambil orang yang aku cintai?!" Raungnya pada langit kelabu

Naruto tak perduli lagi, dia muak dan lelah. Dia sudah menjadi orang baik selama ini, mengorbankan banyak hal untuk orang lain. Naruto tak pernah meminta lebih apalagi meminta imbalan yang pantas, tapi kenapa selalu saja dirinya? Apa dia tidak cukup baik? Apa rasa sakitnya karena kesepian tidak cukup menyakitkan?

"Sasuke kumohon... Kumohon bertahanlah..."

Naruto terus terisak sambil menyebut nama Sasuke, sampai suaranya menjadi sulit keluar dan dadanya menjadi sesak.

.

Menma menggeliat karena merasa tidak nyaman dan terganggu. Bocah lima tahun itu mengucek matanya saat terbangun, suara touchan nya yang mengigau menjadi penyebabnya.

"Touchan..." Panggilnya dengan suara serak

"Touchan okiro yo~" Menma menggoyangkan tubuh besar ayahnya namun tetap saja tak ada respon

"...Sasuke..."

"Otouchan! Okiro!" Lagi bocah itu menggoyangkan tubuh ayahnya dan sesekali menepuk dadanya namun lelaki dewasa itu tak juga membuka mata. Menma mulai ketakutan.

"Tidak...Sasuke..."

"Huks! Otouchan...." Bibir bocah kecil itu mencebik dengan mata berkaca-kaca "Hiks... Huweeee! Otouchan okirooo... Huhuhu" Tangisnya pecah saat Naruto bukannya bangun justru terlihat kesakitan. Menma takut kalau ayahnya itu akan seperti papanya.

"MENMA!"

"Huweeee!" Tangis Menma semakin kencang saat Naruto bangun tiba-tiba sambil menjeritkan namanya, membuatnya terkejut dan takut.

Mendengar suara tangis anaknya Naruto segera membawa putranya itu kedalam pelukan. "Ah! Menma! Nak, kau baik-baik saja?" Naruto khawatir, dia khawatir kalau Menma jatuh dari kasur atau sebagainya karena tidak sengaja ditendang. Menma menggeleng, tangisnya masih belum usai justru berlanjut dengan ingus yang mulai mengalir dari hidungnya.

"Hiks! Menma takut touchan... Hiks.." Adu bocah itu sambil mencoba mengelap air matanya

"Gomen gomen, apa touchan menakutimu?"

Menma mengangguk kecil sesekali tubuhnya akan tersentak karena kelelahan menangis dan tidak bisa berhenti.

"Gomen ne, touchan tadi mimpi buruk.."

Naruto terus mengusap dan menepuk lembut punggung Menma untuk menenangkannya. Mimpi buruknya masih terus berlanjut meski sudah bertahun-tahun terlewati. Sasuke yang meninggal dalam pelukannya dan Menma yang direbut oleh Otsutsuki. Naruto menggelengkan kepalanya pelan, dia tidak akan bisa tidur setelah ini. Trauma masa lalunya begitu melekat. Besok dia harus minta obat lagi pada Sakura, jika tidak Naruto akan terus terjaga sepanjang malam.

You Belongs To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang