Anemone-17

1.8K 163 18
                                    

To : Abi Sayang

Assalamualaikum sayangnya Shanum.
Hari ini pulang jam berapa?

Waalaikumsalam istri mas yang makin hari makin gemesin.
Pulang agak sore ya, rapat akhir bulan sayang.

Yahh 😔

Kenapa sayang?

Gapapa mas.

Sayangnya mas mau apa?

Gapapa mas nanti aja.

Adek pengen sesuatu ya? Coba kasih tahu Abi adek pengen apa.

Sekarang cuma adek yang diperhatiin. Umiknya mah apa.

Gemes. Cemburunya sama anaknya sendiri. Sayangnya mas yang cantik mau apa?

Nanti aja kalau udah pulang Shanum kasih tahu.

Ya udah mas bolos rapat aja deh. Gak sabar ketemu umik sama adek.

Gak ada ya mas. Shanum marah kalau mas bolos rapat.

Kayak bisa marah aja.

Sudah ah. Selamat rapat Abi sayang.
We love you 💙

Love you more sayang 💙

Benar saja belum ada satu jam Shanum mengirim pesan pada suaminya, mobil Ammar sudah sampai di halaman rumah kecil milik Ammar dan Shanum. Shanum segera melirik melalui celah jendela memastikan jika benar mobil Ammar yang baru saja berhenti di depan rumah. Shanum sebenarnya senang Ammar pulang lebih awal, namun ia juga takut jika Ammar melalaikan kewajibannya di puskesmas demi menuruti keinginannya.

"Lah pulang beneran abimu dek." Ucap Shanum sambil mengelus perut ratanya.

"Kita ngambek aja ya dek kalau Abi beneran bolos rapat." Imbuh Shanum seakan-akan anaknya sudah mengerti di ajak bicara dari luar perut.

Shanum segera menutup kembali gorden ruang tamunya. Ia masuk ke dalam kamarnya berpura-pura tidak tahu akan kepulangan suaminya. Tenang saja kali ini Shanum akan melancarkan aksinya untuk mendiamkan Ammar yang tiba-tiba pulang.

"Assalamualaikum." Ucap Ammar yang sayup-sayup terdengar di telinga Shanum memasuki ruang tamu rumah mereka.

"Halo sayang-sayangnya Abi. Pada kemana ya, kok sepi gini." Imbuh Ammar yang membuat Shanum sedikit tersenyum, kemudian kembali menghapus senyum dari bibirnya segera.

"Ayo dek jangan biarin umik senyum. Abimu tuh ngeselin banget, dibilangin jangan pulang malah pulang langsung." Bisik Shanum pada janin yang ada dalam kandungannya.

***

Terdengar derap langkah Ammar yang semakin dekat dengan kamar tidur keduanya. Membuat Shanum berlaga sibuk dengan menggulir ponselnya pada sosial media. Ia terus fokus tanpa mempedulikan panggilan Ammar kepadanya.

Ceklek. Pintu kamar terbuka menampilkan Ammar yang sudah lebih dulu mencuci muka dan tangan. Kemejanya juga sudah tak serapi tadi. Beberapa kancing yang sudah terbuka. Kemeja yang sudah keluar dari celananya.

"Hai sayang." Ucap Ammar menghampiri Shanum dan mengecup kepalanya singkat.

Kenapa tiba-tiba diem nih istri.

AnemoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang