Anemone-36

1.2K 182 55
                                    

Hari ini agaknya adalah hari yang sangat Ammar sesali. Ia meninggalkan Rumma dan Rummi sangat pagi, untuk mengikuti kegiatan puskesmas. Sementara Shanum yang sudah hamil besar, hanya bisa mengawasi kedua anaknya dibawah pengasuhan asisten rumah tangganya.

"Umik, lummi mau beli eskim di Alfa." Ucap Rummi menghampiri Shanum yang sedang tidur siang di kamarnya.

"Hemm. Gimana sayang?" Jawab Shanum sambil bangun dan mencari posisi duduk yang nyaman.

"Lummi mau beli eskim di Alfa umik." Ucapnya lagi dengan sedikit penekanan pada Shanum.

"Oh Rummi mau es krim? Bilang sama Mbak Uwik ya nak. Kakaknya di ajak juga." Ucap Shanum tersenyum memberi izin pada Rummi.

"Uangnya mana mik?" Tanyanya lagi sambil menengadahkan telapak tangannya.

"Pinternya shalihahnya umik. Ini sayang. Hati-hati ya nak." Ucap Shanum sambil memberikan uang selembar seratus ribuan pada Rummi.

Shanum kembali merebahkan badannya. Di kehamilan keduanya ini Shanum memang lebih malas dari kehamilan pertamanya. Tubuhnya terasa lelah, dan hanya ingin berdiam diri di rumah untuk beristirahat. Tidak ada ngidam apapun yang ia rasakan, membuat Ammar sedikit merasa lega.

"Halo sayangnya oma, mau kemana Rummi?" Tanya Mita yang tengah duduk di kursi ruang keluarga bersama Dila dan Difa.

"Beli eskim oma." Jawabnya melewati Mita begitu saja.

"Rummi mau kemana ma katanya?" Tanya Dila yang dari tadi sibuk bermain hp.

"Makanya mata tuh jangan cuma ke hp. Ponakannya lewat aja gak dilirik." Jawab Difa mencibir Dila.

"Dih, orang gue tanya sama mama. Kok Lo yang ribet." Balas Dila tak terima.

"Ma, Dila punya pacar tau." Ucap Difa yang membuat mata Dila membulat sempurna ke arahnya.

"Iya Dil?" Tanya Mita menanggapi Difa.

"Lo apaan sih Dil. Jangan sampai papi denger terus salah sangka, dan marah-marah lagi ya." Ucap Dila tak terima dengan ucapan Difa.

"Cerita aja kali sama mama, daripada mama denger dari orang lain." Balas Difa dengan santainya membuat Dila pasrah.

"Bener Dila?" Tanya Mita sekali lagi.

"Cuma deket kok ma." Cicitnya pada Mita.

"Kenapa gak cerita sama mama?" Tanya Mita penasaran.

"Mama kan sibuk sama Rumma dan Rummi. Dila juga takut, kalau papi denger." Jawab Dila sambil menunduk.

"Denger apa Dil?" Tanya Dandi dari ambang pintu, karena baru saja pulang dari bengkel mobil.

"Ini loh pi, Dila sama Difa pengen dibelikan motor biar bisa berangkat ke kampus sendiri. Tapi takut bilangnya sama papi." Ucap Mita yang tak sepenuhnya berbohong.

Kedua anak kembarnya itu memang sudah merengek meminta kendaraan pribadi, sejak masuk masa perkuliahan. Sayangnya ijin dari Dandi belum mereka dapatkan, dengan alasan mereka belum lancar berkendara. Jadi apa yang Mita ucapkan memang bukan kebohongan, ia hanya ingin putrinya tidak takut untuk terbuka kepadanya meski tertutup dengan papinya.

"Oh iya nanti papi usahakan ya. Kalian nanti bikin SIM dulu." Jawab Dandi membuat Dila dan Difa saling pandang, lalu berlarian memeluk Dandi.

"Wah wah. Difa sayang banget sama papi." Ucap Difa dalam pelukan Dandi.

"Dila juga cinta banget banget sama papi." Ucap Dila membuat Dandi terkekeh.

***

Saat tengah bercanda dengan suami dan anak kembarnya, Mita dikejutkan dengan ponselnya yang terus berdering. Entah siapa yang mengganggunya siang-siang terik seperti ini.

AnemoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang