Anemone-24

1.4K 154 8
                                    

"Kualat lo mesum di rumah orang." Ucap Fernand yang baru saja mengantarkan Ammar ke IGD karena demamnya yang semakin tinggi.

"Gue gak mesum ya." Protes Ammar lemah yang kini terbaring dengan selang infus di tangannya.

"Kalau gak mesum namanya apa Ammar? Buka-bukaan baju di kamar orang lain." Jawab Fernand mengingatkan kejadian yang ia lihat di rumahnya sebelum mengantarkan Ammar ke rumah sakit.

Ammar memang merengek meminta Shanum untuk membuka bajunya agar kulit keduanya bersentuhan. Awalnya Shanum menolak, karena sadar sedang berada di rumah Fernand takut-takut jika tiba-tiba Fernand masuk ke dalam kamar. Namun bukan Ammar jika tak mengeluarkan 1001 cara untuk membujuk istrinya itu.

"Ayo sayang. Mas dingin banget rasanya." Rengek Ammar terus mengusal di dada Shanum yang tentu sedikit susah karena terhalang perut Shanum.

"Gini aja. Yuk Shanum peluk sambil di puk puk biar bisa bobok." Ucap Shanum sambil terus mengusap lembut kepala Ammar yang kini berada tepat di dadanya.

"Gak mau. Ayo dibuka bajunya. Mas maunya baju Shanum dibuka." Lihatlah tingkah Ammar yang lebih mirip seperti bayi. Demam saja bisa membuatnya merengek, seakan esok tidak ada hari lagi.

Mau tak mau Shanum membuka atasan yang ia kenakan lengkap dengan bra nya yang Ammar minta untuk ia tanggalkan juga. Sama dengan Shanum, Ammar juga membuka kaos oblong yang dikenakannya lalu kembali masuk ke dalam selimut. Mendekatkan kepalanya ke dada Shanum dan mencari kenyamanan di sana.

"Udah dong tangannya jangan kemana-mana." Ucap Shanum mengingatkan Ammar yang kini tengah mengambil kesempatan menggerayangi tubuh Shanum.

"Kulit umik nyaman banget buat diunyel-unyel." Ucap Ammar yang tak terdengar jelas karena kepalanya yang ia benamkan di dada Shanum.

"Sudah mau punya anak tapi masih kayak bayi." Ledek Shanum sambil memeluk erat tubuh Ammar.

Ammar memperbaiki posisi tidurnya. Kini justru ia memasukkan puting Shanum tanpa aba-aba membuat Shanum sedikit memekik dan memukul bahu Ammar yang tak terlapisi kain. Memang bahaya jika dibiarkan.

"Mas ih." Pekik Shanum kaget karena kelakuan Ammar.

"Lepas dong. Malu ini di rumah Fernand. Nanti kalau Fernand atau Lala masuk gimana?" Imbuh Shanum berusaha melepaskan diri dari Ammar namun membuat Ammar justru menggigit putingnya.

"Aduh sakit. Kok digigit sih." Protes Shanum sambil meringis menahan sedikit perih pada payudaranya.

"Umik berisik ish. Mas cuma mau nen bentar." Jawab ammar tak jelas karena tak melepas puting Shanum saat berbicara.

"Dilepas dulu kalau jawab." Ucap Shanum kesal dengan Ammar.

"Mau nen sebentar sayang. Biar badan mas enakan." Jawab Ammar menuruti Shanum melepas sebentar putingnya dari mulut Ammar. Kemudian ia masukkan kembali.

"Dasar bayi gede."

Sesuai dugaan Shanum, tiba-tiba Fernand membuka pintu kamar dan membuat Shanum  terkejut. Ia tak sempat mengangkat selimut untuk menutupi tubuhnya. Beruntung Fernand hanya melihat sekilas punggung Shanum.

***

"Pokoknya gue gak mesum." Jawab Ammar kesal.

"Gue bukan anak kecil yang bisa Lo bodohin ya Mar. Minimal Lo kunci tuh pintu." Seru Fernand tak terima. Shanum hanya diam, ia sudah terlanjur malu dengan sepupunya itu.

"Maaf ya Nand. Sumpah gue gak sengaja." Ucap Shanum tak enak hati pada Fernand yang sedari tadi kesal pada Ammar.

"Gapapa Num. Gue tahu pasti nih laki yang maksa Lo berbuat mesum di rumah gue. Tapi besok lagi Lo kunci ya, takutnya malah kepergok yang lebih panas lagi adegan kalian berdua." Jawab Fernand yang membuat perasaan malu Shanum semakin tak bisa ia tahan.

AnemoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang