Bab 14.

15.5K 321 8
                                    

"Ayo, Val." Verris mengajak Valerie untuk pergi dari sana.

Mereka berjalan menuju kasir.

"Kamu kenal wanita tua tadi?" tanya Valerie.

Verris terdiam sebentar, lalu menatap Valerie. "Tidak."

Valerie menoleh ke belakang, mencari apakah wanita tua tadi masih berada di tempat tadi? Dan ternyata tidak ada.

"Tapi, wanita tua tadi sepertinya mengenal kamu, Ver. Terlihat dari ekspresinya saat melihat kamu."

Verris sibuk memberikan belanjaan mereka pada sang kasir.

"Sepertinya kami memang pernah bertemu. Mungkin dia salah satu orang yang pernah memberikan barang bekas," ungkap Verris membahas masa ia menjadi seorang gelandangan.

Valerie mengngguk singkat, tidak mempermasalahkannya. Mungkin hanya mengingat sekilas saja.

Keduanya menyelesaikan belanja di supermarket, kemudian lanjut untuk makan siang bersama.

Valerie memilih sebuah restoran Asia yang ia sukai. Verris yang bisa makan segalanya, tidak banyak menuntut. Ia mengikuti kemauan Valerie.

"Ini namanya, ramen. Kamu pernah coba ini sebelumnya?" tanya Valerie.

Verris mengangguk. "Sudah. Dulu saat aku masih sekolah."

Valerie ikut mengangguk. "Sepertinya masa sekolahmu tidak terlalu buruk." Ia kembali menunjukkan menu makanan lain, dan rata-rata Verris pernah memakannya saat Valerie bertanya.

"Jika hidupmu dulu lebih makmur, kenapa kamu berubah menjadi gelandangan?"

"Aku pernah masuk penjara, Val ...." Verris kembali mengingatkan masa kelamnya.

"Keluargamu? Apa mereka tidak mau menerima kamu setelah keluar dari penjara?" tanya Valerie yang mulai mengulik kehidupan Verris sebelumnya.

"Tidak. Mereka tidak mau menerimaku. Lagi pula ... orang tuaku memang sudah tidak ada. Jadi hanya beberapa kerabat."

Valerie tak lagi bertanya, karena mulai melahap makanan. Sebab perutnya sudah sangat kelaparan.

***

SATU BULAN BERLALU ....

Kehidupan Verris dan Valerie terus berlanjut. Dan hubungan mereka semakin akrab satu sama lain.

Meski hanya sebatas kontrak pemuas nΔfsu, tapi perlakuan Verris pada Valerie sudah seperti kekasih sesungguhnya.

Sikap Valerie yang juga selalu mengandalkan Verris, seakan pria itu adalah pria yang memang untuk ia andalkan dalam segala hal.

Sudah lima hari Verris dan Valerie tidak bertemu.

Alasannya, wanita itu tengah pulang ke rumah orangtuanya.

Sehingga Verris hanya berdiam diri di apartemen, menghabiskan waktu sendirian.

Valerie memberikan Verris sebuah komputer khusus bermain game. Jadilah ia sekarang jika merasa bosan berkutat pada alat tersebut.

Meski tidak bertemu selama lima hari, komunikasi Valerie dan Verris tidak putus. Lebih tepatnya Valerie yang terus mengintai keberadaan Verris, takut jika tetangga wanita yang ganjen itu menggoda Verrisnya.

Karena memang, Syana selalu berusaha mendekati Verris. Wanita itu bahkan bilang pada Valerie, jika ia ingin menggoda Verris, membuktikan apakah Verris setia dengan majikannya?

Seperti saat ini, Verris membuka pintu karena bel yang terus berbunyi nyaring.

Ternyata yang datang adalah Syana, dengan pakaian super minim menonjolkan lakukan tubuhnya.

Terjerat Gairah Tunawisma TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang