Bab 15.

7.5K 220 13
                                    

Hai, semuanya!

Sebelum lanjut ke ceritanya, ada yang mau aku sampaikan.

Makasih buat yang selalu vote dan komen cerita ini. Aku senang sekali, kalo kalian selalu tinggalkan jejak🧡

Dan untuk kalian, yang masih belum tinggalkan jejak, tolong dong🥹 sedih bgt yang baca bisa sampe 1k tpi yang vote 100 aja sulit. Bisa berhari hari😅

Vote dan komen itu, bentuk apresiasi kalian ke aku. Aku makin semangat update, dan juga cerita ini bisa cepet berkembang🙌🏻

Makasih, ya .... Semoga kalian paham.

***

"Ish! Kemana dia sebenarnya? Kenapa pesanku tidak di balas?!"

Jemari Valerie menekan layar ponsel untuk beralih ke panggilan suara. Ia menelfon Verris, yang sudah hampir satu jam menghilang tanpa kabar.

"Apa dia tidur siang?" pikir Valerie menerka.

Bunyi sambungan telpon terus menyala, namun belum ada tanda-tanda sang pria mengangkatnya.

"Val, kamu sedang apa?"

Valerie lekas menoleh ke sumber suara.

"Ini, Mom. Menghubungi teman," jawabnya.

"Ayo, kita ruang tamu. Mereka semua sudah datang."

"Iya, Mom." Valerie mengangguk, dan mengikuti langkah paruh baya tersebut.

"Mommy sepertinya sangat bersemangat hari ini. Menyambut keluarga calon besan ya, Mom?" ledakan Valerie pada sang ibu.

Wanita yang di panggil ibu oleh Valerie terkekeh. "Apa sangat terlihat?"

"Hum, sangat terlihat. Nanti kalau Mommy sudah punya menantu, aku terlupakan ...." Valerie mendekap lengan wanita paruh baya tersebut dengan wajah murung.

"Tidak akan. Kamu anak perempuan Mommy satu-satunya. Tidak mungkin Mommy melupakanmu," ujar sang ibu menenangkan.

"Benarkah?"

"Iya, Sayang .... Rasa cinta kasih Mommy akan tetap sama sampai kapanpun. Putri kesayanganku. "

Valerie tersenyum bahagia, semakin mengeratkan rangkulan lengan sang ibu.

Sampai di ruang tamu, semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing.

Terdapat Nevan— ayah dari Valerie duduk berdampingan dengan anak sulungnya, Eryx.

Adik dari Valerie lah yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini. Merasa tidak masalah, Valerie tidak apa jika ia di langkahi oleh sang adik.

Tapi dari raut wajah Eryx, pria itu seperti tidak memiliki semangat dalam membahas pernikahannya.

Valerie yang merasa heran, duduk di sebelah adikknya. "Mana calon istrimu?"

Karena Valerie tahu, jika wanita calon adik iparnya tidak ada di sana.

"Entah. Aku juga tidak mau tau keberadaannya."

Jawaban datar dari Eryx membuat Valerie menatap heran. "Kenapa Kamu tidak perduli?Kamu tidak menginginkan pernikahan ini?" bisikan Valerie sejenak melirik ibu dan ayah mereka yang sedang mengobrol.

"Pikir saja sendiri, Val. Aku malas membahas ini semua."

Hubungan Valerie dan Adiknya sebenarnya baik-baik saja. Apalagi karena mereka lahir dengan jarak dekat, membuat mereka seakan seumuran saja. Eryx juga tidak memanggil Valerie dengan sebutan Kakak.

Terjerat Gairah Tunawisma TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang