30. Ayam dan Telur

217 33 5
                                    

"Nih."

"Apa?" Tanya Septian bingung saat Jaya tiba-tiba saja menyodorkan gelas padanya. Ia yang sedang goleran di sofa seraya memainkan ponselnya itu seketika bangkit.

"Es cincau, tadi lewat didepan asrama, gue beli. Mau gak?"

"Makasih," ucapnya seraya menerima pemberian Jaya. Cuaca memang sedang panas-panasnya, dan yang dibutuhkannya adalah minuman segar seperti ini.

"Yang lo gulanya dikit," beritahu Jaya yang memilih duduk di sebelah Septian, pemuda itu hanya membalasnya dengan anggukan saja seraya meminum es cincau nya. "Oyin mana?" Tanya Jaya saat tidak melihat keberadaan bungsu asrama itu.

"Lagi mandi, gerah katanya," jawab Septian.

Tidak ada lagi percakapan setelahnya, dua pemuda itu hanya sibuk dengan ponselnya saja. Sampai Kalio yang sudah terlihat segar datang dan bergabung bersama mereka.

"Widihh, enak banget minum es panas-panas begini," ucap Kalio mengejutkan yang diruang tengah.

"Gue tadi beli 3, ada di kulkas kalo lo mau," balas Jaya menatap Kalio.

Kalio langsung sumringah, ia melesat ke dapur untuk mengambil apa yang ditunjuk Jaya. Tak lama ia kembali dengan membawa es yang sama dan duduk di samping Septian. Ketiganya saling bersisian di sofa panjang yang sama.

"Kok tumben banget udah jam setengah dua pada belum balik," heran Kalio seraya memandang televisi yang menyala.

"Bang Alan lagi ngapelin pacarnya, bang Gilang sama bang Iwan lagi ke supermarket, kalo bang Bagas tadi gue chat sih katanya lagi ada praktek, yang dua lagi gak tau kemana, hp nya gak aktif," beber Septian menjawab kebingungan Kalio.

"Bukannya mau nganter Devan ke rumah Omanya, ya? Tadi pagi bang Rey bilang gitu gak sih?" Tanya Jaya.

Septian mengangkat bahunya acuh. Tiba-tiba ia meletakkan ponselnya di meja dengan posisi layar menghadap mereka.

"Ngapain?" Kalio mengernyitkan keningnya bingung melihat tingkah Septian.

"Live ig," jawab Septian, lalu ia kembali duduk di tengah-tengah Kalio dan Jayandaru.

"Kayak bakal ada yang nonton aja," cibir Jaya tak peduli, setelahnya ia menyuapkan satu cincau besar ke dalam mulutnya.

"Udah 8 ribu yang nonton, tuh, belum semenit padahal," sombong Septian menunjuk ponselnya. Membuat Jaya langsung memeriksa karena tak percaya.

"Lah, bener, jirr," gumam Jaya dengan nada kagum. "Lo pake akun siapa? Ngaku lo?"

"Akun gue, lah, lo ngiranya akun siapa emang? Gue emang seterkenal itu di sosmed," kata Septian seraya merapikan rambutnya. Lalu tangannya kembali meraih gelas berisi es cincau yang masih setengah itu dan meminumnya hingga tandas.

"Cih," akhirnya Jaya tidak lagi mengatakan apa-apa. Mengiyakan fakta bahwa Septian memang seorang selebgram yang selalu mendapat endorse dari beberapa produk. Ia juga sama sebenarnya, tapi tidak sesering Septian.

Kalio menyerahkan ponselnya setelah sebelumnya membuka sendiri live yang Septian lakukan untuk membaca komentar. Ketiganya mulai saling menyapa dengan para penonton dan menjawab beberapa pertanyaan yang terbaca di mata mereka.

"Kok cuma bertiga? Iya yang lain belum pada balik ke asrama," kata Septian dengan senyum manisnya.

"Kalio rambutnya baru, ya? Iya, kah? Rambut lo emang baru, Yo? Beli dimana?" Jaya sontak memiringkan kepalanya untuk menatap Kalio, ia bertanya dengan nada serius namun rautnya terlihat jenaka.

Yang ditanya menyentuh rambutnya sendiri, "iya baru, tukeran sama pesulap merah kemarin, cuma yang gue pake versi itemnya," jawab Kalio tak kalah serius.

[✓]FILANTROPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang