Keesokan harinya Haechan dan Ryujin uring-uringan karena tidak bisa menginterogasi Minjeong perihal kencannya kemarin. Pasalnya saat ini gadis itu sedang diculik oleh panitia pekan seni. Posisinya sebagai penanggung jawab perlengkapan membuat gadis itu harus rutin memeriksa ulang kelengkapan acara agar tidak ada yang tertinggal terlebih sekarang sudah H-2 acara.
“Aku bisa mati penasaran kalau begini.”
“Aku curiga Minjeong hanya mencari-cari alasan agar tidak ditanya-tanyai karena itu dia kabur ke sekretariat.” tuduh Ryujin membalas keluhan Haechan.
“Aku penasaran, apa dia memang setampan itu?” tanya Jimin yang saat ini bergabung dengan geng Jaemin.
Ryujin menggebrak meja dan menunjuk wajahnya sendiri, “Kau tahu aku, kalau aku sudah memanggil seseorang tampan, berarti dia memang tampan.”
Jimin diam-diam setuju mengingat bagaimana Ryujin menilai visual seseorang. Hyunjin saja menurutnya pas-pasan karena itu ia selalu mempertanyakan bagaimana bisa dia dijuluki pangeran tahun kedua. Meskipun orang-orang percaya itu hanya karena Ryujin yang terlalu gengsi untuk mengakui.
“Aku jadi makin penasaran. Apa Minjeong tidak ada niatan untuk mengundangnya ke pekan seni?”
Celetukan Jimin seolah menyalakan lampu imajiner di kepala Haechan dan Ryujin, “Itu dia! Kita harus membujuk Minjeong untuk membawa Jeno.”
“Untuk itu kita tidak perlu mengintrogasinya atau bujukan kita akan gagal.” tutur Yeji yang tiba-tiba beraliansi, “Kau ikut, Hyunjin-ah?”
“Kau bertanya padaku? Tentu saja aku ikut!” sudah tidak diragukan lagi kalau Hyunjin memang anggota tetap dari trio biang gosip.
“Jimin-ah, terima kasih atas idemu. Mulai sekarang kau bisa bergabung dengan circle gosip kami.”
Jimin membalas uluran tangan Ryujin dengan senyum ala-ala psikopat, “Senang berbisnis dengan kalian semua.”
Mereka berlima kemudian berdiskusi tentang bagaimana cara membujuk Minjeong dan meninggalkan Renjun dan Jaemin yang sedari tadi diam.
“Mereka berlebihan sekali.” komentar Renjun, “Aku tidak yakin Minjeong akan semudah itu dibujuk apalagi kalau yang melakukannya orang-orang seperti mereka. Sia-sia sekali.”
Jaemin yang merasa ada seseorang dipihaknya tersenyum tipis, “Aku setuju. Karena itu bantu aku menggagalkan rencana mereka untuk berjaga-jaga.”
Renjun menoleh dan melihat Jaemin dengan kening mengerut, “Sejak kapan aku di pihakmu?”
“Bukankah tadi kau sendiri yang bilang sia-sia saja membujuk Minjeong? Itu berarti kau juga tidak ingin si Jeno itu datang, kan?”
Renjun menepuk pundak Jaemin, “Aku bilang sia-sia kalau MEREKA yang membujuknya, lain cerita kalau AKU yang melakukan tugas penting itu.” Setelahnya ia bergabung dan disambut dengan penuh suka cita oleh Haechan dkk.
Siapapun beritahu Jaemin dimana ada jasa tukar tambah teman!
Singkatnya mereka berhasil membujuk Minjeong untuk mengundang Jeno ke acara pekan seni sekolah mereka. Sekarang yang jadi masalah adalah dia tidak tahu bagaimana mengatakannya pada Jeno.
“Apa aku tidak terkesan sok akrab tiba-tiba mengundangnya seperti itu? Terlebih kita baru bertemu kemarin. Tidakkah aku terkesan mengejar-ngejarnya?”
“Kau berpikiran terlalu jauh. Bukankah kalian sudah setuju untuk berteman? Apa salahnya mengundang teman ke acara sekolah?”
“Tapi tetap saja.”
“Apa yang membuatmu ragu? Kau ingin mengajaknya atau tidak?” pertanyaan Yangyang mengundang delikan dari lima orang lainnya. Yangyang sadar pertanyaannya bisa saja membuat Minjeong berubah pikiran jadi dia buru-buru menutup mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blackthorn (NoMin)
FanfictionSeperti Dahlia Hitam yang kau lemparkan padaku, kuberikan Salvia Merah padanya. Dengan Yarrow di tangan, aku bertanya, "Apa arti Hyacinth kuning yang kau pegang?" Main Cast : - Lee Jeno, Na Jaemin of NCT Dream Other Cast : Member of NCT, Aespa, Str...