08 | punishment

143 22 5
                                    

Pagi yang tenang di rumah Shinyu terasa hangat setelah mereka sarapan bersama nenek. Hanjin dan Shinyu kini bersiap untuk berangkat sekolah, berjalan perlahan melintasi halaman rumah yang sederhana namun penuh kehangatan.

"Hanjin...," panggil nenek dengan suara lembut saat keduanya hampir mencapai gerbang. Hanjin segera menoleh, "Iya, Nek?"

Nenek tersenyum tipis, namun matanya sedikit berkabut oleh emosi. "Kemari lah lain kali, tempat ini selalu menerima kamu dengan senang hati," ucapnya dengan nada sedikit sedih, "Dan tolong jaga cucu nenek, ya?"

Hanjin mendekati nenek, memberikan pelukan hangat. "Aku pasti akan menjaga Shinyu, Nek. Jangan khawatir," katanya dengan tulus, merasakan ikatan yang semakin kuat antara dirinya dan keluarga Shinyu.

Sementara itu, Shinyu yang berdiri tak jauh, melihat pemandangan itu dengan senyum kecil di wajahnya, merasa tenang karena tahu bahwa neneknya menyayangi Hanjin seperti keluarganya sendiri. Setelah itu, mereka pun berpamitan dan melangkah keluar menuju hari yang baru, membawa kehangatan pagi itu dalam hati mereka.

Sekolah berlangsung seperti biasanya, dan suasana di kelas Hanjin mendadak tegang ketika guru meminta semua murid untuk mengumpulkan tugas mereka. Hanjin merogoh tasnya dengan panik, tetapi segera teringat bahwa bukunya tertinggal di rumah, sementara dia tidur di rumah Shinyu semalam.

"Hanjin...kamu tidak mengerjakan tugas?" tanya Bu Guru dengan nada curiga setelah melihat buku-buku yang dikumpulkan.

Dengan wajah penuh penyesalan, Hanjin mengangguk. "Saya sudah menyelesaikannya, Bu, tapi tertinggal di rumah."

Bu Guru, tanpa banyak bicara, menunjuk ke arah pintu kelas. "Keluar dan terima sanksi. Lain kali tinggal saja kepalamu di rumah," ucapnya dengan nada sarkastis.

"Maaf, Bu," Hanjin tersenyum kecil meskipun merasa malu, lalu berjalan keluar kelas.

Di koridor yang sepi, Hanjin berencana untuk kabur dan melihat Shinyu latihan. "Sepertinya lebih baik aku bolos saja," pikirnya.

Namun, saat Hanjin hendak berbelok, tiba-tiba seseorang menarik bajunya dari belakang. "Hei, mau ke mana kamu?" seru seorang siswa yang tampak tegas dan berwibawa.

Hanjin terdiam, lalu siswa itu melirik ke sebelah, memperlihatkan dua sosok yang dikenalinya. "Kamu tidak mengerjakan tugas? Pergi berdiri di sana," perintah siswa itu sambil menunjuk ke dinding.

Hanjin menurut, lalu mendapati bahwa dua orang yang berdiri di sana adalah Jihoon dan Kyungmin.

"Loh?" Hanjin terkejut, "Mengapa kalian di sini?"

Kyungmin hanya cengengesan sementara Jihoon menjawab dengan malas, "Menurutmu kenapa lagi kami di sini?"

"Ya, kami main warnet sampai lupa mengerjakan tugas," jelas Kyungmin dengan nada santai.

Hanjin menggelengkan kepala, merasa heran. "Dasar anak nakal, seharusnya kalian kerjakan tugas dulu."

Namun, sebelum dia bisa melanjutkan, Jihoon langsung menyelanya, "Kalau kami nakal, kamu apa?"

Hanjin terdiam, sementara siswa yang bertanggung jawab atas hukuman ini hanya menghela napas panjang, tampak sudah terbiasa dengan kenakalan mereka. "Dasar...," gumamnya, lalu pergi meninggalkan mereka bertiga di koridor.

Hanjin melihat nama di bet siswa yang baru saja pergi dan tertulis "Joo Young Jae?" di sana.

"Dia selalu menyebalkan," ucap Jihoon dengan nada malas, mengamati kepergian Young Jae.

"Ada apa dengannya?" tanya Hanjin dengan rasa ingin tahu.

"Young Jae tidak suka berteman, dia terlalu serius dalam segala hal," jelas Kyungmin sambil mengangguk, seolah hal itu sudah biasa.

MAKE YOU HAPPY !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang