S | jiniz

135 17 1
                                    

----------

murni bromance ya teman teman....
btw bantu ramein

Di pagi yang cerah itu, matahari memancarkan sinarnya yang hangat, menciptakan bayangan lembut di sepanjang jalan. Youngjae berjalan santai menuju kelasnya, pikirannya sibuk dengan pelajaran hari ini. Namun, langkahnya tiba-tiba melambat ketika pandangannya tertuju pada sesuatu di kejauhan.

Di sana, ia melihat Shinyu yang tampak tergesa-gesa, berlari dengan langkah panjang mengejar bus yang hampir berangkat. Youngjae mengerutkan kening, penasaran apa yang membuat Shinyu begitu terburu-buru. Namun, saat ia melihat Hanjin masih berada di dalam bus, segalanya menjadi masuk akal.

Youngjae menghela napas panjang, menggoyangkan kepalanya sedikit sambil menggumamkan kalimat yang sudah menjadi kebiasaannya, "Dasar menyusahkan," ujarnya dengan nada datar, tapi ada sedikit senyuman di sudut bibirnya. Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas, tahu betul bahwa Shinyu tak akan menyerah begitu saja.

Youngjae tiba di kelasnya, langsung menuju tempat duduknya di sebelah Dohoon. Seperti biasa, Dohoon sudah sibuk memeriksa jadwal harian di buku catatannya, wajahnya serius seperti biasa. Tidak ada yang lebih sibuk dari Dohoon, pikir Youngjae, sedikit tersenyum melihat temannya itu.

"Kamu tau?" seru Youngjae dengan nada menggoda, bersiap-siap duduk.

"Apa?" jawab Dohoon tanpa mengalihkan pandangannya dari jadwalnya.

"Si Hanjin..." Youngjae baru saja mulai, tapi Dohoon langsung menghentikan apa yang sedang dia lakukan dan memandang Youngjae dengan antusias, sesuatu yang jarang terjadi.

"Dasar..." gumam Youngjae pelan, menikmati bagaimana Dohoon tiba-tiba begitu tertarik.

"Apa, woi? Apa?" Dohoon mencoba memaksa Youngjae melanjutkan ceritanya, penasaran.

"Tadi, dia ketinggalan bus, tapi sudah dikejar sama Shinyu..." jelas Youngjae dengan nada malas, seolah kejadian itu tidak terlalu penting.

"Ohh... Shinyu..." Dohoon mengangguk sambil tersenyum tipis, kemudian kembali pada aktivitasnya, kembali ke jadwal harian yang tampaknya tak pernah selesai diperiksa.

Youngjae mengernyitkan alis, sedikit heran dan takjub. "Aku rasa separuh hidupmu itu Hanjin," ucapnya dengan nada sarkastis, mencoba menggodanya.

Dohoon berhenti sejenak, lalu menatap Youngjae dengan ekspresi serius, "Tidak... seluruhnya," tambahnya dengan tenang, membuat Youngjae hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, tak habis pikir dengan jawaban temannya itu.

Hari-hari terus berlalu dengan rutinitas yang tak banyak berubah. Youngjae tetap menjalani harinya seperti biasa datang ke sekolah, mengikuti kelas, dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Setiap pagi, ia berjalan dengan langkah yang pasti menuju kelas, duduk di bangkunya yang biasa, dan tenggelam dalam aktivitas sehari-hari.

Namun, di balik rutinitas itu, ada perasaan yang selalu mengusiknya. Sesuatu yang berbeda, yang mulai ia sadari tapi belum sepenuhnya dipahami. Kadang-kadang, dalam sekejap ketika ia melihat Hanjin, perasaan itu muncul kembali. Tapi seperti biasa, Youngjae hanya mengangkat bahu, mengabaikannya, dan melanjutkan rutinitasnya, berusaha menjaga ritme yang ia kenal dengan baik.

Hidup terus berjalan, namun di balik semuanya, ada getaran halus yang mulai mengubah kesehariannya, meski ia belum sepenuhnya menyadarinya.

Youngjae melangkah perlahan di sepanjang tribun, mendengarkan musik dari earphone-nya. Langit sore mulai memerah, menciptakan suasana tenang yang sejalan dengan ritme langkahnya. Ketika matanya menangkap sosok Dohoon di lapangan, ia berhenti sejenak, ingin memanggilnya.

Namun, melihat Dohoon dan yang lain tampak begitu asyik dalam kebersamaan mereka, Youngjae ragu. Ia merasakan sekelumit keinginan untuk ikut bergabung, tetapi kemudian menahan diri.

MAKE YOU HAPPY !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang