yahh udah mau tamat nih
buat cerita anak tws apa lagi yaa?
komen !!Di pagi hari, suasana rumah sakit terasa tenang dan rutin. Ruangan-ruangan diisi dengan cahaya lembut matahari yang menerobos melalui jendela, menciptakan nuansa yang cerah namun tetap tenang. Suara mesin medis dan langkah kaki perawat yang sibuk menambah keheningan pagi.
Hanjin masuk ke kamar dohoon, wajahnya menunjukkan campuran rasa khawatir dan tekad. Dia sesekali melihat jam di dinding, menunggu dengan harapan dan kecemasan yang mendalam.
Hanjin duduk di samping tempat tidur dohoon, memegang tangan dohoon yang dingin. "Cepatlah sadar, banyak yang ingin aku katakan," ucapnya dengan suara bergetar. "Kamu bilang kamu baik-baik saja, jadi buktikan itu. Aku akan menangkap Davin hari ini," tambahnya dengan tekad yang kuat, menatap dohoon dengan penuh harapan.
ponselnya terletak di tangan dengan jari-jari yang gemetar namun penuh tekad. Ia membuka aplikasi pesan dan mengetik dengan cepat. Pesan yang ia kirimkan pada Davin penuh dengan rasa marah dan ancaman.
0831-3728-6772
"Aku tahu semua yang kamu lakukan brengsek.
Jika kamu masih punya keberanian, temui aku dan selesaikan ini. Aku tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. Jangan lari.""beraninya..."
Dengan ekspresi yang menegaskan tekadnya, Hanjin menekan tombol kirim. Matanya menunjukkan sorot tajam yang mencerminkan tekadnya untuk membalas tindakan Davin dan melindungi teman-temannya. Dia siap untuk menghadapi apapun yang datang setelah ini.
Suasana sekolah dipenuhi oleh semangat dan antusiasme para siswa yang sibuk mempersiapkan Olimpiade yang akan diadakan besok. Waktu terasa begitu cepat berlalu, membuat Hanjin sadar bahwa hari ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memenuhi misinya: membuat Shinyu bahagia.
"Bagaimana ini... aku tidak bisa melihat Shinyu bertanding besok, dan masih ada Davin brengsek itu," gumam Hanjin dengan rasa kesal dan frustasi. Ia merasa terbebani oleh kenyataan bahwa misinya belum tercapai dan ancaman dari Davin masih membayangi.
Berita tentang Dohoon yang terluka tampaknya tertutup oleh gegap gempita persiapan Olimpiade, membuat Hanjin semakin geram. Namun, ia tahu bahwa keadilan untuk Dohoon tidak boleh diabaikan, meskipun saat ini perhatian semua orang tertuju pada acara besar tersebut.
Hanjin merasa terdesak oleh waktu. Ia memandang sekeliling, mencoba memikirkan cara untuk memastikan keselamatan Shinyu tanpa mengekspos diri atau membuat Davin curiga. Ia juga tahu bahwa hari ini mungkin adalah kesempatan terakhirnya untuk membuat Shinyu bahagia dan menyelesaikan misinya di dalam game.
Saat itu, Hanjin sedang berjalan menuju kelas, pikirannya penuh dengan kecemasan tentang Dohoon dan Davin. Suara panggilan Jihoon membuyarkan lamunannya.
"Hanjin," panggil Jihoon, berusaha mengejarnya.
Hanjin hanya menoleh sebentar, tanpa memperlambat langkahnya. "Ayo kita jenguk Dohoon bersama-sama nanti," usul Jihoon dengan nada prihatin. Hanjin mengangguk setuju, menunjukkan bahwa ia juga ingin memastikan keadaan temannya baik-baik saja.
Sambil melanjutkan perjalanan, Hanjin tak bisa menahan amarahnya. "Bagaimana cara menghancurkan si brengsek itu?" keluh Hanjin dengan nada marah dan frustrasi.
Mendengar ucapan Hanjin, Kyungmin yang entah sejak kapan sudah bergabung dengan mereka, langsung menjawab, "Aku rasa akan sulit. Ayahnya memiliki kekuasaan di sekolah ini. Semua orang di sekolah ini tutup mulut tentang apa yang dilakukan Davin," jelas Kyungmin dengan nada getir, menyadari betapa kuatnya pengaruh keluarga Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE YOU HAPPY !!
Teen FictionHanjin, seorang siswa SMA yang merasa hidupnya tidak berarti, mencapai titik terendah dan berniat mengakhiri hidupnya. Namun, saat putus asa, ia dihadapkan pada tawaran misterius untuk memasuki sebuah game simulasi. Dalam game tersebut, Hanjin harus...