07 | together

246 42 6
                                        

Ketiganya berjalan bersama menuju sekolah setelah bersiap-siap tadi pagi. Hanjin berada di tengah-tengah dua teman besarnya, Dohoon dan Shinyu, yang berdiri seperti dua gapura tinggi di sebelahnya.

"Nanti sore kalian ngapain?" tanya Hanjin sambil mendongak untuk memandang kedua temannya.

"Aku rasa tidak ada," jawab Dohoon dengan nada penuh harap, seolah menginginkan sesuatu yang lain.

"Aku pasti akan berlatih karena aku lulus seleksi," jelas Shinyu dengan nada bangga.

"Wah, bagus sekali!" seru Hanjin, antusias. Dia mencoba meraih rambut Shinyu untuk mengelusnya sebagai tanda kasih, dan Shinyu pun sedikit menunduk, tersenyum malu.

"Kalo begitu, Dodo, sebaiknya kita melihat Shinyu latihan nanti sore," saran Hanjin sambil tersenyum lebar, berusaha menyatukan mereka semua.

"Baiklah, itu tidak buruk," jawab Dohoon, menerima ide itu dengan senang hati. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju kelas masing masing.

--------

Waktu berlalu hingga pulang sekolah, dan kini Hanjin serta Dohoon berjalan bersama menuju lapangan lari tempat Shinyu berlatih. Namun, langkah Hanjin tiba-tiba terhenti ketika dia melihat Davin bersama beberapa temannya membawa beberapa siswa ke sebuah gang sempit.

"Dodo, lihat di sana," kata Hanjin sambil menunjuk ke arah gang.

"Itu Davin dan teman-temannya," Dohoon mencoba melihat lebih jelas, menajamkan penglihatannya.

"Mereka membawa beberapa siswa... Mungkin mereka akan mengganggunya," kata Hanjin dengan nada khawatir, merasa ada yang tidak beres.

Dohoon sempat berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan. "Kalo begitu, ayo kita lihat apa yang mereka lakukan. Tetaplah di belakangku," ujarnya dengan tegas, memutuskan untuk tidak membiarkan hal ini berlalu begitu saja.

Dengan sedikit rasa cemas namun tekad yang kuat, keduanya ikut berjalan menuju gang kecil itu, siap menghadapi apa pun yang akan mereka temui di sana.

"Sudah kubilang tidak ada!" teriak Kyung Min tanpa sedikit pun rasa takut, suaranya memantul di antara dinding-dinding gang sempit itu.

Davin, dengan wajah marah, menarik kerah baju Kyung Min dan mendesis, "Hei, sialan, kamu tak masalah mati di sini?"

Namun, sebelum Davin bisa melanjutkan ancamannya, Jihoon yang berdiri di samping Kyung Min ikut campur, mengatakan dengan nada mengejek, "Apa kamu sungguh akan membunuhnya? Kalo begitu lakukan saja, aku sudah lelah berteman dengannya."

"tolong bunuh jihoon dulu" seru kyungmin bercanda

Keduanya Kyung Min dan Jihoon tertawa kecil, tatapan mereka penuh tantangan, seolah sama sekali tidak gentar pada Davin dan gengnya.

"Aish, sial..." Davin menggeram, tangan kanannya terkepal, siap untuk memukul Kyung Min, tetapi gerakannya tertahan saat tiba-tiba Hanjin dan Dohoon muncul di gang itu.

Dohoon menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan nada tenang namun tegas, "Kamu nggak jera juga, Davin?" Davin hanya tertawa sinis, melihat keduanya sebagai ancaman yang remeh.

"Kamu pikir kamu siapa bisa menghentikanku?" Davin menatap tajam ke arah Dohoon, langkahnya semakin mendekat. Melihat situasi yang semakin memanas, Dohoon secara refleks berdiri di depan Hanjin, melindungi temannya yang berada di belakangnya.

"Berhentilah... apa hanya ini yang bisa kalian lakukan?" Hanjin mencoba meredakan ketegangan dengan suaranya yang tenang namun penuh ketulusan.

Namun, ucapan Hanjin justru membuat Davin merasa terinjak harga dirinya, amarahnya meledak. "sial, tutup mulut mu!" Davin mencoba meraih Hanjin namun tangannya ditahan oleh dohoon.

MAKE YOU HAPPY !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang