13 | still alive

114 19 2
                                    

Hanjin terjatuh dari tebing, tubuhnya meluncur turun ke arah air yang berkilauan di bawah sana. Angin menderu di telinganya, sementara bayangan Davin di tebing semakin menjauh. Dalam detik-detik itu, Hanjin merasa seolah waktu berhenti sejenak. Hatinya tenang, tanpa rasa takut.

Bibirnya membentuk senyum tipis di tengah keterpurukan itu. “Aku gagal lagi...,” gumamnya pada dirinya sendiri, mengenang segala kesalahannya.

Tubuh Hanjin menghantam permukaan air dengan keras, bunyinya seperti ledakan kecil yang merobek keheningan malam. Air dingin langsung menyelimuti dirinya, meresap ke dalam setiap pori-porinya. Rasa dingin yang menggigit membuat napasnya tersengal. Air mulai menariknya ke bawah, membawanya menjauh dari permukaan.

Hanjin merasa seluruh tubuhnya semakin berat, seakan diikat dengan beban yang tak terlihat. Perlahan, ia tenggelam ke dalam gelapnya air. namun, senyumnya tetap ada. Meski tenggelam, hatinya kini terasa lebih ringan, seolah semua rasa sakit dan ketakutan telah larut bersama air di sekitarnya.

_______________________________________________________

WELCOME TO HAPPY GAME

Shinyu's happiness : 0%
Shinyu likes you : 79%
distance to shinyu : 7930 m

_______________________________________________________

"maaf shinyu....aku tak bisa membuat mu bahagia..."
hanjin menutup matanya..

_______________________________________________________

HAPPY GAME

GAME OVER

you lost, you will get the punishment now

_

______________________________________________________

Hanjin terbangun dengan tiba-tiba, napasnya terengah-engah. Tubuhnya terasa ringan, berbeda dengan kedinginan dan berat yang ia rasakan di dalam air. Dengan segera, ia memegangi tubuhnya, merasakan detak jantung yang berdenyut kencang. “Itu mimpi? Aku... hidup?” pikirnya, setengah tidak percaya.

Matanya menyapu sekeliling kamar, mencari petunjuk. Semuanya terlihat normal, tidak ada yang berbeda dari kamarnya yang biasanya. Hanjin memutuskan untuk memastikan dengan melihat kalender di meja kecil di samping tempat tidurnya. Tanggal yang tertera membuatnya terkejut, “Sudah tiga hari sejak... kematianku di tebing?”

Rasa kebingungan melanda dirinya. Hanjin segera bangkit dari tempat tidur, rasa penasaran mendesaknya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ia berlari keluar kamar, memanggil dengan penuh harap, "Mama! Papa!" Teriakannya menggema di sepanjang lorong, namun tidak ada jawaban. Rumah itu sunyi, sepi seperti biasanya.

“Bukankah mereka seharusnya sudah pulang?” pikir Hanjin, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai kacau. Hatinya semakin resah saat menyadari keadaan yang aneh ini. Tidak ada tanda-tanda kehadiran orang lain, tidak ada suara apapun. Hanjin merasa seperti orang asing di rumahnya sendiri.

Hatinya mulai berdegup lebih kencang, pertanyaan demi pertanyaan menyerbu pikirannya. "Apa yang terjadi? Apa ini masih dalam permainan?" pikirnya, mencoba mengaitkan kejadian aneh ini dengan sesuatu yang masuk akal. Ingatannya terbang kembali ke saat-saat terakhir di tebing, rasa dingin air yang menariknya ke dasar, dan senyuman yang terukir di wajahnya.

Hanjin berusaha berpikir keras, mencari petunjuk yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. “Apa ini permainan yang lain? Atau aku benar-benar kembali ke kehidupan ku?” gumamnya, suaranya dipenuhi kebingungan. Tanpa sadar, Hanjin mulai menyusuri rumah, mencari tanda-tanda kehidupan atau sesuatu yang bisa membantunya memahami situasi ini.

MAKE YOU HAPPY !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang