Melamar

5K 379 25
                                    

Hari sabtu pagi ini Qiya berada di pasar bersama Ajeng, ibundanya. Keduanya sedang berbelanja untuk kebutuhan warungnya pecel lele milik ibunya. Qiya berkeliling mencari cabai dan tomat untuk membuat sambal.

Warung Pecel Lele Ajeng memang memiliki ciri khas. Mereka menyediakan berbagai macam sambal prasmanan sehingga pengunjung boleh mengambil sendiri sambal yang mereka inginkan. Ada beberapa macam sambal disana, mulai dari sambal matah, sambal terasi, sambal bawang, sambal ijo dan masih banyak lagi. Bahkan terdapat sambal dabu-dabu disana.

"Qi bantu masukin barang ke angkot milik kang Maman ya!" perintah Ajeng

Qiya menurut walaupun ia masih asik memilih cabe sambil membicarakan seorang pemilik toko alat kesehatan yang sedang membutuhkan karyawan. Qiya berpikir ini jalan satu-satunya sambil menunggu state nya diterima kembali oleh dr. Raffa.

Setelah mengantar barang belanjaan sang ibu, Qiya memilih mencari toko alat kesehatan yang memang sedang membutuhkan karyawan. Dengan berbekal bertanya pada warga sekitar, Qiya akhirnya menemukan toko alat kesehatan tersebut.

"Permisi pak" salam Qiya

"Iya? Mau cari apa" tanya laki-laki yang umurnya jauh lebih tua dari Qiya

"Cari lowongan kerja pak. Benar disini sedang membutuhkan penjaga toko?" tanya Qiya

"Wah pencarian anda tepat karena toko saya memang sedang membutuhkan karyawan. Mulai kapan kamu bisa bekerja?" tanya Pak Hutama

"Bapak tidak mau ngetest saya dulu?" tanya Qiya

"Ngga usah saya lagi butuh orang dan ngga mau pilih-pilih! Dari wajah mu juga terlihat kamu anak yang baik" terangnya

"Hahaha bapak bisa aja, saya boleh bekerja mulai besok pak?" tanya Qiya

"Senin aja deh, besok toko tutup neng" terangnya

"Baik pak, saya Saqiya Arthania. Bapak boleh panggil Qiya saja. Saya izin save nomer bapak yang ada di banner luar ya" izinnya

"Silakan Qiya" balasnya










***







Qiya kini tengah berada di warung pecel lele sang ibu. Seperti biasa nya dihari sabtu dan minggu ia akan membantu sang ibunda di warung pecel lele nya.

Dari pukul 2 siang Qiya sudah sibuk menurunkan kursi yang diletakan diatas meja. Ia juga membersihkan meja dan etalase penyimpanan makanan. Qiya memang bisa dibilang anak yang rajin dan pandai sehingga banyak yang menyukainya.

Pukul 4 sore sang ibu datang dengan makanan yang sudah di ungkep atau dibumbuin sehingga nanti tinggal goreng. Ada juga ikan yang diletakan dalam panci yang tertutup dan sudah diberi bumbu pula. Sudah ada 2 pelanggan yang menunggu dan sedang duduk sambil memilih menu. Qiya berjalan menuju sana untuk menanyakan pesanan dua pelanggan tersebut.

"Permisi mba mau pesen apa?" tanya Qiya ramah

"2 lele bakar, 2 nasi uduk, dan 2 es teh manis" terang pelanggan tersebut

"Baik mba ada lagi?" tanya Qiya ceria

"Tidak ada mba" balasnya

"Untuk sambalnya silakan ambil disana ya mba. Diharapkan mengambil secukupnya ya mba" terang Qiya

Setelahnya Qiya membawa kertas untuk diberikan ke pegawai sang ibu dan pesanan nya akan dibuatkan.

Malam minggu tentu akan ramai. Qiya sibuk dengan beberapa pelanggan. Ia menghampiri salah satu pelanggan yang baru saja tiba disana dan sedang duduk. Dua pria yang Qiya kenali.

"Selamat malam dr. Raffa dan dr. Petter. Mau pesan apa?" tanya Qiya

"Lho kamu? Ngapain disini?" tanya Raffa

"Saya ngikutin dr. Raffa agar state saya di acc" terang Qiya

"Udah gila ya kamu?" tanya Raffa

"Jadi ini mahasiswi yang lo usir? Parah si lo Raff!" terang Petter

"Iya kan dok masa cewe cantik kaya saya diusir?" terang Qiya

"Kamu berani sama saya?" tanya Raffa

"Berani karena ini diluar rumah sakit hehehe" balas Qiya

"Wakakakak pinter bener-bener pinter" ujar Petter memuji Qiya

"Nah kan dok saya pinter! Masa dr. Raffa ngga mau terima saya di state dokter lagi?" ujar Qiya

"Udah Qiy, kamu di state saya aja nanti tukeran sama Risma" terang Petter

"Lo ga lagi gila kan ter?" tanya Raffa

"Masa gila si dok? Kalau gila di RSJ bukan jadi dokter!" celetuk Qiya

"Wkwkwkkw udah-udah! Besok senin kamu temuin saya aja ya. Sorean deh!" terang Petter

"Beneran dok?" tanya Qiya

"Iya, tapi saya laper sekarang mau pesan" terang Petter

"Oiya iya dok mau pesan apa?" tanya Qiya

Qiya beres mencatat seluruh makanan para dosen nya lalu ia sibuk melayani pesanan yang lain. Sedangkan Raffa dan Petter memilih makan dengan tenang dan melahap semua pesanannya. Setelah makan mereka harus buru-buru kembali ke Rumah Sakit karena ada beberapa pekerjaan.

"Jadi berapa bu?" tanya Raffa

"Lho ini dokter yang dirumah sakit dosennya Qiya kan?" tanya Ajeng

"Ibundanya Qiya ya?" tanya Raffa

"Betul dok" terang Ajeng

"Ibu yang warung ini bu?" tanya Raffa

"Betul dok, karena saya yang punya warung jadi buat dokter dan temannya gratis saja. Titip ajari ia sampai jadi dokter sungguhan ya dok. Itu mimpi almarhum ayahnya Qiya" terang Ajeng yang begitu menyentuh

Siapapun yang berada disana akan merasa kan pilu termasuk Raffa yang hatinya keras. Kini dirinya justru kasihan pada Qiya. Gadis yang ceria itu ternyata luka dan tanggung jawabnya cukup berat.





***



Kira-kira Raffa mau nerima Qiya di statenya lagi ga ya? Harusnya si ia hehe

Bangsal Terakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang