Imunisasi

3.2K 325 9
                                    

Kamis ini jadwalnya Lani melakukan imunisasi. Qiya memilih praktek agak siang karena ingin menemani Lani imunisasi di Posyandu. Qiya menuju posyandu dengan berjalan kaki bersama Zilla dan Bian. Bian dan Lani akan melakukan imunisasi pula.

"Bubububu" oceh Bian sepanjang jalan menuju posyandu

"Iya apa abang? Abang mau apa?" Tanya Zilla

"Bububububu" lagi. Ocehan itu terdengar sepanjang perjalanan menuju posyandu.

Hari ini Lani akan imuniasasi Polio 1 untuk bayi satu bulan. Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit polio yang sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Sedangkan Bian akan menerima imunisasi Campak/MR yang bertujuan untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Campak adalah penyakit menular dan menyebabkan demam tinggi dan ruam serta dapat berujung pada kebutaan, ensefalitis, hingga kematian. Sementara rubella adalah infeksi virus yang bisa berdampak ringan pada anak, tetapi berakibat fatal bagi ibu hamil. Vaksin Campak/MR biasanya diberikan pada balita berusia 9 bulan.

"Siapin paracetamol, Zill" usul Qiya pada Zilla

"Aman bu dokter" balas Zilla

Setelah imunisasi anak-anak mereka, keduanya memilih untuk melimpir pada salah satu warung yang menjual makanan pedas namun menggiurkan. Qiya dan Zilla memilih membungkus makanan yang mereka pesan dan makan di rumah saja karena Qiya harus berangkat kerja.

Qiya memesan mie pedas dengan baso pedas pula. Sedangkn Zilla memilih membungkus pangsit kuah yang tak terlalu pedas karena masih proses menyapih Bian setelah perjalanan ASI ekslusifnya.

Pesanan mereka sudah di jinjing. Matahari sudah semakin tegak berdiri beruntungnya mereka membawa payung. Bian dan Lani juga tertidur dalam gendongan ibu masing-masing. Setelahnya mereka berpencar karena rumah keduanya berbeda gang. Tak jauh hanya satu gang.

Qiya sampai rumah dan bertemu dengan sang asisten rumah tangga yang sedang menyapu setelah mencuci pakaian.

"Bu, aku titip Lani ya. Aku udah siapin obat di kamar nya Lani ada keterangannya juga karena takut panas badannya. Tapi kalo nanti Lani rewel telphone aku aja ya bu" terang Qiya yang harus segera pamit

"Iya bu. Sini anak cantik" ucap Sumi, asisten rumah tangga di rumah Raffa dan Qiya

"Saya pamit ya bu" pamit Qiya pada Sumi.

Qiya tepat waktu. Pasien sudah berdatangan dan mengantri. Ia harus bekerja lebih keras hari ini karena sudah kesiangan. Qiya bersiap di dalam ruangan miliknya, walaupun sedikit panik tapi ia tetap berusaha terlihat tenang. Ia tarik nafas panjang dan ia hembuskan dengan perlahan-lahan.

Pasien masuk silih berganti dengan keluhan yang berbeda namun hampir mirip. Kebanyakan mengeluh demam, batuk dan sakit tenggorokan. Tapi ada juga yang datang dengan kondisi yang sudah cukup parah. Tubuhnya lemas, berkeringat, demam tinggi, dan ruam kemerahan. Dari ciri tersebut mungkin saja DBD namun perlu melakukan pengecekan lab agar dapat di ketahui jelas. Lalu setelahnya pula ada pasien yang datang dengan kondisi lemas karena dehidrasi akibat diare. Frekuensi buang air besarnya bahkan mencapai 8x sehari. Pengecekan lab dilakukan. Cairan infus segera dipasang.

Sibuk dengan pasien Qiya sampai mengabaikan ponselnya yang sedari tadi berdering. Ponselnya memang dalam kondisi silent sehingga Qiya tak menyadari handphone nya berdering. Panggilan masuk dari Raffa begitu banyak namun tak ada sedikitpun pesan yang Raffa kirimkan padanya. Qiya dengan segera mendial kembali nomor Raffa. Panggilan itu dengan cepat raffa angkat.

Qiya : Kenapa mas?

Raffa : Kamu kemana aja? Kenapa di telphone engga diangkat? Lani imunisasinya gimana?

Bangsal Terakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang