Terungkap

3.3K 341 19
                                    

Terlihat Satya yang sudah babak belur dan beberapa orang lainnya tersenyum puas. Ibunda Qiya sudah berderai. Qiya yang melihat sang ibunda pun ikut meluruhkan air mata lalu memeluk sang ibunda lekat. Raffa hanya bisa mengelus punggung sang istri yang sedang memeluk ibunya. Setelah dekapannya terlepas Qiya menghampiri Satya yang sudah terlihat sangat parah.

"Abang, Qiya yang akan urus semuanya. Qiya ikhlas abang pergi" terang Qiya lalu memeluk Satya. Setelah itu, Ajeng mengikuti jejak Qiya untuk menghampiri Satya.

"Ibu juga ikhlas bang. Pergilah" terangnya pada Satya.

Memang tak ada yang bisa mengetahui perihal umur manusia. Satya berpulang karena ulahnya sendiri. Ia menghembuskan nafas terakhirnya karena di pukuli habis-habisan oleh keuarga perempuan yang selama ini menjadi korban pemerkosaan.

Betul. Satya, kaka dari Qiya melakukan tindakan tidak pantas pada wanita yang bernama Silvi. Silvi merupakan teman satu kampus Satya. Saat itu Satya baru pulang pukul 8 malam, padahal ia masuk pagi dan seharusnya pulang jam 3 sore namun karena ada beberapa pekerjaan ia harus lembur sampai pukul 8 malam.

Satya tidak benar-benar pulang. Ia memilih menuju kontrakan yang di isi oleh teman-temannya. Maklum saja mereka merupakan mahasiswi semester akhir. Satya sedang berkumpul dengan tawa merekah. Setelahnya handphone nya berdering nyaring. Ia pikir itu adalah sang ibunda namun nyatanya dari nomer yang Satya kenali ia tak berniat mengangkatnya dan memilih mengabaikannya.

Dering telphone itu kembali nyaring terdengar. Teman-temannya mulai merasa terganggu dan meminta Satya mengangkat panggilan tersebut. Mau tak mau Satya mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, ini siapa?" Tanya Satya dengan nada malas

"...."

"Lho ko bisa Sil? Yaudah gua kesana ya!" Ucap Satya panik lalu ia segera pergi dari kontrakan yang di isi teman-temannya. Menyisakan teman-temannya yang bingung karena kepergian Satya yang mendadak

Satya sebenarnya menuju ke apartment milik Silvi. Silvi menyampaikan jika ia di jambret oleh seseorang. Laptop yang berisikan tugas keduanya hilang oleh karena itu Satya segera menghampiri Silvi .

Apartment berjenis studio itu terlihat cukup berantakan saat Satya diizinkan masuk. Silvi bilang ia sedang mencari flashdisk backup dari tugasnya.

"Lo duduk dulu aja ya, gue masih cari. Gue siapin lo minum tuh" ujar Silvi.

Bak sinetron, Silvi memang sudah menaruh campuran obat perangsang di dalamnya. Silvi memang menyukai Satya sedari awal mengenalnya pada saat ospek. Hanya saja Satya tak pernah menggubrisnya. Sehingga Silvi dengan tega melakukan hal tersebut.

Satya memang haus sehingga ia menenggak minuman itu hingga tandas. 5 menit sudah terdapat sinyal dari tubuh Satya yang meminta pelepasan. Satya seperti kehausan dan mengharpkan air. Sedangkan Silvi bak air minum bagi Satya. Permainan itu terjadi.

Satu bulan setelah kejadian itu Satya dikabarkan oleh Silvi bahwa ia hamil. Namun keduanya memilih menyembunyikan semuanya. Silvi pun merupakan anak rantau karena orang tuanya berada di Surabaya.

9 bulan berlalu cepat. Anak perempuan itu akan lahir. Keduanya belum sama-sama terjalin dalam ikatan suci pernikahan dan masih sama-sama menutupi fakta yang sebenarnya pada orang tua mereka.

Namun hari sial selalu ada walaupun tak terlihat di kalender. Hari ini kedua orang tua Silvi datang mendatangi apartment putrinya karena Silvi mengatakan tak bisa pulang pada semester ini.

"Silvi?" Pekik sang ayah. Satya yang tengah menunduk saat berusaha memakaian Silvi sendal karena mereka akan segera ke rumah sakit. Hari itu memang jadwalnya Silvi untuk dilakukan tindakan operasi sc.

Jangan berharap akan adanya pertengkaran karena ayah Silvi memilih untuk menyelamatkan anaknya yang mulai terlihat pucat pasi.

Di depan ruang operasi Ayah dan Ibu Silvi ikut menemani Satya. Tak lama abang Silvi datang. Satya yang sedang merasa tegang harus memberikan keterangan pada keluarga Silvi awal mula kejadian. Satya menerangkan semua mulai dari Silvi menyuruhnya datang, lalu minuman Satya yang diberikan obat perangsang oleh Silvi hingga Silvi akhirnya mengandung anak Satya. Ekspresi keluarga Silvi berubah malu, walau amarah masih terlihat jelas dari raut wajah abang Silvi.

Satu jam berjalan cepat, dokter kandungan keluar dari ruang operasi dengan wajah yang terlihat masam. Keluarga bersiap menerima kenyataan pahit.

"Gimana anak saya dok?" Tanya Ayah Silvi

Kabar duka menghampiri keluarga. Silvi meninggalkan dunia karena mengalami pendarahan, namun kabar baiknya anaknya selamat dalam tindakan kali ini. Abang Silvi memilih menarik kerah Satya dan mengarahkan Satya ke dalam mobil miliknya.

"Arahin kemana rumah lo!" Perintah abang Silvi. Satya menurut dan mengarahkan menuju ke rumahnya.

Sesampainya disana abang Silvi hendak mencari orang tua Satya dan memberitahukan keadaan yang sesungguhnya.

Tuhan memang telah menakdirkan jalan yang paling tepat bagi manusianya. Bak bangkai yang selama ini Satya tutup rapat dan akhirnya tercium pula. Bangkai yang selama ini Satya simpan akhirnya dapat tercium oleh sang ibu bahkan baunya tak dapat di hindari lagi.

Abang Silvi yang sedari tadi sudah menahan amarahnya sekuat mungkin, perlahan-lahan meledak lalu dengan tangan yang sudah dikepal ia dengan segera menyambar tubuh Satya. Satya tak melakukan pembelaan saat tubuhnya di pukuli habis-habisan.

Ajeng, ibu dari Satya hanya diam. Selain ia kaget, dirinya pun memilih untuk membiarkan semua itu karena merasakan emosi yang sama dengan abang Silvi.

Amarah abang Silvi sudah mereda. Keadaan Satya saat itu cukup parah namun Satya masih sadar dan Ajeng berusaha untuk membantunya duduk di sofa. Ajeng pamit ke belakang mengambil obat-obatan sekaligus menghubungi Qiya.

Saat Qiya dalam perjalanan menuju rumah Ajeng. Satya kembali mendapatkan pukulan keras dari ayah Silvi. Ajeng bahkan sudah memohon agar tak memukul Satya lagi. Namun emosi ayah Silvi lebih terlihat berbahaya jika di tahan oleh Ajeng.

"Nyawa harus dibayar nyawa" Terang ayah Silvi.

Satya berpulang bersama Silvi. Lalu anak mereka? Anak mereka akan menjadi anak Raffa dan Qiya karena orang tua Silvi menganggap jika anak tersebut adalah anak haram.

Bayi berjenis kelamin perempuan yang bahkan belum sempat Satya adzanin itu akhirnya di adzanin oleh Raffa. Air mata menguasai diri Raffa. Entah mengapa rasanya Raffa seperti memiliki ikatan batin setelah melihat bayi cantik tersebut.

Selamat datang di keluarga Raffa dan Qiya "Alaniya Sabikara Qirani".





***

Selamat membaca geng, maaf aku jarang update ya. Semoga masih setia menunggu❤❤❤

Bangsal Terakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang