31

2.3K 323 38
                                    

⚠️🔞⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!


















Shani dibawa ke sebuah rumah. Sejak tadi sang boss besar terus menghubungi mereka, menanyakan apa misi mereka berhasil atau tidak. Dua curut pun dengan segera membawa Shani yang masih belum sadarkan diri ke hadapan boss nya.

Di sebuah ruangan yang cukup temaram hanya diterangi satu lampu saja ditengah, berbagai minuman terpajang dalam lemari disisi kanan dan kiri ruangan tersebut.
Seorang laki-laki tengah santai bertumpang kaki ke atas meja. Dengan sebatang rokok ditangannya. Menunggu kedatangan seseorang yang akan membuatnya bahagia malam ini. Ruangan tersebut cukup pekat dengan asap hasil hisapan rokoknya.

"Boss!" Ucap si hoodie hitam.

"Mana?" Tanyanya datar.

Si plontos masuk dengan Shani dalam gendongannya.

"Taro!" Ucap pria tersebut, dagunya sedikit terangkat menunjuk ke arah tempat tidur. Shani pun dibaringkan di tempat tidur.

"Kerja bagus!!!" Ucapnya sambil melemparkan satu amplop tebal ke hadapan si hoodie hitam.

"Makasih bos, kalo bos perlu kita tinggal telpon."
Si plontos hanya terdiam melihat begitu tebalnya amplop yang ada di tangan temannya.

"Hm, pergi!" Ucapnya.
Kedua curut pun keluar dari ruangan tersebut.

"Shaan... Shan...." Pria tersebut bangkit dari duduknya lalu mendekati Shani. Sejenak dia matikan rokok yang masih tersisa setengah. Perlahan dia duduk disamping Shani, dia tatap gadis cantik itu lamat-lamat dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

"Gak semudah itu Lo lari dari gue, ini kan yang Lo mau? Gue akan penuhi keinginan Lo. Tapi sorry ini bukan di hotel kaya apa yang gue bilang dulu. Ngapain kita kesana, kalo disini juga kita bisa saling membahagiakan satu sama lain." Ucap Anrez, ya orang yang melakukan semua itu adalah Anrez. Dia masih memiliki dendam pada Shani, karena Keenan membatalkan perjodohannya. Anrez lebih ke penasaran dengan Shani bukan karena dia benar-benar cinta.

"Lo siap Shan?" Tangan Anrez terus meraba wajah dan tangan Shani.

"Gue gak akan sia-siakan kesempatan ini. Gue belum puas sebelum gue bisa menikmati apa yang ada di diri Lo. Ya, gue emang brengsek persis kaya apa yang Lo bilang waktu itu. Lo yang udah bikin gue malu didepan semua orang. Dan sekarang giliran gue yang bikin Lo malu, bukan cuman lo doang tapi keluarga Lo." Ucap Anrez.
Perlahan mata Shani terbuka.

"Awsshhh... Sakit banget..." Ringis Shani memegang kepalanya.

"Sakit?"

Shani terperanjak saat melihat siapa yang ada dihadapannya.

"Anrez??? Kamu ngapa... Aku dimana???" Tanya Shani panik, dia melihat ke sekitar ruangan yang sangat asing baginya.

"Welcome to my world Shan..." Ucap Anrez sambil membuka tangannya lebar.

"Aku mau pergi dari sini!" Shani segera turun dari tempat tidur menuju pintu, namun sial pintu itu terkunci.

"Silahkan coba saja kalo Lo bisa bukannya."

"Anrez biarin aku pergi dari sini, kamu mau apa? Kamu??? Kamu yang nyuruh mereka bawa aku???"

"Hahaha, kalo iya Lo mau apa hah?" Ucap Anrez, kini dia mulai mendekati Shani yang terpojok di pintu.

"Kamu mau ngapain Rez?" Tanya Shani semakin panik, karena sekarang wajah Anrez sangat menyeramkan baginya seperti singa yang akan menerkam mangsanya.

"Ayolah, Lo jangan munafik Shan. Lo juga sebenarnya mau kan?"

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang