Typo🙏
Happy Reading...!!!Gita baru saja sampai dirumah, ia merasa heran kenapa rumahnya nampak sangat sepi. Setelah melepaskan sepatunya, ia lalu beranjak ke ruang main Chika yang menyatu dengan ruang keluarga. Namun sang keponakan tidak ada disana. Padahal ia sudah semangat akan bermain bersama saat pulang sekolah ini. Bahkan ia telah membeli beberapa mainan untuk Chika, apalagi kalau bukan Lego. Karena tidak mendapati Chika disana, ia melangkahkan kakinya menuju lantai atas mungkin Chika ada di kamarnya. Gita pun membuka kamar Chika perlahan, kamar itu nampak kosong tidak ada siapapun disana.
"Kamu kemana dek? Onty udah bawa mainan buat kamu." Gumamnya lalu kembali menutup pintu kamar Chika.
"Udah pulang?" Tanya Ve yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.
"Udah mi," Gita mencium tangan Ve.
"Chika kemana?" Tanya Gita.
"Tadi Abang kamu kabarin mami kalo Chika ke rumah Shani. Dia gak mau sekolah, rewel katanya."
"Yaah... Padahal adek mau main sama dia. Nih liat Mi, adek udah beliin mainan. Niatnya mau main bareng." Lirih Gita sambil menatap paper bag berisi lego yang ada ditangannya.
"Jangan sedih gitu dong, nanti kan Chika kesini lagi. Katanya Abang mau jemput dia kalo pulang kerja." Ucap Ve.
"Mm... Adek ke kamar dulu mi."
"Iya, ganti baju. Abis itu makan, mami tunggu di bawah ya." Ucap Ve sambil merapikan rambut Gita yang terlihat berantakan.
"Iya mi." Gita pun berlalu masuk ke kamarnya. Lebih dulu ia menyimpan barang bawaan serta tas sekolahnya di meja. Sejenak ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Entah kenapa rasanya ia sangat lelah sekali. Biasanya kalau sedang seperti ini, hanya bermain dengan Chika apa yang ia rasakan semuanya akan hilang. Sesekali ia memejamkan matanya membiarkan tubuhnya rileks.
"Tunggu, tunggu!!!" Gita seketika bangun dari tidurnya, setelah satu hal terlintas dalam pikirannya.
"Kalo Chika ke rumah Kak Shani, otomatis dia ketemu sama si Jinan dong???" Tanyanya pada diri sendiri.
"Gimana kalo Chika jadi deket sama Jinan dan menjauh dari gue???Ini gak bisa dibiarin, gue harus ngelakuin sesuatu. Jangan sampe ponakan gue yang lucu, yang imut, sekaligus mood booster gue direbut sama tu orang!" Gumam Gita lagi, hatinya seolah terbakar saat membayangkan Jinan dan Chika bermain bersama.
"Gak, gak, gak!!!" Ucapnya sambil menggelengkan kepala beberapa kali menepis pikiran yang ada. Dengan cepat ia mengeluarkan ponsel yang ada didalam tas dan menghubungi seseorang.
"Halo,"
"Kenapa? Tumben nelpon Abang?" Gita menghubungi Cio.
"Abang lagi sibuk? Adek ganggu gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama [Greshan]
RomanceKehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.