Typo 🙏
Happy Reading...!!!Suasana yang begitu sejuk berpayung awan mendung. Veranda duduk di taman belakang rumah. Sambil memperhatikan Chika yang sedang bermain ayunan dengan Gita. Gadis kecil itu nampak ceria sekali, saat Gita mendorong ayunannya. Senyum kecil pun mengulum dari sudut bibir Veranda.
"Lagi onty yang kenceng...!!!"teriak Chika.
"Woosshhh... woosshhh..."Gita mendorong sedikit kuat.
"Yeeeaayy!"teriak Chika antusias.
"Udah ah dek, onty capek!"lanjut Gita melepaskan pegangannya dari ayunan.
"Yaahhh onty, kan belum lama. Masih seru tau!!!"rengek Chika.
Gita pun tidak tega melihat ekspresi Chika yang kecewa.
"Ya udah, tapi 5 menit aja ya abis itu udah.""Otte!!!"balas Chika menunjukkan kedua jempolnya.
Kembali lagi ke Veranda....
"Nin, kamu pasti bahagia liat Chika udah sebesar itu. Mami takut, kalo Shani..."Veranda menjeda ucapannya sesaat. "Ikut kamu juga, apa yang akan terjadi sama keluarga ini? Mami..."Veranda tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya. Dadanya terasa sesak. Ia menutup wajahnya, membuang semua pikiran buruk yang terlintas di benaknya.
"Mi..."panggil Gita lalu duduk di samping Ve. "Mami kenapa?"tanyanya sambil menyentuh bahu Ve yang terlihat naik turun.
"Mami gak apa-apa."jawabnya sambil menoleh.
"Kak Shani?"tebak Gita menatap sendu Ve. Sang mami hanya menghela napas berat. Jelas tergambar rasa khawatir dari raut wajah wanita paruh baya itu.
"Perasaan mami gak enak, Dek. Dari tadi pagi. Mami kepikiran Shani, mami pengen ke rumah sakit tapi Chika gimana. Mami gak mungkin ninggalin dia sama kamu."Gita mengusap punggung tangan Ve. Memberikan ketenangan disana.
"Apalagi adek mi, adek pengen banget liat Kak Shani."lirih Gita, sambil melihat Chika yang masih asik bermain. "Semoga Kak Shani cepet siuman."
"Aamiin..."
"Omaa!!!"panggil Chika yang berlari ke arah Ve dan juga Gita.
"Pelan-pelan dek!"seru Gita.
"Udah mainnya?"tanya Ve, sambil mengusap dahi Chika yang berkeringat.
"Mmm... Belum... Aus."
"Cucu Oma aus???"tanya Ve dibalas anggukan Chika. "Botol minumnya mana dek?"tanya Ve pada Gita.
"Yaah lupa gak di bawa mi. Mending kita masuk aja yu, udahan mainnya."
"Ya udah deh,"jawab Chika lesu. "Gendong,"Chika membuka tangannya lebar pada Ve.
"Aduh, Oma gak kuat. Kamu udah berat sayang, pinggang Oma juga lagi sakit."
"Sini onty gendong aja, kasian Oma."ucap Gita menawarkan diri.
"Gak! Maunya sama Oma! Huwaaaaaaa..."
"Loh ko malah nangis sih? Kamu gendong aja dek, gak bakalan ngerti dia."pinta Ve pada Gita. Dengan cepat Gita mengangkat tubuh Chika. Namun terus berontak dalam gendongan Gita.
"Huwaaaaaaa maamaaa... Chika mau mamaaaaaa gak mau sama onty sama omaaaa!!!"teriak dalam tangisnya. Membuat Ve dan Gita saling bertatapan, pilu.
"Mamaaa... Huwaaaaaaa..."
Tangis Chika tidak berhenti sampai dikamarnya. Sepertinya kali ini ia ingin Shani berada disampingnya. Gita mendudukkan Chika di tempat tidur.
"Dek, udah dong nangisnya."ucap Gita sembari mengusap airmata Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama [Greshan]
RomanceKehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.