Typo🙏
Happy Reading...!!!Shani dan juga Chika kini berada dikamar. Sungguh ia tidak habis pikir dengan kedua adiknya itu, sampai kapan mereka akan terus membuatnya naik darah. Setelah apa yang mereka lakukan tempo hari dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, tapi hari ini ternyata mereka melakukan hal sama lagi. Mungkin dengan cara membiarkan mereka bersama dalam satu ruangan, akan membuat hubungan mereka menjadi lebih baik lagi.
"Mama," panggil Chika. Yang sama-sama bersandar di headboard dengan Shani. Perlahan Chika mendekat pada Shani, lalu tenggelam dalam dekapannya.
"Iya kenapa?" Tanya Shani sambil mengusap punggung Chika.
"Papa kapan pulang?"
"Mau telpon papa?" Tanya Shani, dibalas gelengan kepala Chika.
"Tadi nanyain papa, kita telpon ya,"
"Nggak maa, cuman nanya aja. Nanti kalo papa pulang, kakak gak mau ikut pulang sama papa. Mau bobo disini aja sama mama." Lirih Chika, menatap sendu Shani sambil mendongakkan kepalanya.
"Nanti papa kasian loh kak, gak bisa bobo lagi karena gak ada kamu." Ucap Shani sekilas mencium hidung mancung milik Chika.
"Tapi Kakak mau sama mama, kenapa kita gak bobo sama-sama aja sih maa? Mama, papa, kakak." Chika menjeda ucapannya sesaat. "Oh iya sama adek juga," Shani seketika terkekeh saat mendengar perkataan Chika. Rupanya Chika sangat ingin menjadi seorang kakak, sampai-sampai berkata demikian.
"Sayang, nanti beberapa hari lagi kita bisa ko kaya apa yang tadi Kakak bilang. Sekarang kakak sabar aja dulu ya. Mama sama papa harus nikah dulu, baru bisa tidur sama-sama." Jelas Shani, dengan sabar ia memberikan pengertian pada Chika.
"Nikah?" Tanyanya polos.
"Iya sayang, kan papa sama mama Anin juga nikah dulu baru bisa sama-sama." Seketika Chika mengangguk samar dan kembali memeluk Shani.
"Maa..."
"Iya apa sayang?" Tanya Shani.
"Mama gak akan ninggalin kakak sama kaya Mama Anin kan?" Ucap Chika balik bertanya. Shani kembali dibuat bingung dengan Chika yang belakangan ini selalu berkata demikian, dan Shani pun berapa kali harus menjelaskan hal yang sama pada gadis kecil itu.
"Sayang, liat mama nak," Shani mengangkat dagu Chika agar menatapnya. "Mama janji, mama akan selalu ada buat kamu Kak. Mama gak akan pernah ninggalin kamu. Mama selalu berharap bisa terus sama kalian, mama rasanya gak bisa hidup tanpa kalian berdua." Imbuhnya.
"Janji?" Chika mengulurkan jari kelingkingnya lalu ia kaitkan dengan jari kelingking milik Shani.
"Mama janji sayang." Jawab Shani, Chika kembali masuk kedalam pelukannya.
"Maa, kakak mau ke pantai. Mau liat sunset..." Cicitnya dalam pelukan Shani.
"Boleh sayang, nanti kita pergi bertiga sama papa ya." Jawab Shani, sudah lama juga ia tidak pergi ke pantai. Mungkin ini saat yang tepat untuk mereka berlibur. Shani akan membicarakan hal ini dengan Cio, setelah pernikahan mereka dilangsungkan.
"Bener ya maa???"
"Iya sayang, nanti kita pergi sama-sama ya." Jawab Shani.
"Kenapa harus nanti sih maa... Kakak maunya besok." Rengek Chika.
"Nanti ya sayang, papa sama mama lagi sibuk. Kalo kerjaannya udah selesai baru kita pergi ke pantai." Ujar Shani, ia tidak mungkin menjelaskan keriwehan yang akan ia dan Cio hadapi untuk pernikahannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama [Greshan]
RomanceKehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.