53

3.1K 337 17
                                    

Typo🙏
Happy Reading...!!!














Saat menuju ruang tamu, Gita sudah menunduk dan berlindung dibelakang Shani.

"Loh dek? Kamu ngapain disini? Abang udah larang kan kamu jemput Chika?" Tanya Cio saat melihat adiknya itu.

"Kamu tenang dulu mas," Ucap Shani yang kini ikut duduk disamping Cio, yang sejak tadi hanya sendiri. Keenan kembali ke kamarnya setelah berbicara soal pernikahan Shani dan juga Cio. Kedua gadis remaja itu ikut duduk, bahkan sekarang mereka duduk berdampingan. Cio yang melihat hal itu terus mengernyit heran, sebenarnya apa yang terjadi. Jinan? Gita? Mereka terlihat baik-baik saja, tidak seperti sebelumnya.

"Wow, ini sungguh sangat mengherankan!" Ucap Cio.

"Ck apaan sih Bang!" Ucap Gita.

"Ya inilah hasilnya, tadi mereka aku kurung di ruang mainnya Chika." Ujar Shani, seraya menatap keduanya.

"Kenapa?" Tanya Cio penasaran.

"Tadi tuh...." Shani menceritakan bagaimana awal mulanya ia mengunci mereka berdua. Cio hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Abang kan udah bilang, biar Abang aja yang jemput Chika. Kamu ini gimana sih?" Omel Cio.

Tuk!!!

Suara jitakan tangan Cio mendarat di kepala Gita.

"Sakit issshh!!" Ringis Gita sambil mengusap kepalanya.

"Rasain! Ngeyel banget sih jadi adek."

"Mas apa-apaan sih, kasian Gita." Tegur Shani. Sementara Jinan hanya menahan senyumnya saja,  ada sedikit rasa senang dalam dirinya melihat Gita yang seperti itu.

"Kamu pasti bohong kan sama mami?" Tanya Cio. Ia sudah tau kalau sang mami pun pasti satu pemikiran dengannya. Yang tidak akan semudah itu mengijinkan Gita pergi.

"Maaf..." Lirih Gita, dengan menundukkan kepalanya.

"Tuh kan sayang, gimana gak ngeselin coba? Punya adek gak bisa banget dibilangin." Gerutu Cio pada Shani.

"Udah, udah... Yang penting kan semuanya sekarang udah membaik mas. Adik-adik kita udah akur, kamu gak seneng?"

"Seneng sih, cuman tetep aja aku kesel dia bohong sama mami." Ujar Cio.

"Lagian, adek cuman mau ikut doang. Gak boleh!" Ucap Gita membela diri.

"Abang tau kalo kamu kesini pasti bakalan ketemu sama Jinan, dan akhirnya apa? Pasti kalian berantem lagi."

"Udah mas!"

"Maaf Kak Cio, tapi mulai sekarang itu kayaknya gak bakal terjadi lagi. Kita berdua udah bener-bener baikan ko, kakak tenang aja." Ucap Jinan.
(Tapi gak janji) lanjutnya dalam hati.

"Syukurlah, semoga kalian tetap akur. Abang lega dengernya..."
Ucap Cio yang kemudian menaruh paper bag yang ia bawa ke atas meja. Dan perlahan ia mengeluarkan isinya. Dari luar saja mereka semua bisa menebak apa isi didalamnya.




 Dari luar saja mereka semua bisa menebak apa isi didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bersama [Greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang