60

2.3K 282 72
                                    

Typo 🙏
Happy Reading...!!!










Yang pertama kali mereka lihat adalah dua orang pria dengan menggunakan jaket kulit hitam, dan celana panjang dengan warna yang senada. Suami istri itu masih terdiam, mengamati pria yang ada dihadapan mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki yang  sepertinya mencurigakan. Mereka sama sekali tidak mengenalinya.

"Selamat malam,"sapa seorang pria.

"Malam."jawab Keenan.

"Apa benar ini kediaman Shani Intan Baskara?"tanya seorang pria dengan kacamata hitam yang bertengger di kepalanya.

"I iya, dia anak saya. Kenapa ya pak?"tanya Keenan. Sementara Imel, mencengkeram kuat lengan kiri Keenan. Sebagai seorang ibu rasa takut itu mulai menyelimuti. Apa sebenarnya tujuan pria itu datang bertamu malam-malam ke rumahnya dan menanyakan Shani.

"Kami dari pihak kepolisian."ucapnya sambil menunjukkan kartu identitasnya.

"Sebenarnya ini ada apa pak? Kenapa bapak mencari anak kami?"tanya Imel panik.

Kedua pria itu saling bertatapan, satu diantara mereka mengangguk membiarkan temannya berbicara. "Kami ingin mengabarkan kalau anak bapak dan ibu mengalami kecelakaan."jelas pria tersebut.

"APA? APA MAKSUD ANDA?" tanya Keenan dengan sedikit menaikkan nada suaranya. "Jelas-jelas anak saya ada dirumah, baru saja datang!" Orang tua mana yang tidak terkejut mendengar kabar demikian. Sepertinya kedua pria tersebut mengada-ada.

"Kalian mencoba menipu keluarga kami???"sahut Imel, dia pun tak kalah emosinya. Keenan menarik kerah baju salah satu dari pria tersebut. "Jangan macam-macam kamu ya!"ancam Keenan dengan membelalakkan matanya.

"Pak maaf jangan seperti ini!"ucapnya sambil melepas paksa tangan Keenan. Emosi Keenan sepertinya sudah hampir memuncak, tangannya mengepal kuat. Mereka dengan seenaknya berkata demikian tentang Shani.
Pria lainnya mengeluarkan ponsel entah apa yang ingin dia tunjukkan. "Apa benar mobil Mazda 3 berwarna hitam dengan plat nomor B 1245 HN itu milik saudari Shani?"

"I-Iya, itu milik anak saya."jawab Keenan. Jantungnya berdegup kencang, dia masih belum bisa memahami apa yang terjadi.

"Maaf pak, kami harus menyampaikan berita ini. Dan kami tidak mengada-ada. Anak bapak mengalami kecelakaan, satu jam yang lalu. Mobilnya terbakar di ruas tol dalam kota."jelasnya.

"PAAAHH, APA MAKSUD MEREKA???"tanya Imel, ia terus mengguncang lengan Keenan.

"GAK...GAK...!"pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya beberapa kali tak terima dengan pernyataan mereka. Lalu ia berlari menuju garasi. "PAH MAU KEMANA?"tanya Imel. Mereka semua pun menyusul Keenan.

"KALIAN LI__"tunjuk Keenan. "HAT!"ucapannya terjeda saat tidak mendapati mobil Shani.

"Pah! Mana mobil kakak?"tanya Imel.

"Pak, Bu, maaf kami hanya sekadar memberikan informasi. Sekarang anak bapak ada di Rumah Sakit Sentosa. Kami permisi. Selamat malam."pamit mereka. Kedua pria itu kembali menaiki mobilnya dengan logo polisi tertera di bagian samping mobil tersebut. Sementara Keenan dan Imel masih berdiri mematung, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tanpa babibu Keenan dan Imel masuk ke dalam dan berlari menuju kamar Shani.

Brak!!!
Pintu itu terbuka kencang. Imel dan Keenan langsung masuk begitu saja.

"KAK?"panggil Keenan. Ia mengecek setiap sudut kamar Shani termasuk balkon.

"Sayang, kamu dimana kak?"Imel pun mencoba mengecek kamar mandi. "Kakak gak ada pah!"ucap Imel panik.

"Kamar Adek, siapa tau Kakak disana."suami istri itu kemudian keluar dari kamar Shani.

Tok
Tok
Tok

"Dek, buka!"teriak Keenan.

Pintu terbuka menampilkan Jinan yang sepertinya baru saja bangun. "Hoaammm apa sih pah?"tanyanya santai. Tanpa menjawab pertanyaan Jinan Keenan dan Imel langsung menerobos masuk.

"Kak? Kamu dimana???"teriak Imel.

"Maksud papa sama mama apa sih? Nyari kakak disini? Bukannya ada dikamarnya?"tanya Jinan heran. Setelah mendengar pernyataan Jinan, Imel terduduk lesu kakinya seolah tak mampu untuk berdiri lagi.

"GAK, GAK MUNGKIN!"racau Keenan.

"Pah, mam??? Apa yang terjadi??? Kalian kenapa?"tanya Jinan panik.

"MAM KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!"ajak Keenan sambil menahan airmatanya.

"Kalian liat kan tadi dia dateng?"tanya Imel dengan tatapan kosong. Matanya menatap lurus ke depan.

"MAM! Jangan buang-buang waktu! Kakak butuh kita sekarang!!!" Imel yang duduk pun dengan cepat ia bangkit dan berdiri di hadapan Keenan.

"Papah liat kan tadi???"tanya Imel lirih."LIAT KAN ANAK KITA DATENG??? TERUS SEKARANG KEMANA DIA????"racau Imel tepat didepan wajah Keenan. "KEMANA PAH hiksss???" Tangannya memukul dada Keenan.

"PAPA LIAT! Tapi apa kenyataan sekarang? Kakak gak ada!"bentak Keenan sambil memegang tangan Imel untuk menghentikan pukulannya. "SHANI GAK ADA!"imbuhnya lagi.

"PAH, MAM STOP!!! INI ADA APA??? APA YANG TERJADI???"tanya Jinan emosi, sejak tadi dia hanya menyaksikan kedua orangtuanya yang berdebat. Tanpa banyak bicara Keenan langsung menarik Imel dan juga Jinan. Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah keselamatan Shani.

Apa yang tadi terjadi itu sungguh diluar akal sehat. Bagaimana mungkin Shani mengalami kecelakaan sedangkan mereka saja tadi menyaksikan kedatangan Shani, bahkan sempat mengobrol dengannya. Keenan dan Imel masih tidak bisa mencerna itu semua. Mereka pun pergi menuju rumah sakit yang sebelumnya sudah polisi informasikan untuk memastikan kebenaran yang terjadi.

Di mobil Jinan terus bertanya sebenarnya apa yang terjadi. Sejak tadi kedua orangtuanya itu hanya terdiam membisu, sang mama terus menangis tanpa menjelaskan apapun.

"Apa? Apa yang terjadi pah??? Kita mau kemana? Terus kakak kenapa gak diajak?"tanya Jinan. Keenan terlihat memijat pelipisnya. Ia pun masih tidak percaya dengan semuanya.

"PAH? MAM?"teriak Jinan.

"MAMA GAK TAU... MAMA GAK TAU DEK!!! hiksss...hiksss.."racau Imel sembari menutup wajahnya. Ia menangis sejadi-jadinya.

"Kalo mama gak tau kenapa mama nangis? Apa yang terjadi???"tanya Jinan untuk yang kesekian kalinya.

"Kakak kecelakaan."ucap Keenan datar.

"Nggak, papa bercanda."ucap Jinan tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

"Kita mau ke rumah sakit."

"Pah? Papah jangan BERCANDA! GAK LUCU PAH!"Jinan berusaha untuk menyangkal pernyataan Keenan. Sementara Keenan tidak sanggup untuk berbicara lagi. Jinan bisa melihat sepertinya papanya itu berbicara jujur.

"Gak mungkin pah! hiksss... Tadi kakak kan pulang hiksss. Pah, mam BILANG KALO SEMUA INI GAK BENER!"bentak Jinan sambil mengguncangkan kursi depan yang diduduki Imel. Keenan dia hanya menggelengkan kepalanya, dia pun tidak sanggup jika menerima kebenaran yang ada. Jinan yang tidak mendapatkan jawaban dari orangtuanya kini hanya bergelut dengan pikirannya sendiri, tentang Shani.














Gak mau banyak omon dulu🤐Pasti abis baca pada ngereog😖

Bersama [Greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang