Hari-hari berlalu dengan cepat bagi Ethan dan Andrew. Mereka kembali tenggelam dalam aktivitas masing-masing. Ethan semakin giat berlatih dengan timnya untuk mempersiapkan lomba, sedangkan Andrew sibuk dengan tugas-tugas di kantornya.
Sejak hubungan mereka semakin dekat, Ethan lebih sering menginap di rumah Andrew. Di sela-sela kesibukan, Mrs. Eleanor sering berkunjung saat hari libur, menikmati waktu bersama mereka.
Namun, di balik semua itu, masih ada satu hal yang menggantung—Mr. Alexander belum membawa kabar tentang kelanjutan perjodohan Andrew dengan Isabella.
Kedekatan mereka semakin hari semakin erat, meski di tengah-tengah tekanan yang ada.
----
Beberapa hari kemudian...
Mr. Alexander akhirnya memutuskan untuk menghadapi masalah perjodohan ini dengan bijaksana. Setelah merenung panjang dan mempertimbangkan semua aspek, ia memutuskan untuk mengadakan pertemuan keluarga kecil, hanya melibatkan pihak Andrew dan Isabella, serta orang tua mereka masing-masing.
Dalam pertemuan tersebut, Mr. Alexander membuka pembicaraan dengan jujur dan tegas. Ia menyampaikan bahwa zaman telah berubah dan pernikahan bukanlah hanya soal bisnis atau aliansi keluarga, melainkan tentang kebahagiaan pribadi.
Mr. Alexander kemudian menjelaskan bahwa setelah berdiskusi dengan Andrew dan mendengar perasaan putranya, ia menyadari bahwa memaksakan perjodohan ini akan membawa lebih banyak masalah daripada manfaat. Ia juga menekankan bahwa Andrew sudah memiliki seseorang yang dia cintai dan ingin menjalani hidup bersamanya.
Di sisi lain, Mr. Thompson dan Mrs. Victoria juga mengakui bahwa Isabella tidak pernah benar-benar setuju dengan perjodohan ini. Mereka memahami bahwa kebahagiaan anak-anak mereka lebih penting daripada hubungan bisnis antara keluarga.
Mr. Thompson kemudian menyarankan agar perjodohan ini dibatalkan dan aliansi bisnis antara kedua keluarga tetap berjalan tanpa harus melibatkan pernikahan.
Akhirnya, kedua keluarga sepakat untuk membatalkan perjodohan tersebut. Mereka memutuskan untuk tetap menjaga hubungan baik dan menjadikan kerja sama bisnis sebagai fokus utama. Andrew dan Isabella, yang merasa lega, berterima kasih kepada orang tua mereka atas pengertian dan kebijaksanaan yang telah ditunjukkan.
Andrew merasa sangat lega setelah mendengar keputusan ayahnya yang bijaksana. Tanpa ragu, ia mendekati Mr. Alexander dan memeluknya erat.
"Terima kasih, Ayah, karena telah memahami dan mendukungku," kata Andrew dengan suara penuh emosi. Pelukan itu penuh dengan rasa syukur dan kelegaan, seolah beban berat yang selama ini ia rasakan akhirnya terangkat.
Mr. Alexander, yang awalnya kaku, merasakan kehangatan dari pelukan putranya. Ia menepuk punggung Andrew dengan lembut, kemudian berkata, "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Andrew. Kebahagiaanmu lebih penting daripada segalanya."
Andrew melepaskan pelukan itu dengan senyum lega. Baginya, ini adalah momen yang sangat berarti, di mana ia merasa didukung sepenuhnya oleh keluarganya untuk menjalani hidup sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Andrew pulang ke rumah setelah pertemuan dengan ayahnya. Sesampainya di rumah, ia langsung mencari Ethan yang sedang duduk di ruang tamu.
"Ethan." Andrew memanggil dengan suara penuh kebahagiaan, "Aku punya kabar baik."
Ethan langsung berdiri, penasaran dengan apa yang akan Andrew katakan. "Apa kak?"
Andrew tersenyum lebar. "Ayahku akhirnya mengerti. Dia tidak akan memaksakan perjodohan itu lagi."
Mendengar itu, Ethan melompat ke pelukan Andrew, memeluknya erat. "Serius?! Kann aku bilang apa, pasti baik-baik aja." Ethan mencium Andrew dengan penuh kasih sayang.
Mereka berdua tertawa, merasakan beban besar yang akhirnya terlepas dari kehidupan mereka. Suasana rumah yang sebelumnya tegang, kini dipenuhi dengan kebahagiaan dan rasa syukur.
----To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss BL {COMPLETED} ✅
RomanceEthan Miller, seorang pemain basket ceria dan penuh semangat, memiliki kehidupan yang sederhana tapi memuaskan sebagai bagian dari tim basket yang sedang berkembang. Di luar lapangan, kafe kecil di sudut kota adalah tempat favoritnya untuk bersantai...