22. Mrs. Eleanor

78 13 0
                                    

Satu jam kemudian, suara bel pintu berbunyi, "Ting tong."

Andrew dan Ethan sedang asyik menonton pertandingan basket di ruang tamu. Ethan tampak serius mengamati permainan di layar, belajar dari para pemain profesional. Andrew yang mendengar suara bel langsung berdiri untuk membuka pintu, diikuti oleh Ethan yang penasaran siapa yang datang.

Saat pintu terbuka, Mrs. Eleanor berdiri di sana dengan senyum hangat. Pandangannya langsung tertuju pada Andrew, namun segera berpindah ke Ethan yang berdiri di belakangnya.

"Selamat datang, Ma," sapa Andrew dengan ramah.

"Halo, Tante," kata Ethan sambil tersenyum, sedikit gugup.

Mrs. Eleanor terkejut sejenak, melihat sosok asing di rumah putranya. Pikiran pertama yang muncul di benaknya adalah bahwa Ethan mungkin teman dekat Andrew. Namun, Andrew jarang sekali membawa teman ke rumahnya, jadi ini terasa agak berbeda.

Andrew mengundang ibunya masuk, dan Mrs. Eleanor menjawab sapaan keduanya dengan ramah, kemudian duduk di sofa ruang tamu. Andrew duduk di sebelahnya, sementara Ethan duduk di sebelah Andrew, agak canggung.

Setelah beberapa saat hening, Andrew mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Bu, aku ingin memperkenalkan seseorang. Ini Ethan, pasangan Andrew."

Mrs. Eleanor tersentak mendengar kata-kata putranya. Wajahnya menampilkan keterkejutan yang tak bisa disembunyikan. Selama ini, ia tidak pernah menduga bahwa Andrew menyukai laki-laki, apalagi memiliki pasangan. Di era modern ini, hal seperti itu memang lebih diterima, tapi tetap saja, ia tak pernah menyangka.

"Ibu tidak pernah tahu..." kata Mrs. Eleanor dengan suara pelan, masih mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya.

Andrew meraih tangan ibunya, memberikannya genggaman yang menenangkan. "Aku tahu ini mungkin mengejutkan, Ma. Tapi aku sangat bahagia dengan Ethan. Aku ingin Ibu tahu karena hubungan kami serius."

Ethan tetap diam, memberi ruang bagi Andrew dan ibunya untuk berbicara, namun tatapannya penuh harap, berharap bahwa Mrs. Eleanor bisa menerima hubungan mereka.

Setelah beberapa saat, Mrs. Eleanor tersenyum, meskipun masih ada sedikit kebingungan di matanya. "Yang paling penting bagi Ibu adalah kebahagiaanmu, Andrew. Jika Ethan membuatmu bahagia, maka Ibu akan mencoba untuk memahami."

Andrew merasa lega mendengar kata-kata ibunya. "Terima kasih, Ma. Itu sangat berarti bagi kami."

Ethan tersenyum, merasa beban besar telah terangkat dari bahunya. "Terima kasih, Tante."

Mrs. Eleanor mengangguk pelan, masih mencoba menyesuaikan diri dengan kabar baru ini, namun hatinya mulai menerima, karena cinta dan kebahagiaan putranya adalah yang terpenting.

Saat Mrs. Eleanor sudah berada di dalam rumah, ia mulai berbincang-bincang dengan Andrew dan Ethan. Mereka bertiga duduk di ruang tamu yang nyaman, ditemani secangkir teh yang disiapkan oleh Andrew sebelumnya.

Namun, percakapan dengan cepat berubah menjadi obrolan yang hangat antara Mrs. Eleanor dan Ethan. Awalnya, Mrs. Eleanor menanyakan hal-hal umum, seperti pekerjaan dan latar belakang Ethan. Seiring waktu, obrolan itu semakin dalam dan penuh tawa, membahas berbagai topik mulai dari hobi hingga kehidupan sehari-hari.

"Ethan, bagaimana kamu bisa bertemu dengan Andrew?" tanya Mrs. Eleanor dengan rasa ingin tahu yang tulus.

Ethan tersenyum dan mulai menceritakan kisah pertemuan mereka, yang dimulai dengan sebuah pertemuan tidak disengaja di kafe dekat lapangan basket. Mrs. Eleanor tampak tertawa terbahak-bahak dengan cerita lucu itu, dan senyumnya semakin lebar ketika mendengar bagaimana hubungan mereka berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Mrs. Eleanor merasa semakin nyaman berbicara dengan Ethan. Ia mulai melihat bahwa Ethan memiliki kepribadian yang hangat dan perhatian, sesuatu yang menurutnya cocok untuk mendampingi putranya yang terkadang terlalu serius.

Keduanya begitu asyik berbincang, hingga tak sadar bahwa Andrew, yang duduk di samping sofa, sudah mulai merasa diabaikan. Andrew hanya bisa tersenyum kecil sambil melihat ke arah mereka, sedikit bingung karena jarang melihat ibunya begitu nyaman berbicara dengan orang lain, apalagi dengan seseorang yang baru dikenalnya.

Di sisi lain, Mrs. Eleanor merasa semakin yakin bahwa Ethan adalah pilihan yang tepat untuk Andrew. Ia merasa seperti telah menemukan bagian lain dari hidup putranya yang selama ini tidak ia ketahui, dan Ethan menjadi pusat perhatian dalam percakapan tersebut.

Andrew akhirnya menghela napas panjang, tertawa kecil dalam hatinya. Dia tidak menyangka akan diabaikan seperti ini, tetapi dia senang melihat ibunya dan Ethan bisa begitu akrab. Meskipun ia merasa sedikit diabaikan, Andrew merasa lega karena hubungan antara Ethan dan ibunya berjalan dengan baik.

Mereka melanjutkan obrolan itu hingga waktu terasa berlalu begitu cepat. Mrs. Eleanor bahkan tampak enggan beranjak pulang, seolah masih ingin berbincang lebih lama dengan Ethan.

Ketika akhirnya waktu sudah cukup larut dan Mrs. Eleanor harus pulang, dia berpamitan dengan Ethan dengan senyum hangat. "Jaga Andrew baik-baik ya, Ethan." ucapnya sambil memberikan pelukan hangat.

"Tentu, Tante," jawab Ethan dengan senyum manis.

Andrew menatap keduanya dengan perasaan campur aduk, tetapi dia tahu satu hal: ibunya menyukai Ethan, dan itu adalah awal yang baik untuk masa depan hubungan mereka.

----To Be Continued...

My Boss BL {COMPLETED} ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang