Pagi harinya, Andrew bangun lebih awal dari biasanya. Dia sudah menyiapkan segalanya—pakaian yang rapi, parfum favoritnya, dan tentu saja, senyuman yang tak bisa dia sembunyikan setiap kali memikirkan Ethan.
Sesampainya di bioskop, Andrew memutuskan untuk menunggu Ethan di kafe yang berada di dalam gedung bioskop itu. Dia memilih meja di sudut yang tenang, agar mereka bisa berbicara dengan nyaman sebelum film dimulai.
Andrew datang lebih awal dari waktu yang mereka sepakati, dan ketika Ethan akhirnya tiba, Andrew melihatnya berjalan cepat dengan senyum ceria di wajahnya. Saat Ethan menemukannya, Andrew melambaikan tangan dan menyambutnya dengan senyum hangat.
"Hey, kamu datang tepat waktu." kata Andrew, berdiri untuk menyambut Ethan.
"Kak Andrew! Jadinya milih film apaa nih??" Ethan menjawab dengan antusias, matanya berbinar-binar penuh rasa ingin tahu.
Andrew hanya tersenyum licik, matanya menyiratkan sesuatu yang misterius. "Ah, sabar dulu, nanti juga kamu tahu. Aku janji, ini akan jadi pengalaman yang menarik." katanya sambil sedikit tertawa.
Ethan memiringkan kepala, sedikit curiga tapi juga semakin penasaran. Mereka duduk sejenak, mengobrol ringan sambil menunggu waktu untuk masuk ke dalam bioskop. Ketika waktu sudah hampir tiba, Andrew mengajak Ethan ke area pemutaran film.
Setelah mereka masuk ke dalam bioskop dan duduk di tempat yang telah mereka pilih, Ethan melihat judul film yang akan diputar. Mata Ethan membelalak saat menyadari bahwa mereka akan menonton film horor. "Andrew! Ini film horor?" serunya dengan nada terkejut.
Andrew tertawa kecil, merasa puas dengan reaksinya. "Iya, kenapa? Kamu nggak suka film horor?" tanyanya dengan senyum yang menggoda.
Ethan menggigit bibirnya, merasa sedikit malu. "Aku suka, tapi... aku takut sama hantu-hantunya. Makanya aku jarang nonton film horor."
Andrew tersenyum lebih lebar. "Kalo gitu, tenang aja. Kan ada aku. Kamu bisa bergantung sama aku kalau ketakutan," katanya, memberikan isyarat bahwa itulah tujuannya sejak awal.
Saat film mulai diputar, suasana dalam bioskop segera berubah menjadi mencekam. Ethan mencoba untuk tetap tenang, tetapi setiap kali ada adegan seram, dia tak bisa menahan diri untuk tidak merapatkan tubuhnya ke Andrew.
Andrew, yang sebenarnya lebih tertarik pada reaksi Ethan daripada film itu sendiri, tidak bisa menahan senyum saat Ethan perlahan-lahan mulai menggenggam tangannya.
"Andrew..." bisik Ethan saat adegan yang sangat menegangkan muncul di layar.
"Tenang saja, aku di sini," jawab Andrew dengan suara lembut, sambil menggenggam tangan Ethan lebih erat. Di dalam gelapnya ruangan, Ethan merasa sedikit lebih aman dengan kehadiran Andrew di sisinya.
Sepanjang film, Ethan lebih banyak menutup matanya dan menempel pada Andrew, dan Andrew hanya bisa tersenyum puas. Dia nyaris tidak memperhatikan alur cerita film itu, karena perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Ethan. Wajah Ethan yang lucu dan penuh ekspresi membuat Andrew semakin yakin bahwa pilihannya untuk menonton film horor ini adalah keputusan yang tepat.
Di akhir film, saat lampu kembali menyala, Ethan menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri setelah film yang cukup membuatnya tegang. "Kamu tahu nggak, Andrew? Kirain tadi aku bakal ngga suka, tapi ternyata aku malah ngerasa seneng," kata Ethan sambil tersenyum, meskipun wajahnya masih sedikit pucat.
Andrew tertawa ringan dan merangkul bahu Ethan. "Aku senang kalau kamu senang, Ethan. Lagipula, bukannya kamu jadi lebih dekat denganku gara-gara film horor ini?"
Ethan hanya tersenyum malu, tetapi di balik senyum itu, dia merasa sangat senang dan nyaman. Dia merasa beruntung memiliki Andrew di sisinya, dan hari itu menjadi salah satu momen yang tak akan dia lupakan. Tanpa perlu kata-kata lebih lanjut, mereka tahu bahwa hubungan mereka telah mencapai level yang lebih dalam dari sebelumnya.
----To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss BL {COMPLETED} ✅
RomansaEthan Miller, seorang pemain basket ceria dan penuh semangat, memiliki kehidupan yang sederhana tapi memuaskan sebagai bagian dari tim basket yang sedang berkembang. Di luar lapangan, kafe kecil di sudut kota adalah tempat favoritnya untuk bersantai...