1. Bertemu

497 24 1
                                    

JANGAN LUPA CEK CERITA LAIN AUTHOR YAAA, MAKASII😍
HAPPY READING~

***

Kafe itu selalu menjadi tempat pelarian bagi Ethan. Di tengah kesibukan latihan basket dan persaingan yang sengit, kafe kecil di sudut kota adalah tempat di mana dia bisa duduk tenang dan berbicara dengan rekan-rekannya setelah latihan. 

Dengan cahaya lampu yang lembut dan aroma kopi yang menyebar, kafe itu adalah pelabuhan yang tenang bagi jiwa yang lelah.

Hari itu, seperti biasa, Ethan duduk bersama timnya, menikmati secangkir kopi dan kue-kue kecil sambil bercanda dan merencanakan strategi untuk pertandingan mendatang. 

Ketika dia tertawa terbahak-bahak, tangannya sedikit goyang, dan cangkir kopinya terjatuh, menumpahkan isinya ke meja dan sedikit mengenai pria yang duduk di meja sebelah.

Pria itu, yang mengenakan setelan jas hitam rapi dan tampak sangat serius, mengerutkan kening dan berdiri dengan ekspresi dingin. 

Ethan melihat ke arah pria itu, merasakan hati kecilnya berdegup lebih cepat. Dia belum pernah melihat pria ini sebelumnya, dan penampilannya yang menawan, walau dingin, menarik perhatiannya.

"Maafkan saya mas!" Ethan segera berdiri, berusaha membersihkan tumpahan kopi dengan serbet. "Ini benar-benar tidak sengaja."

Pria itu, yang tampaknya adalah seorang yang sangat berkuasa, hanya melirik Ethan dengan tatapan tajam. "Sangat tidak tepat untuk ceroboh di tempat umum," jawabnya dengan nada suara yang dingin. "Saya harap ini tidak akan menjadi kebiasaan Anda."

Ethan merasa sedikit tersinggung, tapi dia berusaha tetap santai. "Saya benar-benar minta maaf. Saya akan mengganti pakaian Anda jika Anda mau."

Pria itu tidak menjawab, hanya mengangkat alis dan kemudian duduk kembali. Ethan merasa malu dan tidak nyaman, tetapi dia tidak bisa mengabaikan rasa ingin tahunya tentang pria ini. Siapa dia? Mengapa dia begitu serius?

Ketika Ethan kembali ke meja timnya, temannya, Alex, menggoda. "Wah, sial banget lu Than."

Ethan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Haduh, ceroboh banget gue. Untung masnya ngga marah-marah."

Tanpa Ethan ketahui, pria itu adalah Andrew Harris, seorang pengusaha sukses yang baru saja berinvestasi dalam tim basket mereka. Andrew sangat serius tentang bisnisnya, dan penampilannya yang dingin hanyalah bagian dari caranya untuk menjaga profesionalisme. Namun, di dalam hati, ada sesuatu yang tergerak ketika dia melihat Ethan—sesuatu yang belum bisa dia pahami sepenuhnya.

*Flashback

Sore itu, setelah seharian bekerja di kantornya, Andrew merasa perlu untuk melepaskan diri dari rutinitas yang membosankan. 

Dengan pikiran yang masih terfokus pada investasi tim basket yang baru-baru ini ia dukung, dia memutuskan untuk mengunjungi lapangan latihan tim tersebut.

Andrew mengemudikan mobilnya melewati jalanan kota yang padat, pikirannya kembali pada keputusan besar yang telah dia buat beberapa minggu lalu. 

Investasi tersebut adalah salah satu langkah penting dalam portofolionya, dan dia merasa perlu memastikan bahwa uang yang dia berikan benar-benar digunakan dengan baik.

Ketika dia tiba di kompleks olahraga, dia melihat lapangan latihan yang megah dan lengkap. Lapangan dalam ruangan itu adalah hasil dari investasinya, dibangun dengan fasilitas terkini dan desain yang modern. 

Meskipun dia tahu bahwa lapangan ini adalah salah satu aset yang dia miliki sekarang, dia belum pernah melihatnya secara langsung.

Namun, saat dia memasuki area lapangan, Andrew terkejut melihat bahwa tempat tersebut tampak kosong dan sepi. Ruangan besar dengan lantai basket yang mengkilap, ring basket yang berdiri kokoh, dan kursi penonton yang tertata rapi seakan tidak berpenghuni.

"Hm... Sepertinya sudah selesai latihannya," gumamnya sambil melihat ke sekeliling. Ia merasa sedikit kecewa karena tidak bisa melihat tim berlatih dan merasakan atmosfer lapangan yang baru saja dia bantu bangun.

Setelah itu Andrew memutuskan untuk pergi ke kafe di dekat lapangan itu untuk sekedar beristirahat dan meminum kopi. 

*Flashback end

Andrew mengambil tasnya dan segera meninggalkan kafe dengan langkah tegas. 

Ketika pintu kafe menutup di belakangnya, Ethan, yang sejak awal memperhatikan kepergian Andrew, merasa gelisah. Meskipun dia sudah meminta maaf, rasa bersalahnya belum sepenuhnya hilang.

Ethan menghabiskan sisa waktunya di kafe dalam suasana hati yang tidak nyaman. Meskipun dia berusaha kembali ke percakapan ringan dengan timnya, pikirannya terus kembali pada pertemuan dengan Andrew. 

Dia merasa seolah belum sepenuhnya menebus kesalahannya, dan ada rasa tanggung jawab yang mengganjal di hatinya.

---To Be Continued...

HALOO TEMEN-TEMENN (●'◡'●) MAKASI YANG UDAH VOTEE DAN BACAA, MINTA KRITIK DAN SARANNYA YA GAISS... ╰(*°▽°*)╯ 

My Boss BL {COMPLETED} ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang