10. Calon Istri Bianca

3K 238 6
                                    

Happy Reading
.
.
.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Suara gaduh di kursi tamu kos kosan hijau menjadi perbincangan tetangga kamar Citra di masing masing kamar. Suasana malam semakin seru untuk dua sejoli yang terkenal akrab sejak SMA. Dengan pizza di meja habis dilahap setelah seharian bekerja.

"Kapan lagi makan makanan sebanyak ini ya kan ?" ucap Aslan setelah bersendawa puas.

Citra memukul wajah Aslan dengan lembaran kertas penting organisasi mereka. "Jorok, monyet. Sendawa lo kek pak Supri," balas Citra menjauhkan Aslan dari dekatnya.

Merasa disebut namanya, si satpam andalan tiba tiba nongol dan mencomot potong pizza di meja. Hal itu mengundang tatapan sebal Citra.

"Aduh aduh, makan gak nawarin orang. Kalian hidup di Jawa loh, harus tau kultur Jawa. Kalo punya makanan, basa basi nawarin ke Supri." ujarnya sembari menasehati layaknya Semar.

"Ambil pak ambil. Rejeki anak yatim ini, Alhamdulillah gajian buat bayar UKT dan kos kosan." kata Aslan.

Aslan dan Citra memang bekerja keras untuk hidup di ibukota provinsi ini. Mereka menghabiskan waktu luangnya untuk mencari pundi pundi uang di sebuah cafe tak jauh dari kampus. Menjadi waiters dan kasir setiap weekend tak menyurutkan semangat mereka untuk hidup. Beruntungnya mereka menemukan pekerjaan part time di dekat lingkungan.

"Masya Allah. Lancar lancar ya rejeki kalian. Sedikit banyak saya dengar cerita kalian, keren." acungan jempol mengakhiri percakapan mereka karena satpam itu di panggil oleh si pemilik kos kosan.

Citra menikmati setiap gigit makanan yang masuk ke mulutnya. Sungguh momen sederhana ini membuatnya bersyukur. Terutama bersama Aslan, laki laki yang sudah seperti kakak dan sahabatnya sejak SMA.

"O iya, lo jadi daftar PMM ?" tanya Aslan membuka obrolan.

Citra hanya mampu mengangguk menjawabnya karena mulutnya sedang penuh. Ia meneguk minumannya lalu membalas topik Aslan.

"Jadi. Udah gue submit sore tadi. Kira kira gue diterima di universitas mana ya ?"

Aslan nampak berfikir menebak nebak universitas yang cocok untuk Citra. "Makassar noh, ntar ketemu si Raka. Biar lo gak tersesat amat nanti," kata Aslan.

Citra memangut mangut paham. Ia juga memikirkan rencana itu untuk tetap menjalin silaturahmi dengan si Raka. Aneh rasanya jika ia tak menggunakan kesempatan program PMM tersebut, toh dapat uang saku.

Tak terasa waktu kebersamaan mereka sepanjang hari telah bertemu dini hari. Seharian di tempat kerja membawa cerita tersendiri untuk mereka bahas hingga menyita waktu tidur. Bahkan pak Supri terlihat kembali untuk menegur mereka.

Citra menyipitkan mata untuk mempertajam pengalihannya. Sosok tak asing berjalan mendekat bersama pak Supri. Rasa kantuknya hilang seketika tat kala melihat Bianca datang ke kosnya tengah malam.

"Lah ? Itu Bu Bianca kan ?" tanya Aslan kaget akan kedatangan dosennya.

"Mas pulang mas, sudah malam. Kos mau saya tutup, gak baik tengah malam ada cowok di kos kos an cewek." tegur pak Supri mengusir Aslan.

Aslan yang kebingungan akan kedatangan Bianca kini menatap Citra memastikan kondisinya. Tatapannya seolah berkata, "Lo gak nakal kan sama nih dosen ?"

Mendapati tatapan tak mengenakkan dari Bianca, ia hanya mampu menggaruk tengkuknya kikuk. Ia melirik Aslan yang sedang mengkhawatirkannya. Ia berfikir ada baiknya mengusir Aslan lebih dulu sebelum menanyakan maksud kedatangan Bianca.

Perfect Wife (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang