Happy Reading
.
.
.÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Suara tepuk tangan mengiringi setelah MC menyebut namanya sebagai pemenang kompetisi tersebut. Jantungnya berdetak dua kali lipat dan perasaan bangga terhadap dirinya sendiri menyeruak dalam benaknya.Citra tersenyum manis nan haru diatas panggung. Rasa senangnya tak terbendung, pencapaiannya ini adalah kerja kerasnya dan support dari orang orang terdekatnya. Riuh gemuruh apresiasi luar biasa ia dapatkan.
Setelah menyelesaikan acara hingga tuntas, Citra berhamburan keluar menemui teman temannya yang telah menunggu untuk memberi ucapan selamat secara langsung.
"Selamat ya, Cit ! Gue ikut bangga liatnya. Keren banget closing statement lo tadi," ucap Aslan ikut bahagia atas keberhasilan Citra.
Citra menyambut uluran tangan dan menerima bucket serta bingkisan yang dibawakan oleh Aslan.
"Iyaa makasih ya, Lan. Ini juga berkat lo, ngajak gue." balas Citra.
Ia melakukan hal yang sama pada teman teman yang ikut mengucapkan selamat padanya.
Tatapannya berhenti pada sosok laki laki disamping Aslan. Laki laki yang nampak seperti kakak tingkatnya. Untuk sesaat Citra terkesima dengan senyum manisnya dengan kumis tipis.
"Selamat ya !" ucapnya tiba tiba menyalami Citra.
Dengan ramah Citra membalas jabat tangan dari laki laki tersebut. "Iyaa terima kasih-"
Aslan memotong ucapan Citra karena melihat wajah kebingungannya. "Ini kak Daven, senior yang pernah aku ceritain. Dia juga ambil peminatan Statistika skripsinya, sesuai minat kita."
Citra nampak terkejut bukan main. Pasalnya ia tak mengira jika Aslan akan menggunakan skill relasinya untuk ini. Citra tersenyum senang akan ide dan usaha Aslan tersebut.
"Halo kak Daven. Aku Citra, aku juga lagi nyari tentor skripsi nih seperti Aslan, haha."
Ketiganya nampak berbincang asik layaknya sahabat karib. Tak jarang gelak tawa terdengar dari Citra hanya karena candaan Daven. Tidak ada yang tak mengenal laki laki bernama Daven tersebut. Mantan Ketua BEM KM dengan sejuta prestasi dibidang robotika, sains data dan statistika. Seolah alam semesta mempertemukan dua berlian yang sedang naik daun di bidang yang sama.
Tak jauh dari mereka, terlihat seseorang sedang menyilangkan tangannya di depan dada. Tatapan tajam dan dinginnya sedang memantau sang istri dari kejauhan. Siapapun yang melihat tatapan itu dapat dipastikan tubuhnya akan tercincang habis karena ketajaman yang diasah oleh kecemburuan.
Rahang Bianca mengatup keras hingga menunjukkan garis rahangnya dengan jelas. Api cemburu membakar hati yang sedang sekarat akan siksaan dari sang istri. Panas amarah terasa di sekujur tubuhnya, seolah pembuluh darahnya dipenuhi oleh darah yang mendidih. Pemandangan keramahan Citra terhadap Daven kian memanaskan hati Bianca.
Bianca membelalakkan mata saat melihat keberanian Daven yang memberikan bucket bunga pada Citra.
"Seriously ? Kak Daven, ini bucket untukku ?" kaget Citra.
Ia syok bagaimana mungkin seseorang sudah mempersiapkan hadiah itu dihari keberhasilannya ini. Bahkan Aslan pun tak se effort ini, pikirnya. Perempuan mana yang tidak berbinar ketika mendapat bucket bunga asli dengan warna cantik pink. Aksi Daven tersebut mengundang reaksi ekspresif Citra. Ia kegirangan dan melontarkan kata kata mengekspresikan perasaannya.
"Terima kasih banyak. Aku tidak menyangka kak Daven akan datang dan memberiku hadiah cantik ini. Ya Tuhan, aku merasa senang sekali hari ini."
Tanpa ia sadari, ia begitu ekspresif pada orang lain selain Bianca. Itu adalah hal yang sangat tidak disukai oleh Bianca, dimulai pada saat ini. Tangan Bianca mengepal kuat menyaksikan istrinya tersenyum lebar bersama orang lain, bukan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife (GXG)
Romance⚠️Love Story GXG⚠️ Bianca William Sean Citra Azalea ❗Homophobic jauh jauh❗ Sinopsis: Siapa yang menyangka bahwa alur kehidupan Citra berjalan sangat indah dibalik kesengsaraannya sebelum masuk ke bangku perkuliahan. Kehidupannya berubah 180° setelah...