Happy Reading
.
.
.÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Mata Citra berbinar ketika sampai di pet shop yang berisi kucing kucing lucu siap dilihat oleh calon pemiliknya. Suara meongan mereka seolah mengundang Citra untuk memilih mereka. Ia sangat senang berada di tempat tersebut.
Lain halnya dengan Bianca yang terusik akan suara suara berisik dari hewan yang dianggap lucu oleh Citra. Namun demi menyenangkan pujaan hatinya ia rela menemani proses adopsi ini.
"Katanya mau yang anak kucing mbk. Ada rekomendasi ?" belum sempat dijawab, Citra memanggil Bianca dengan semangat ketika menemukan kucing yang dirasa cocok.
"Bianca, lihat ini. Dia terlihat sangat lucu,"
Mau tak mau Bianca menghampiri kucing yang dimaksud oleh Citra. Kucing yang dimaksud sedang berguling guling manja di depan Citra. Hal itu menarik perhatian Citra sepenuhnya bahkan membuat Bianca iri.
"Bagus juga. Angkut yang ini ?"
Citra mengangguk semangat sambil mengusap lembut kepala si kucing berbulu putih dengan mata hijau lebar. Citra menengok ke arah Bianca dan meralat ucapannya. "Tapi Bianca, jika kamu tidak keberatan sebenarnya aku ingin membuka pet shop seperti ini."
Sontak hal itu membuat Bianca melotot tak percaya. Baginya itu adalah mimpi buruk.
"Maafkan aku tuan putri, bukan tak mau memberi modal hanya saja aku tidak rela jika perhatianmu padaku harus dibagi dengan kucing kucing seperti ini." balas Bianca jujur sejujur-jujurnya.
Citra tertawa geli mendengar jawaban Bianca. Sedangkan pemilik toko hanya memandang keduanya dengan tatapan menyelidik. Bianca berdehem untuk menetralkan suasana yang hampir terhanyut dalam ketegangan.
"Jadi, berapa harga kucing itu ?" tanya Bianca.
"50 juta sudah sekalian paket perawatannya," jawabnya.
"Kucing disini sehat kan ? Jangan membohongiku dengan menjual kucing sakit !" Bianca memicingkan mata sembari memperingati si penjual dengan dinginnya.
Jelas ia tak mau memiliki kucing dengan riwayat penyakit apapun. Karena makhluk berbulu itu akan berada di dekat gadisnya. Tentu ia harus memastikan segalanya dan memberi yang terbaik untuk Citra. Tidak lucu jika gadis berhati malaikat disana melihat peliharaannya mati dengan waktu singkat.
Raut wajah takut nan terancam menyertai si penjual. "Tentu. Ini bukti dan berkas kesehatan serta riwayat kontrol hewan hewan disini. Kami memberikan pelayanan yang terbaik untuk kucing kucing tersebut," jelasnya dengan ramah seolah mengetahui kekhawatiran Bianca.
Tanpa banyak cakap, Bianca langsung menggesek kartu berwarna hitam untuk menyelesaikan pembayaran. Ia sempat melihat lirikan mata dari si penjual yang nampak terkejut jika customer di depannya adalah seorang sultan berduit. Tidak heran keterkejutan mereka didasari oleh rasa tertipu dari penampilan sederhana Bianca layaknya seorang dosen biasa.
Citra mendatangi Bianca membawa hewan berbulu digendongnya. Sudut bibirnya tak kunjung turun saking senangnya memiliki seekor kucing menggemaskan. Bianca tersenyum menyaksikan kebahagiaan Citra yang begitu sempurna dimatanya.
"Anyway, kalian tidak memberikan kandang ? Kenapa dia harus menggendongnya seperti itu ?" tanya Bianca sebal.
"Aku yang menolaknya. Aku akan menggendongnya, lagi pula dia terlihat nyaman kan ?" balas Citra.
Bianca menghela nafas tat kala Citra disibukkan dengan dunia barunya yaitu makhluk berbulu yang menggemaskan. Bianca menatap punggung Citra tak percaya ia dilewati begitu saja. "Yang benar saja ?!" gumam Bianca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife (GXG)
Romantika⚠️Love Story GXG⚠️ Bianca William Sean Citra Azalea ❗Homophobic jauh jauh❗ Sinopsis: Siapa yang menyangka bahwa alur kehidupan Citra berjalan sangat indah dibalik kesengsaraannya sebelum masuk ke bangku perkuliahan. Kehidupannya berubah 180° setelah...