3. Kecelakaan

3K 299 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Author POV

Matahari hampir tenggelam, namun Citra masih lari larian menyiapkan tempat untuk rapat teman temannya. Yah, anak sekecil itu harus bertarung dengan rapat organisasi, perut kosong sejak semalam dan problem kehidupannya.

Hal paling menjengkelkan adalah ketika memberi amanah pada junior namun mereka tak menjalankan dengan baik. Jauh jauh hari ia menyarankan untuk mengurus peminjaman tempat lebih awal karena akan rebutan dengan organisasi lain. Apalah juniornya yang merasa beban perkuliahan semester 2 menghambatnya untuk menyelesaikan jobdesc sepele itu.

Kini Citra geram dan menahan kesalnya. Ia sudah berusaha menghubungi pihak tempatnya, namun mereka memaksa untuk negosiasi secara langsung. Dini tengah langkah jalannya, handphonenya berdering.

"Ya, halo ?"

"Tempat udah aman. Aku udah coba bujuk Lili buat gak harus di tempat itu." jawab Aslan selaku mantan ketua kepanitiaan ini.

"Huh ngeselin banget sih ketuanya sekarang, perfeksionisnya gak ngotak. Jadi sekarang pindah kemana, humas belum buat jarkoman juga udah -2 jam nih," kesalku.

"Udah aku share lock tempatnya, baca chat."

Detik kemudian panggilan berakhir. Citra menghela nafas lelahnya. Semuanya terlihat melelahkan baginya sekarang. Ia sadar sejak semalam ia belum makan. Pantas saja ia mulai pusing. Ia berniat menyebrang jalan untuk mengisi perutnya setelah mendapat konfirmasi dari Aslan.

Brakk

Tubuhnya terhantam kendaraan dengan lumayan keras. Jika saja pengendara tidak segera mengerem, Citra pasti sudah terpental jauh. Kini ia pingsan tergeletak di jalan raya. Derap langkah high heels sayup sayup ia dengar sebelum dirinya benar benar tak sadarkan diri.

"Citra ?"

Bianca panik bukan main melihat siapa yang ia tabrak. Ia terlihat mengkhawatirkan mahasiswanya tersebut, hingga tanpa pikir panjang ia membawanya ke apartemen miliknya. Melihat tidak ada luka yang serius dan ia juga yakin tidak menabrak terlalu kencang, maka ia berani untuk merawatnya sendiri.

.
.
.
.

Citra sayup sayup mendengar suara orang yang sedang berbicara melalui telefon. Ia sadar bahwa ia berada di ruangan asing. Kepalanya yang sakit tak mampu membuatnya bergerak selain memegangi kepalanya yang terasa berat.

"Tidak, hanya terbentur. Aku langsung mengerem, sepertinya dia kelelahan. Wajahnya sangat pucat hingga membuatku membuatku khawatir," suara Bianca mengalihkan perhatian Citra dari kepalanya yang pusing.

"...."

"Baiklah, terima kasih sarannya." Bianca menutup panggilannya setelah mendengar suara rintihan dari tempat tidurnya.

"Kok saya bisa di sini, Bu ?" tanya Citra heran.

"Kamu tadi sore mau menyebrang, tapi tidak liat kanan kiri dulu. Alhasil mobil saya nabrak kamu," jelasnya sambil berjalan mendekat ke tempat tidur.

Sementara Citra baru teringat jika ia harusnya mengikuti rapat malam ini. "Eh ? Jam berapa ini ?" Citra meraih handphonenya dan melihat jam ternyata sudah lebih satu jam ia telat rapat.

Citra mengerang dan segera bangkit untuk mengejar rapat. Banyak hal yang perlu ia sampaikan di rapat, terlebih hari ini adalah rapat terakhir sebelum hari h besok Minggu. Saat ia turun dari tempat tidur, kepalanya pusing dan tubuhnya sangat lemah. Bahkan untuk berdiri menapak di lantaipun bergetar. Ia masih belum sadar jika itu adalah efek belum makan 24 jam.

Perfect Wife (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang