HAPPY READING
seminggu setelah kejadian itu tak ada interaksi keduanya bahkan harapan nya untuk Zean yang sekedar bertanya kenapa dirinya pun sudah pupus. pasalnya Zean tak memperdulikan nya, setelah pulang dari rumah Duan pria itu langsung mandi dan menidurkan dirinya tanpa meminta Mika untuk memeluknya seperti yang lalu.
bahkan pagi ini sama seperti pagi pagi belakangan terlihat Mika seperti tak ada niatan untuk sekolah, sesampainya ia di pekarangan sekolah mewah ini ia langsung berjalan kearah taman tanpa mengajak teman nya.
Mika terus berpikir , apa dia harus menghentikan harapan harapan yang ia buat untuk Zean? tapi pria itu selalu memperlakukan nya seperti tidak terduga.
bahkan sudah seminggu, dan interaksi Zean dan dirinya hanya sekedar makan tidur dan menyiapkan pakaian untuk Zean. seakan melupakan kejadian kejadian yang mereka telah lakukan beberapa hari sebelum nya.
Mika terperanjat kaget kala mendapatkan sentuhan pada pundak nya "eh kak Aldo , astaga ngagetin" Aldo tersenyum dan berjalan untuk duduk di samping Mika "kenapa disini?" Mika hanya menggeleng dan tersenyum , ia sedikit memberi jarak pada duduk nya dan Aldo yang terus saja berusaha mendekat padanya.
"kalau ada masalah berbagi cerita sama gue siapa tau masalah lu berkurang" Mika tersenyum kikuk "gue gada masalah kak, cuma pengen duduk disini aja"
Aldo mengangguk dan mengusap lembut rambut Mika , membuat gadis itu terperanjat kaget "lo jangan sedih sedih ya gue gasuka liatnya" bisik Aldo , sedikit membuat Mika tak nyaman dan berdiri.
"eh maaf kak , bentar lagi bel gue duluan ya" Mika sedikit berlari membuat Aldo tersenyum
"mau jual mahal rupanya"
Mika memasuki kelas dengan nafas terengah engah ,ia duduk dibangku nya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya "kenapa lo Mik?" ucap Viola yang sedari tadi melihat Mika yang aneh.
"gue harus apaa biar lo mau terbuka lagi sama gue?" Viola memang menyadari Mika semenjak menikah tak seterbuka seperti dulu padanya "astaga sayangku, gue gapapaaa. Jesslyn mana?" Mika tersenyum memastikan pada sahabatnya bahwa ia tak apa apa.
"Jesslyn biasalah lagi bucin, lo lupa hari ini kelas 12 terakhir disini? besok acara graduation mereka" Mika mengangguk, ia mengingat nya tapi ia tak memperdulikannya "HAIII ADA YANG RINDU GUE GA?" teriakan Jesslyn membuat seisi kelas menutup kuping "bisa pelani ga suara lo? ini bukan hutan!" tegas seorang ketua kelas "nyatai kali"
"selamat pagi anak anak"
masuknya wali kelas membuat mereka kembali tertib memang sedikit bingung , tumben sekali wali kelasnya ini masuk sepagi ini.
"ibu hanya memberitahukan kepada kalian, bahwasanya sekolah akan mengadakan acara pelepasan siswa siswi kelas 12 yang dilaksanakan di aula sekolah , dan untuk acara berlangsung kepala sekolah menyarankan bahwa setiap kelas menampilkan beberapa persembahan untuk meramaikan acara. seperti kelas 11 mereka menampilkan drama musikal, ibu memutuskan kelas kita akan menampilakn duet romantis. Jika ada yang minat silahkan tunjuk tangan"
tak ada satupun yang mengangkat tangan mereka, bahkan Mika sedari tadi hanya menelungkupkan wajahnya dimeja tanpa memperdulikan omongan wali kelasnya yang panjang dan tak penting.
"baiklah jika tak ada yang mau, ibu akan menunjuk saja. untuk penyanyi pria Fahri dan untuk penyanyi wanita Mikaela. untuk yang ibu tunjuk silahkan maju"
Mika membolakan matanya ia menatap sahabatnya sambil menujuk dirinya seolah minta penjelasan "iya lo anjir, udah maju sana" Mika tak habis pikir bahwa ia akan bernyanyi didepan banyak orang, memang ia suka bernyanyi tetapi tak didepan banyak orang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA || ON GOING
Teen Fictionharus menjadi orang yang memiliki begitu banyak space kesabaran hanya untuk menuju sebuah "kebahagiaan" yang tak terbatas dalam hidup. ------------------------------ WARNING ! novel ini berisi bahasa frontal dan terkadang formal kelakuaan brutal...