35

2.5K 314 17
                                    

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!








Cio, Chika dan juga Shani kini sudah berada dimobil dan akan pergi membeli mainan untuk Chika. Cio fokus menatap jalanan yang cukup ramai, hari ini dia sengaja meliburkan diri dari sibuknya bekerja. Meskipun nantinya akan di suguhkan dengan setumpuk berkas di meja kerjanya, itu bukan masalah bagi Cio. Yang terpenting sekarang dia bisa meluangkan waktunya untuk pergi bersama Chika yang sudah lama tidak dia lakukan.

Sesekali Cio melirik Shani melalui sudut matanya. Wanita itu dengan sabar menanggapi setiap celotehan yang keluar dari mulut Chika. Gadis kecil itu berada dipangkuan Shani. Tidak nampak lelah dari wajahnya, hanya ada senyum yang tersungging dibibirnya. Hati Cio sedikit menghangat, ternyata apa yang ada dibenaknya selama ini tentang Shani itu tidak benar. Dan Shani memang tulus menyayangi Chika. Timbul dalam benaknya bagaimana cara menjelaskan pada Chika kalau Shani itu ternyata bukan ibu kandungnya. Entahlah Cio menepis pikiran itu untuk saat ini. Dia hanya ingin fokus membuat Chika bahagia.

"Mama..." Panggil Chika.

"Iya, kenapa?" Jawab Shani.

"Mama cantik," Ucap Chika jujur dihadapan wajah Shani. Tangannya tak henti mengusap pipi Shani.
Cio yang mendengar perkataan Chika menarik sudut bibirnya samar. Dari mana Chika belajar gombal seperti itu, pikirnya dia anak kecil yang selalu berkata jujur. Dan memang tidak bisa dipungkiri, wanita yang ada disampingnya itu sempat membuat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Kamu juga cantik sayang, muachhh... Anak kecil ko udah pinter gombal sih?" Ucap Shani sambil mencubit gemas pipi Chika.

"Papa kan sering bilang gitu sama mama."Ucap Chika. "Mama emang cantik, iya kan pah?"

"I... Iya sayang." Jawab Cio, Chika berhasil membuatnya kikuk didepan Shani.
Shani menatap Cio aneh, kenapa pria yang ada disamping itu seperti salah tingkah.
Setelah itu tidak ada obrolan apapun lagi diantara mereka, Cio kembali fokus mengemudi.

"Chika mau minum ma..."

"Minum? Cio kamu gak bawa minumnya Chika?" Tanya Shani pada Cio.

"Saya lupa Shan, sayangnya papa nanti ya minumnya kalo udah sampe di mall. Papa lupa gak bawa minum kamu nak," sesal Cio.

"Ya udah gak papa pah, nanti Chika boleh kan beli eskrim ma?"

"Bol..." Belum sempat Shani menyelesaikan perkataannya.

"Nggak!!!" Potong Cio dengan nada yang sedikit meninggi.

"Hiks mama... Papa bentak!" Adu Chika pada Shani.

"Cio? Kamu apa-apaan, bisa pelan gak ngasih tau anaknya?" Ucap Shani.

"Maaf sayang, papa gak bermaksud bentak kamu. Papa gak mau kamu sakit, kalo makan eskrim." Ucap Cio memberikan pengertian pada Chika.

"Gak papa lah sekali-kali. Yang bikin sakit itu kalo tiap hari dia makan eskrim. Kalo seminggu sekali mah wajarlah." Ucap Shani.

"Ya udah terserah, kalo anak saya sakit. Kamu tanggung jawab!" Ucap Cio datar.

"Adek boleh ko beli eskrim, tapi satu aja ya?"

"Iya ma... Satu aja. Makasih ya maa... Muachhh... Chika sayang mama..." Tangan mungil itu melingkar pada leher Shani. Cio hanya bisa pasrah melihat interaksi mereka yang semakin dekat.







***






SKIP

Setelah cukup lama berada di mall dan Chika pun sudah mendapatkan apa yang dia mau, Cio memutuskan untuk mengajak mereka pulang karena hari semakin sore. Di tengah perjalanan Chika meminta untuk mampir ke sebuah taman, dimana itu tempat yang sering dia kunjungi bersama sang Oma. Hanya sekedar untuk melihat ikan atau angsa yang ada di taman tersebut. Cio pun menuruti permintaannya. Sore ini cukup cerah, mereka bisa menikmati matahari senja sambil duduk-duduk santai di tepi danau.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang