Perihal perbedaan.
Apakah cinta yang tulus itu bisa menyatukan perbedaan? Atau harus berpisah dan mendustakan yang namanya cinta.
***
Bermain gitar termasuk dari hobby Mohan dan Aqeela karena sedari mereka kecil sudah mengikuti les musik.
Dan sekarang Mohan dan Aqeela duduk di halaman rumah.
"Tolong tanyakan pada Tuhanmu. Bolehkah aku yang bukan umat-Nya, mencintai hamba-Nya, bila memang cinta ini salah mengapa kita yang harus terjatuh."
"Terlalu dalam."
"Bagus juga suara lo," Aqeela berdecak kagum.
"Dari lahir udah bisa nyanyi dan suara gue emang sebagus itu." Ucap Mohan percaya diri.
"Dari lahir? Yang ada cuma bisa oek-oek haha" tawa Aqeela.
"Mo, lo di villa kemarin ngomongin apa sih sama Jeslyn?"
"Oh itu.."
~ Flashback
"Ngobrol bentar sama lo boleh gak, Mo?" Tanya Jeslyn.
"Mau ngomongin apa?"
"Kesana dulu yuk, bentar aja," ajak Jeslyn.
Mohan mengikuti Jeslyn dan mereka duduk di ruang tamu.
"Jadi gini Mo, sebenarnya gue kurang bisa kalau ngobrol-ngobrol gitu sama Aqeela, Salsa juga."
"Ya, trus?" Sahut Mohan.
Jeslyn menatap Mohan dan berdehem pelan. "Ya, jadi lo di samping gue terus ya, soalnya cuma sama lo gue bisa adaptasi atau gak pas pulang nanti gue naik motor lo aja ya."
"Males banget, lo lupa Farel itu cowok lo? Lagian gue sama Aqeela."
"Iya inget, cuma agak gimana gitu. Lo 'kan tahu dia pemain cewek banget, jadi boleh ya gue sama lo aja." Ucap Jeslyn menatap Mohan dengan cengirnya.
"Bukan urusan gue. Udah ada Aqeela, dia udah lebih dari cukup buat gue."
"Tapi---"
Mohan langsung pergi meninggalkan Jeslyn yang menatap punggungnya tak percaya.
~Flashback Off.
"Jadi gitu, Qeel" ucap Mohan.
"Beneran gue lebih dari cukup?" Tanya Aqeela tersenyum sumringan.
"Iyalah! Gue mah apa adanya Qeel,"
Aqeela meninju pelan bahu Mohan.
"Mo, akhir-akhir ini kenapa gue sering banget ngerasa sedih ya?"
"Oh gue tahu, karena miskin aja itu, coba nikah sama Kim Taehyung pasti bahagia." Jawab Mohan.
Aqeela tertawa kencang dan memukul punggung Mohan. "Kalau ngomong suka bener lo,"
"Apalagi kalau nikah sama gue, pasti jauh lebih bahagia,"
"Yakin? Takut di kdrt gue ah!"
"Heh! Yang ada gue di kdrt sama lo, contohnya barusan udah 2 kali lo mukul gue,"
"Reflek, Mo. Reflek!"
"Reflek sesekali, gak berkali-kali."
"Iya-iya," cibir Aqeela.
"Eh, menurut lo Mo. Bang Shaka sama Salsa itu cocok gak?"
"Ya cocok-cocok aja sih, 'kan mereka yang ngejalanin."
"Kalau kita cocok gak?" Tanya Aqeela dengan mengedipkan matanya.
"COCOK BANGET, BANGET, BANGET!" Teriak Mohan dengan semangat.
"Lo mau bikin gue budeg ya, Mo?" Ucap Aqeela dengan mengelus telinganya.
"Biar lo ngerasain juga gimana rasanya di teriakin sampai telinga panas," jawab Mohan.
"BERISIK, HTA." Teriak Miko, tetangga mereka.
Miko seorang mahasiswa siswa sekaligus tetangga Aqeela dan Mohan yang sering adu mulut sama Aqeela.
"Lo juga bikin berisik Miko!"
"HTA apaan dah?" Tanya Mohan.
"Hubungan terhalang agama, cocok banget 'kan buat lo berdua haha." Ujar Miko dengan tawanya.
"Bacot lo es kiko, mending lo urusin monyet jelek lo itu." Ucap Aqeela dengan pedas.
"Chimmy (nama monyetnya) udah punya pacar. Berarti lebih jelek lo daripada dia, udah friendzone beda agama lagi haha." Ucap Miko diiringi dengan tawanya.
"Pacar Chimmy pasti lo 'kan?" Tanya Mohan menimpali.
"Ngawur lo, gue masih suka manusia kali!" Kesalnya.
Mohan menaikkan alisnya dan berucap. "Masa sih?"
"Orang gue suka lo," jawab Miko tersenyum tengil.
Mohan bergidik ngeri dan mengusap tengkuknya. "Anj! Serius lo?"
"Iya, Sayang," ujar Miko memberikan flying kiss.
"BUNDA..." Teriak Mohan mengadu dan berlari masuk kerumahnya.
Miko tertawa kencang dan memegang perutnya. "Seru banget ya jahilin kalian berdua haha."
Aqeela berjalan pelan kearah Miko.
"Mau ngapain lo Aqeela?" Tanya Miko was-was.
Aqeela kentut di depan muka Miko dan berlari masuk ke dalam rumahnya.
"AQEELA... BAU BANGKE!"
"RASAIN!"
•••
Pagi hari tepatnya sekarang hari senin dan mereka melaksanakan aktivitas keseharian mereka yaitu sekolah.
Seperti biasa Mohan dan Aqeela berangkat bersama.
Mohan menoleh ke belakang dan menatap wajah Aqeela. "Qeel, lo tahu gak kenapa motornya jalannya lama?"
"Apa tuh?"
"Jawab dulu, malesan banget."
"Ya karena motor lo butut lah!" Jawab Aqeela sekenanya.
"Anjir lo. Motor sebagus ini di katain butut, bukan itu lah jawabannya,"
"Bodo amat, gue gak peduli."
"Karena kalau tiba-tiba kenceng, lo bakal kejengkang," ujar Mohan dengan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Aaa! Mohan!" Tangan Aqeela meraih jaket Mohan, ia hampir saja kejengkang.
Mereka sudah tiba di sekolah.
"Kesel gue, Qeel. Kesel!" Celetuk Mohan.
"Aneh banget tiba-tiba kesel, kesel kenapa?"
"Pokoknya kesel!"
Aqeela menghembus nafasnya pelan dan berusaha sabar. "Iya, kesel kenapa?"
"Lo lihat tuh orang-orang pada ngeliatin kesini. Kesel gue, mereka pada heran kenapa gue seganteng ini." Ujar Mohan tengil.
"Najis!"
***
Di vote ya, biar makin semangat lanjutinnya.
Typo tandain!!Babaiii👋
Tunggu chapter selanjutnya yaa♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved! [On Going]
Teen Fiction"Gue cinta sama lo." Ucap Mohan penuh penekanan. "Hah?" Pernyataan yang paling mengejutkan dalam hidup Aqeela ialah ketika sahabatnya menyatakan cinta. Bahkan mereka selalu bersama. "Tembok kita terlalu tinggi, Mo." "Iya tahu, sejauh itu kita berbed...