Chapter 15

241 30 9
                                    

Mohan duduk di kelas dengan tersenyum manis, tak ada hari yang lebih membahagiakan dibanding dengan hari-harinya yang akur dan adem ayem bersama Aqeela. Seperti pagi ini. Tapi, tidak tahu siang nanti ataupun jam-jam berikutnya.

Mohan baru saja sampai di kelasnya tiba-tiba kepikiran Aqeela dan menyusul ke kelasnya.

"Loh, Aqeela mana? Salsa juga kemana? Kok mereka berdua gak ada?" Tanya Mohan ke teman sekelasnya Aqeela.

"Kalau Salsa gak tahu, tadi gue lihat Aqeela sama David di taman belakang," jawabnya.

"Udah sembuh dia?"

"Iya, udah sehat banget dia."

"Ok, thanks."

"Sama-sama, Mo. Gak mau duduk-duduk dulu nih?" Tanya cewek berambut blonde itu.

Mohan hanya melambaikan tangannya.

Mohan tergesa-gesa mencari Aqeela yang katanya sedang bersama dengan David di taman belakang sekolah, ia takut Aqeela kenapa-napa setelah kejadian waktu itu.

"AQEELA," Teriak Mohan.

Aqeela dan David menatap heran ke arah Mohan yang teriak-teriak.

"Qeela," Panggil Mohan.

"Kenapa, Mo? Kaya orang abis di kejar cabe-cabean aja lo,"

Mohan menarik tangan kanan Aqeela. "Ikut gue."

"Ada apa nih?" Tanya David menarik tangan kiri Aqeela.

Terjadilah tarik menarik antara Mohan dan David di tangan Aqeela.

"Udah! Sakit tahu." Ringis Aqeela dengan menghempaskan tangannya.

"Maaf, Qeel." Ucap Mohan mengelus tangan Aqeela.

Aqeela menatap David. "Nanti ya, gue ada urusan bentar."

"Gak boleh gitu dong, masih ada lima menit lagi sebelum bell masuk. Lagian kita sekelas, jadi barengan aja,"

"Iya, ngobrol di kelas aja," Aqeela langsung menarik tangan Mohan dan beranjak dari hadapan David.

David menatap tajam mata Mohan. "Sial."

Mohan tersenyum miring dan menggenggam erat tangan Aqeela.

Mohan mengajak Aqeela ke perpustakaan yang kebetulan sedang sepi.

"Lo gak ada otak ya, Mo? Ganggu orang aja." Kesalnya.

Mohan memegang kedua pipi Aqeela. "Lo gapapa 'kan? Ada yang sakit gak?"

"Ya gapapa, tumben lo aneh, kenapa?"

Mohan menghembus nafasnya pelan. "Lain kali kemana-mana harus sama gue,"

"Harus banget ya?" Tanya Aqeela memastikan.

"Iya, harus."

"Kalau ada masalah cerita aja sama gue, kita 'kan soulmate, harus selalu berbagi cerita," ujar Aqeela.

Mohan tersenyum melihat Aqeela peduli dan perhatian padanya, padahal dia jauh lebih khawatir kepada Aqeela.

"Gue cuma takut aja lo kenapa-napa,"

Aqeela memanyunkan bibirnya dan tersenyum salah tingkah. "Hm, besok jangan asal narik aja. Lain kali langsung tanyain aja dulu,"

"Besok? Jadi lo mau ketemu lagi sama dia?" Selidiknya.

"Pasti ketemu lah, 'kan sekelas." Ujarnya.

"Gak bisa. Kayanya gue harus pindah ke kelas lo juga."

"Ya, gak gitu juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Loved! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang