Chapter 2

2.5K 153 8
                                        

Seperti biasa aktivitas Mohan dan Aqeela bersekolah. Mohan mengernyit bingung pasalnya tak biasanya sahabatnya diam seribu bahasa dengan lingkaran hitam di matanya.

Mereka berdua berada di parkiran dan akan berjalan menuju kelas mereka.

Mohan dan Aqeela satu sekolah. Maka dari itu mereka berdua selalu bersama.

"Lo kenapa dari tadi lesu banget, sih," tanya Mohan sensi.

Tumben sekali sahabatnya ini tidak secerewet seperti biasanya dan dari tadi Aqeela terus menguap.

"Ngantuk, Mo. Hoam," Aqeela menutup mulutnya karena terus menguap.

"Gak tidur lo?" Tanya Mohan.

"Nggak, perut gue sakit banget. Pms hari pertama, Mo." Keluh Aqeela dengan memegang perutnya.

"Oh, shit! Gue lupa tanggal datang bulan lo, Qeel. Maaf ya," sesal Mohan.

"Nggak usah jalan ya, gue gendong aja ke kelas. Apa kita pulang aja ya biar lo bisa istirahat," sambung Mohan.

"Bawel," ucap Aqeela sambil terkekeh.

"Gue serius, Qeela."

"Gapapa, sekolah aja." Jawab Aqeela dengan senyuman.

"Sini naik," ucap Mohan dengan menepuk punggungnya.

"Iya, chagiya,"

"Ha? Chagiya apaan, Qeel?" Tanya Mohan dengan menegakkan tubuhnya.

Aqeela mendesis pelan, pasti nanti jika dirinya menjawab pertanyaan Mohan, Mohan tidak akan berhenti tersenyum tak jelas.

"Tuh, tanya aja sama orang," jawab Aqeela dengan memelas.

"Oke."

Mohan menghampiri para adik kelasnya untuk menanyakan ucapan Aqeela.

Aqeela yang melihatnya hanya menepuk keningnya pelan.

"Mulai deh, otak tololnya," lirih Aqeela.

Para cewek-cewek yang melihat Mohan berjalan menghampiri mereka berdecak kagum dengan ketampanan Mohan.

"Aduhh, Kak Mohan kesini lagi, gue udah cantik belum?" Tanya cewek dengan lipstik lumayan merah.

"Nggak usah geer, deh. Kak Mohan itu nyamperin gue!" Jawab teman cewek itu dengan percaya diri.

"Hi, gue mau nanya nih," ucap Mohan di hadapan mereka.

"Ahh- i-iya, mau nanya apa Kak?" Tanya mereka dengan gugup.

"Arti chagiya itu apa, sih?" Tanya Mohan.

"Sayang" jawab mereka kompak.

"Kan, gue nanya arti chagiya apa?"

"Sayang..."

"Kalian gimana, sih! Orang nanya di panggil sayang. Gue tahu, gue ganteng tapi ya gak gitu juga kali." ucap Mohan dengan menyugar rambutnya.

"Arti chagiya apa?" Tanya Mohan sekali lagi.

"SAYANG! KAK MOHAN." Jawab mereka dengan kesal.

"QEELA, APAAN NIH MEREKA, GUE NANYA MALAH DI PANGGIL SAYANG!" Teriak Mohan kesal dengan menghentakkan kakinya.

Aqeela yang mendengar teriakan Mohan meringis malu dengan menggaruk tengkuknya tak gatal.

"UDAH, AYO! JADI NGGAK GENDONG GUE!?" Tanya Aqeela mengalihkan pembicaraan.

"Of course, baby!" Jawab Mohan dengan merentangkan kedua tangannya

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 9:30 para siswa dan siswi di Alexandria Internasional School sedang istirahat.

Mohan dan teman-temannya lagi makan di kantin sekolah mereka.

"Mo, lo sadar gak, sih. Aqeela semenarik itu," celetuk Farel.

Mohan mempunyai teman dekat di kelasnya tiga orang, para siswi Alexandria Internasional School menyebutkan mereka "Ganteng-ganteng freak."

Mereka langsung menatap ke arah Aqeela yang sedang mengantri bakso.

Mohan mengernyitkan alisnya.

"Dih, berlebihan lo." Dengus Mohan.

"Biasalah, mata Mohan emang agak laen, haha." Ucap Regan dengan tawanya.

"Alah! Lo Mo. Lo itu kebanyakan makan gengsi."

"Seantero sekolah ini juga tau Aqeela itu banyak di idamkan oleh cowok-cowok," ucap Haikal pedas.

"Gila, Aqeela cantik banget!" Lirih Farel dengan menggelengkan kepalanya.

"Mata lo buta atau silinder, sih? Aqeela secantik itu, Mo," geram Haikal.

"Yaa, cantik, sih," jawab Mohan acuh.

"Lo sekali ngomong pedes banget, mending lo diem kek biasanya aja, deh." Ucap Mohan kepada Haikal.

Haikal hanya mengidikkan bahunya acuh.

"Gue denger-denger Aqeela lagi deket sama David," ucap Regan.

"Oh, gue gak tahu," sahut Mohan.

"Masa lo nggak tahu, lo aja sama Aqeela hampir 24 jam sama-sama terus," ucap Regan menatap tak percaya ke arah Mohan.

"Iya, sih. Sama-sama terus. Tapi, kebanyakan berantemnya,"

Mohan menatap ke arah Aqeela yang dari kejauhan, Aqeela juga menatap ke arahnya dengan menjulurkan lidahnya.

Aqeela berjalan menghampiri Mohan dengan senyuman manisnya.

"Mohan, gue laper. Males ngantri baksonya," ucap Aqeela dengan menarik tangan Mohan.

"Bentar, biar gue yang ngantri,"

"Duduk disini," sambung Mohan dengan menepuk tempat duduknya.

Aqeela mendengar ucapan Mohan langsung tersenyum manis.

"DI OBOK-OBOK, DI OBOK-OBOK. GOBLOKNYA MENGALIR JAUH, HAHA!" Teriak Regan dengan tawanya.

"Berisik!" Desis Haikal.

***

-TBC-

Be Loved! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang