Chapter 18

158 30 1
                                    

Ternyata, benar kata sebagian orang-orang. Yang sulit di takdirkan untukmu adalah yang paling membuatmu jatuh cinta. Bahkan sejatuh-jatuhnya.

***

Rembulan malam dan bintang yang bersinar terang, di malam indah ini Mohan dan Aqeela sedang menghirup udara segar.

"Mau kemana kita, Mo?" Tanya Aqeela.

"Jalan-jalan lah, mau ngapain lagi coba."

"Kemana! Otak lo dimana sih, orang nanya kemana dijawab gitu." Kesalnya.

"Sorry, ga fokus, soalnya gue natap spion mulu sih makanya ga fokus."

"Udah gue ga pake helm, trus yang boncengin juga ga fokus. Ya Allah, keselamatan gue di ujung tanduk ini." Ucap Aqeela mendramastis.

"Hei, jangan salah. Keselamatan itu tergantung yang bonceng, kalau gue orangnya pasti lo selamat.

"Mana jalannya pelan banget, gue aja sini yang bonceng lo," omel Aqeela.

Mohan menatap Aqeela di spion dan tersenyum sinis." Yakin lo? Motor gue segede ini dibawa sama bocil kaya lo,"

"Bercanda kali, gak sanggup juga gue bonceng samson. Pulang aja sih, Mo. Daripada muter-muter gak jelas!"

"Jajan, Qeel. Yakali gue ngajak lo keluar gak ada tujuan."

"Oke! Diseberang sana tuh banyak jajan."

Mohan dan Aqeela menyeberang jalan untuk membeli jajanan yang Aqeela maksud.

Aqeela duduk di kursi sedangkan Mohan berjongkok di dekat Aqeela sambil melihat-lihat ponselnya.

Mohan yang lagi bermain ponselnya di kejutkan dengan seseorang yang berjongkok dan merangkul bahunya.

Ya, itu Miko. Tetangga sekaligus musuh bebuyutan Aqeela. Kelakuannya memang suka sok akrab gitu, tiba-tiba merangkul orang.

"Mo, kok lo mau sih jalan sama bocah tengil ini?" Tanya Miko dengan berbisik.

"Dipaksa gue." Jawab Mohan.

"Lo yang ngajak gue ya, Mohan. Jangan ngarang!"

"Kok ada suara ya? Tapi, gak ada wujudnya?" Tanya heran Miko.

"Itu mah lo nyebutin ciri-ciri lo sendiri," jawab Mohan.

"Setuju banget gue sama lo, Mo!" Sahut Aqeela.

Miko tak menanggapi ucapan Aqeela. "Nah 'kan merinding gue, Mo. Kayanya disini angker deh," ucap Miko bergidik ngeri.

"Lo bisa baca ayat kursi 'kan, Mo?" Tanya Miko

"Lo ngeledek gue!?" Kesal Mohan.

"Gue denger ya, Miko..." Geram Aqeela.

"Nah 'kan apa gue bilang, Mo. Aqeela itu lebih serem dari setan lihat aja tuh tanduknya udah mulai keluar."

"Lo lebih dari setan ya, es kiko!" Pekik Aqeela.

"Makanya lo harus hafalin ayat kursi kalau deket setan begini, jaga-jaga siapatau tanduknya keluar." Ucap Miko tertawa.

"Jadi lo dari tadi ngeledek gue ya!?"

"Kalau lo ngerasa." Ujar Miko tersenyum tengil.

Miko berlari kencang menghindari tatapan maut Aqeela yang siap menerkamnya.

Aqeela menghela nafas kasar dan menyugar rambutnya. "Kenapa sih, dari banyaknya tempat di dunia ini harus ketemu makhluk jadi-jadian itu."

•••

Setelah pulang dari mencari angin malam, Mohan dan Aqeela pulang ke rumah masing-masing.

Mohan yang lagi duduk di balkon kamarnya tersenyum menatap ke arah kamar Aqeela.

"Sesayang itu ya sama Aqeela?" Tanya Bima Ayahnya Mohan.

Mohan menoleh ke sumber suara. "Lebih dari itu, Yah."

"Aqeela tahu gak kalau kamu sesayang itu sama dia?" Tanyanya.

"Nggak, Yah. Dia juga lagi deket sama temen sekelasnya."

"Trus kamu tinggal diam gitu aja?"

"Gak tahu, bingung juga, Yah." Keluh Mohan.

"Laki-laki itu harus ada pendirian, kalau kita gak melangkah ke depan yang ada di ambil orang. Perempuan itu butuh kepastian, Ayah gak pernah melarang kamu berhubungan sama siapapun. Apalagi Aqeela, Ayah setuju." Jelasnya.

"Secinta apapun aku sama dia, tetap aja dia milik Tuhannya, Yah. Aku gak bisa merebut dia."

•••

Di sebuah ruangan yang gelap, terlihat hanya wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan yang gelap, terlihat hanya wajahnya. Wajah tampannya terang terpantul sinar layar monitor, ia melihat-lihat sekeliling dari monitor itu tanpa terkecuali dan yang paling membuatnya terpukau ialah sosok gadis cantik.

Gadis cantik dengan rambut di kuncir asal-asalan tanpa adanya riasan di wajahnya, yang menambah kesan cantik dan naturalnya dia.

"Selalu cantik," ucapnya tajam.

Dia mengelus pelan layar monitor. "Di kehidupan yang gelap ini, untungnya ada kamu yang mengisi hari-hari saya."

Dia terkekeh pelan dan berucap. "Harus berapa lama lagi saya nunggu, hm?"

"I need you, my little girl."

•••

Baru ada waktu update nih, jangan lupa vote ya, typo tandain.

Sampai jumpa chapter selanjutnya.

Ily all🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Loved! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang