"Hallo, guys! Leon yang tampan dan pemberani kembali, adakah yang merindukan ku?!"
Leon berteriak di ambang pintu sembari merentangkan tangannya, ia menatap teman-teman nya yang sedang berkumpul di ruang keluarga dengan senyum yang merekah di wajahnya
"Ini ga ada yang menyambut kedatangan gue gitu?" tanya nya menarik turunkan alisnya, ketika melihat mereka hanya diam menatap nya
Mereka menggeleng, membuat Leon menurunkan tangannya
"Lo semua ga kangen gue apa?!"
Leon berjalan dengan wajah cemberut
"Heh, bocah. Lo baru pergi tiga hari ye bukan tiga bulan" ucap Husein, membuat Leon cengengesan
"Yakali gitu bang. Lo merasa kesepian" jawab nya
"Ga, ya. Malah adem ayem ni rumah" sahut Husein lagi
Leon menatap Husein, lalu melemparkan bantal sofa ke arahnya
"Jahat" ketus nya, lalu memalingkan wajahnya, seolah-olah ia merasa tersakiti
Husein, Davie, Bagas dan Gibran yang ada disana tertawa melihat ekspresi Leon
"Btw, gimana keadaan nyokap lo? Udah baikan?" Bagas bertanya, membuat Leon menatap nya
"Alhamdulillah, udah bang. Makanya gue bisa buru-buru balik kesini" sahut Leon
"ouh, syukur deh"
Leon tersenyum tipis, lalu berdiri
"Gue mau istirahat dulu, ya" ucap nya, yang di balas anggukan kepala oleh teman-teman
"Eh Shaquille ada di kamar nya?" tanya Leon, sebelum beranjak dari sana
"Ada, udah balik dia" sahut Gibran, membuat Leon mengangguk
"Kesepian dia kayanya ngga ada lo, jarang keluar kamar" ujar Davie, membuat Leon terdiam
"Iya kah?"
Lalu ia berjalan menaiki lantai dua. Sebelum pergi ke kamarnya, ia lebih dulu mampir ke kamar Shaquille yang pintu nya tak tertutup rapat
"Woi"
Shaquille yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya nya menoleh, ia terkejut melihat Leon yang tiba-tiba ada di belakangnya
"Serius amat, sampe gue datang aja gatau" ujar Leon, lalu duduk di samping Shaquille
"Tugas gue banyak" sahut Shaquille
"Gimana keadaan tante Levi, udah baikan?" Sambungnya
"Mama udah baikan, cuma kecapean aja kemarin" jawab Leon
Ia memperhatikan Shaquille yang sedang fokus pada layar di depannya
Leon mengambil sesuatu dari tas nya, lalu memberikannya pada Shaquille
"Apaan?"
Leon mengendikan bahunya, "gatau isinya apa. Tapi yang jelas itu titipan dari nyokap lo" sahutnya
Shaquille mengangguk. "Thanks" ucapnya, sembari menerima paperbag kecil yang Leon berikan
Leon mengangguk. "Gue balik ke kamar ya" ujarnya, yang di balas deheman oleh Shaquille
Leon berdiri, namun bukannya pergi ia malah menatap Shaquille, membuat Shaquille menatap nya balik
"Kenapa?"tanya Shaquille, yang melepas kacamata yang bertengger di hidungnya
Leon menggeleng. "Lo ga mau cerita gitu?" ucapnya
"Maksudnya? Apa nyokap gue udah cerita?" tanya Shaquille, membuat Leon mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nomor9
JugendliteraturBercerita tentang sembilan anak rantau, yang mencoba bertahan hidup dikota yang keras. Berada di satu kost yang sama, membuat mereka harus saling menerima perbedan sifat dan kebiasaan. Cerita ini murni pemikiran ku sendiri, yang terinspirasi dari Xo...