Malam yang sunyi, angin berhembus lumayan kencang. Leon, pemuda itu sedang rebahan santai diatas kasur nya sembari memainkan handphone.
Sesekali ia tertawa pelan, ketika melihat sebuah video lucu di beranda sosial media nya
Namun, semuanya berubah menjadi mencekam ketika ia mendengar suara itu lagi. Suara seseorang menangis dari balik tembok kamar nya.
"Aih, gue kira gabakal ada lagi, kemarin-kemarin ga ada tu suara" gerutu nya, ia merubah posisinya menjadi duduk.
Sebenarnya, ia merinding, tapi ia akan berusaha untuk tak takut. Ia akan benar-benar memastikan bahwa suara itu memang benar adanya, bukan hanya halusinasi semata.
Ia berdiri, lalu berjalan dengan cepat keluar dari kamarnya.
Ia mengetuk kamar Shaquille dengan kencang membuat pemuda berambut coklat terang itu membuka pintu dengan wajah kesal
"Berisik banget malam-malam. Lo gatau tugas gue banyak!" omelnya
"Maaf. Tapi itu ada lagi" ujar Leon, menunjuk kamarnya
"Ada apaan?" Shaquille menaikan sebelah alisnya
"Suara yang waktu itu gue denger, ada lagi" Leon menggoyang-goyangkan tangan Shaquille menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sibuk menunjuk ke arah kamarnya
Davie yang mendengar keributan dari luar, menghampiri mereka.
"Apaansi? Berisik banget sampe kedengeran ke kamar gue" ucap nya,
"Ini, si Leon katanya ngedenger suara orang nangis lagi" ujar Shaquille, membuat Davie mengernyitkan dahinya
"Hah, masa si?" tanya nya tak percaya
"Serius, ayo deh lo pada ikut gue" ujarnya, menarik tangan Davie dan Shaquille, membuat dua orang itu mengikuti nya
Mereka sampai di kamar Leon, lalu diam dengan ekspresi terkejut
"Asli, iya cuy" ujar Shaquille, yang samar-samar mendengar nya
"Tapi, kaya suara orang ga si?" sahut Davie
"Mana ada orang malam-malam gini nangis sampe kedengeran ke kamar gue?" jawab Leon
Lama-lama, mereka merinding dan memutuskan untuk keluar. Sebenarnya, Shaquille pertama kali berlari diikuti Leon dan Davie
"Kamar lo serem, Le" ujar Shaquille, ketika mereka berada di luar
"Bener kan apa kata gue kemarin, kalian si pada ga percaya" jawab Leon
Tiba-tiba, suara gemuruh mengejutkan mereka disusul suara hujan turun dengan derasnya
"Suasana nya jadi agak beda, ya." Ucap Davue, mengusap lehernya. "Dahlah, gue mau tidur aja" sambungnya, lalu masuk ke kamar nya. Meninggalkan Leon dan Shaquille yang terdiam
"Gue nginep di kamar lo, ya Qill" rengek Leon, seperti anak kecil
"Dihhh" Shaquille mendelik melihat ekspresi Leon yang sok imut itu
"Woi, kenapa si?" tegur Alex, ia baru saja pulang dari caffe nya, dan mendengar suara ribut dari lantai dua
Mereka berdua turun menghampiri Alex
"Gue denger suara itu lagi bang," Leon memberi tahu
Alex mengangkat sebelah alisnya, lalu menatap Shaquille, seperti bertanya benar atau tidak yang dikatakan Leon
Shaquille mengangguk, "Bener bang. Tadi gue sama Davie ke kamarnya buat mastiin dan kita beneran denger suaranya."
"Coba ayo kesana" ucap Alex, lalu berjalan menuju lantai dua diikuti Leon dan Shaquille dibelakangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nomor9
Teen FictionBercerita tentang sembilan anak rantau, yang mencoba bertahan hidup dikota yang keras. Berada di satu kost yang sama, membuat mereka harus saling menerima perbedan sifat dan kebiasaan. Cerita ini murni pemikiran ku sendiri, yang terinspirasi dari Xo...