16. Antara hati dan Pikiran

176 35 11
                                    

Zayn mengetuk pintu kamar Shaquille beberapa kali, hingga akhirnya pintu terbuka. Shaquille menatap heran ke arah Zayn yang datang dengan membawa makanan ditangannya

"Ini tadi makanan dibawain bang Alex, lo belum makan kan?" ucap nya, membuat Shaquille mengangguk

"Nih ambil. Dia bawain buat semua anak kos, jadi lo termasuk orang yang harus ikut nyicipin makanan itu" ucap nya lagi

"Makasih ya bang" ucap nya, lalu menerima makanan itu

Zayn hanya mengangguk, melihat Shaquille yang tersenyum menatap makanan ditangannya

"Lo kenapa?" tanya nya, membuat Shaquille menaikan pandangannya

"Emang gue kenapa?" tanya Shaquille balik, ia berdeham pelan

"Lo agak beda"

"Perasaan lo aja itu mah" jawab Shaquille, tertawa pelan. Lebih tepatnya tertawa menutupi kebohongan. Zayn tau itu, tapi ia lebih memilih untuk mengangguk

"Oh ya, gue pengen ngajak lo makan diluar, tapi pas gue liat kayanya lo sibuk?"

Shaquille menaikan sebelah alisnya, "dalam rangka apa?"

Zayn menggaruk kepalanya yang tak gatal, "gada apa-apa si, lagi pengen traktir temen aja" Jawabnya

"Gaya lo" sahut Shaquille tertawa pelan

"Lain kali ya bang, gue lagi mager pergi" jawab Shaquille jujur. Walau tak biasanya ia menolak ajakan makan diluar, biasanya soal makanan Shaquille tak pernah menolak.

"Ya gapapa"

"Yaudah, gue turun dulu. Jangan lupa dimakan ya" pamitnya, membuat Shaquille mengangguk

"Makasih ya, bang. Bilangin sama bang Alex juga. Sorry gue lagi banyak tugas, gabisa ikut ngumpul" ucap nya

Zayn tersenyum tipis, lalu menepuk pundak Shaquille. "Jangan terlalu memaksa diri, tugas lo banyak tapi lo juga butuh istirahat. Makanan nya jangan lupa dimakan, kalo ada apa-apa, atau mau cerita jangan sungkan, ya"

Setelah mengatakan itu, Zayn langsung pergi menuruni tangga, meninggalkan Shaquille yang terdiam

"Jangan terlalu memaksa diri" gumamnya, mengulang perkataan Zayn

"Tapi, semuanya gue lakuin karna keterpaksaan" sambungnya, tersenyum miris

°°°°°°

"Davie, sini!" Zayn berteriak dari lantai satu, membuat Davie yang berada di tangga paling atas buru-buru turun

"Kenapa bang Zayn?" tanya nya, sembari menghampiri Zayn yang berada di pintu dapur

"Sini-sini" Zayn melambai-lambaikan tangannya, membuat Davie menaikan sebelah alisnya

"Kenapa?" tanya nya sekali lagi, ketika ia sudah sampai didepan Zayn

"Tolong ambilin indomie gue dong, disana" ucap Zayn, menunjuk ke atas lemari penyimpanan makanan. Di atas nya terdapat kardus berisi indomie miliknya

"Makanya tinggi tu keatas" ucap Davie terkekeh, membuat Zayn mendengus

"Bangku disini kemana si? Biasanya gue pakai bangku itu buat ambil mie" ucap Zayn

"Kemarin si gue liat dibawa Bang Husein ke belakang, gatau buat apaan" jawab davie

Ia mengambil kardus itu dengan mudah, karna tubuhnya yang menjulang tinggi.

Zayn tersenyum senang sembari menerima kotak berisi indomie itu

"Makasih. Lo mau ga? Sekalian gue masakin" tawar Zayn

"Boleh tu" jawab nya

"Gue juga mau dong" sahut Husein, yang baru saja masuk kedalam dapur

Rumah Nomor9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang