Happy reading📖
°°°°°°
Matahari memancarkan sinar nya dengan terang. Semua orang bersiap-siap untuk menjalankan aktifitas nya masing-masing. Begitupun dengan penghuni kosan itu.
Gibran berjalan menuruni anak tangga dengan tas yang berada di bahu kirinya, ia tersenyum saat berpapasan dengan salah satu teman se lantai nya.
"Pagi, Qill" sapa nya, saat berpapasan dengan Shaquille yang baru saja akan menaiki anak tangga, dengan membawa secangkir teh hangat ditangannya
Tak ada angin, tak ada hujan, Shaquille hanya tersenyum tipis dan berlalu begitu saja, membuat Gibran merasa heran. Tak biasa nya teman nya yang selalu rusuh itu bersikap kalem.
Biasanya, Shaquille akan membalas sapaan nya dengan suara yang keras, bahkan menyapa anak-anak kosan ini dengan teriakan nya.
Namun, hari ini berbeda.
Gibran mengendikan bahunya, lalu berjalan ke arah sofa yang diduduki oleh Bagas dan Zayn
"Shaquille sakit?" tanya Zayn, membuat Gibran menoleh
"Kenapa emang nya?"
"Lo ga ngerasa aneh apa? Biasanya kalo tu anak udah keluar kamar, bakalan berisik banget. Tadi tu dia cuma senyum-senyum doang" jawab Zayn, lalu memasukan laptopnya ke dalam tas
"Mungkin dia lelah" sahut Bagas, yang sedang menonton tv
°°°°°°
Shaquille berada didepan kamar Leon, tangannya yang akan mengetuk pintu itu terhenti, tatkala pintu terbuka
Shaquille mengernyit kan dahinya saat melihat Leon membawa sebuah koper
"Lo mau kemana?" tanya nya
"Gue mau balik, mama sakit" jawab Leon, membuat Shaquille mengangguk
"Lo kenapa?" tanya Leon, yang menyadari raut wajah Shaquille berbeda dari biasanya
Shaquille tersenyum tipis, lalu menggeleng. "Ga apa-apa. Tadinya ada yang mau gue ceritain, tapi gapapa nanti aja."
"Eh, mau cerita apa emangnya?"
Shaquille menggeleng. "Ngga, kok. Nanti aja, kalau lo udah balik. Salam buat tante Levi, semoga cepat sembuh," ucap Shaquille
"Amiin, yaudah gue pergi dulu, ya. Kakak gue udah nelpon terus" pamitnya, membuat Shaquille mengangguk
Leon menggeret kopernya, namun langkahnya terhenti. Ia menoleh ke belakang, melihat Shaquille yang sedang berjalan menuju kamarnya
"Qill" panggil Leon, membuat Shaquille menoleh
"Lo ga mau antar gue ke depan?" tanya nya, dengan tatapan polos
Shaquille menaikan sebelah alisnya, "emang mau dibantu bawain kopernya?"
Leon menggeleng, "ya ngga si. Kali aja gitu lo mau antar gue sampe depan" jawab Leon, sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal.
Biasanya jika menyangkut keluarganya, Shaquille akan heboh. Apalagi, waktu itu Shaquille pernah bilang, kalau mama Leon sudah ia anggap mama sendiri, karna mereka berteman sejak kecil. Jadi, jika sesuatu terjadi pada orang tua Leon, biasanya Shaquille akan sibuk membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nomor9
Teen FictionBercerita tentang sembilan anak rantau, yang mencoba bertahan hidup dikota yang keras. Berada di satu kost yang sama, membuat mereka harus saling menerima perbedan sifat dan kebiasaan. Cerita ini murni pemikiran ku sendiri, yang terinspirasi dari Xo...