-03

4.7K 286 16
                                    

- typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost

[Happy reading]

🖤
𝓢𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪
.
.
.

Geo mengumpat untuk yang kesekian kalinya dengan kaki menendang kesal body motor. Pagi ini saat hendak pergi ke sekolah, motornya mogok di tengah jalan yang lumayan ramai. Jika ia melewati jalan yang selalu di lewatinya, mungkin geo sudah di tunggu beberapa orang di sana, jadi ia memutuskan untuk memotong jalan melewati sekolah TUNAS BANGSA yang mana sebenernya di sana juga terdapat beberapa musuhnya, tapi geo yakin lewat sini ia akan lebih aman....

"Gak tau diri banget udah gue modalin, gue service-in malah mati di tengah jalan si anjing" Gerutunya kesal.

Kehadirannya mencuri banyak perhatian siswa-siswi yang berjalan kaki atau memakai kendaraan menuju sekolah mereka, TUNAS BANGSA. Pasalnya sangat jarang ada yang melewati jalan depan TUNAS BANGSA dengan menggunakan seragam yang berbeda...

"Tuh kan? Adek bilang juga apa? Jalan kaki itu nggak lama, lagian sehat lho sekalian olahraga" Geo mengalihkan atensinya pada pemilik suara yang seperti de javu di indra pendengarannya. Benar saja, itu adalah anak kecil yang di temuinya satu minggu lalu, dan lagi-lagi bersama salah satu orang yang ingin di singkirkannya, gavindra alexandria.

"Abang!! Itu orang yang waktu itu kan?!! " Pekik gallen menyadari kehadiran geo yang kini tidak tahu harus melakukan apa. Harga dirinya terasa tercoreng sebab motor yang di kendarainnya mogok di depan musuhnya secara langsung....

Geo melihat melihat dua orang itu mendekatinya dengan tangan si kecil yang memaksa yang lebih besar untuk mengikutinya....

"Kamu ngapain di pinggir jalan? Ngemis? " Jika tidak gemas dengan wajah lucunya, mungkin geo sudah akan memukul wajah orang di depannya yang sembarangan mengatakan yang tidak-tidak tentangnya....

"Ayo masuk, bentar lagi bel" Ajak gavin pada gallen yang langsung membuat adiknya itu menarik tangannya menahan....

"Bentar... Abang tanyain gih kenapa dia di sini, sama adek gak di jawab" Gavin menghela napas. Ia tahu jika geo tengah menahan kesal, sebab siapa yang tidak kesal dengan pertanyaan sekaligus tuduhan dari gallen...

"Ngapa-"

"Ngemis " Potong geo dengan penekanan membuat gavin memutar bola mata malas....

"Tuh kan!! Beneran ngemis—abang kasih uang cepetan, kasian tau dia kepanasan"

Entah orang di depannya ini polos atau pura-pura polos saja, rasanya geo ingin mencabik-cabik wajah bulat itu dan mengunyah hingga lembut, terlampau emosi dan gemas di saat bersamaan....

"Lo beneran mikir gue ngemis?! Gak liat apa penampilan gue udah mahal gini! " Seru geo kesal.

"Oktap suara lo! " Peringat gavin saat menyadari gallen berjalan mundur dan menyembunyikan tubuhnya di belakang tubuh gavin, hanya wajahnya yang sesekali menyembul....

Geo menatap gallen yang mengintip di belakang tubuh besar itu, merasa bersalah sekaligus gemas...

"Sorry" Ujarnya singkat.

Gavin menarik lembut tangan gallen dan hendak membawanya pergi sebelum suara geo menghentikannya....

"Tunggu! " Gavin dan gallen berbalik....
"G-gue boleh minjem hp lo? " Lanjutnya kikuk, persetan dengan harga diri, geo tidak mungkin berjalan kaki menuju sekolahnya yang lumayan jauh....

"Kamu nanya siapa? " Atensi geo sedikit menajam, merasa di rendahkan dengan pertanyaan itu...

Gavin merogoh saku celananya dan memberikan ponsel miliknya pada geo, ia tahu pemuda tempramental itu tengah menahan amarahnya dengan pertanyaan adiknya. Karena setahu gavin, geo termasuk orang yang menjunjung tinggi harga diri, pertanyaan dari gallen sedikit menurunkan harga dirinya...

SEMESTA (𝘽𝙥 𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang