-09

3.3K 308 16
                                    

–typo bertebaran
–tinggalkan kritik berbentuk saran
–don't repost
–just imagination

[Happy reading]

🖤
𝓢𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪
.
.
.

"WUAHHH!! ABANG!! "

Seruan bahagia dengan binar senang di mata gallen membuat dua dominan di depannya menatapnya tersenyum kecil, menahan gemas pada sosok yang terlampau bahagia itu karena apa yang di dapatkannya...

"Senang? " Gallen mengangguk cepat dengan atensi tidak teralih dari benda di depannya...

"Ano beli dimana? " Tanya gallen antusias pada geo yang duduk bersampingan dengan gavin.

"Mall deket sekolah" Jawab geo. Perutnya terasa tergelitik saat gallen memanggilnya yang panggilan khusus miliknya sendiri.

"Sekolah kamu? " Geo mengangguk meng-iya kan.

Gallen senang bukan main saat geo datang hampir tengah malam seperti ini dengan membawakannya sebuah miniatur lucu berbentuk sebuah dapur mini yang mana terisi beberapa barang perlengkapan khusus dapur di dalamnya. Rasa kantuk yang sempat menyerangnya setelah menangis, lenyap seketika saat box dalam paper bag yang geo bawa di keluarkan.

"Udah. Simpen dulu, adek harus tidur"

Mendengar perkataan gavin membuat gallen menoleh pada sang kakak yang duduk di sofa kemudian menunduk dengan raut sedihnya...

"Padahal adek mau pasang dulu" Gumamnya pelan.

Geo menggigit pipi dalamnya sebab gemas, bagaimana gavin bisa tahan satu rumah dengan makhluk semenggemaskan itu, fikirnya...

"Besok lagi... Udah mau tengah malem" Kata gavin memberikan pengertian

"Sepuluh menit lagi" Negosiasi gallen menatap kakaknya memelas, mengabaikan wajah memerah geo di sampingnya.

"No! Daddy pasti ngecek kamar adek bentar lagi"

Itu memang benar, kepala keluarga itu akan selalu menyempatkan diri mengecek keadaan kedua buah hatinya, memastikan mereka sudah terlelap atau belum. Dan kini gallen yang berada di kamar kakaknya di tengah malam begini pasti akan menimbulkan tanya, terlebih ada geo di ruangan yang sama...

"Ano nginep? " Kali ini gallen menatap geo yang sedari tadi hanya memperhatikan keduanya, lebih tepatnya gallen.

"Enggak–

" Dia nginep, sama abang" Geo menatap gavin protes, geo tidak mungkin mau tidur satu ruangan bersama manusia beku itu.

Gallen tampak terdiam sejenak mengulum bibir...

"Umm–yaudah, adek balik ke kamar dulu" Ujarnya lesu, ia menopang dengan Hati-hati miniatur pemberian geo dengan harga selangit itu, sayang kalo jatuh fikir gallen.

'Ice cream 20k aja minta ganti rugi'

"Abang" Panggil gallen menghentikan langkahnya di samping gavin membuat sang kakak menoleh penuh tanya.
"Kiss me" Gavin tersenyum gemas, ia berdiri dan mencondongkan tubuhnya untuk membubuhkan kecupan di setiap sisi wajah gallen, terlampau gemas sedari tadi...

"Ehm!! "

Gavin dan gallen menoleh pada geo yang tengah menggaruk tengkuknya canggung, geo tidak pernah berada dalam suasana hangat seperti ini sebelumnya...

"Umm– ano, makasih ya mainannya, adek bobo dulu, dadah ano~ selamat malam~" Ucap gallen ceria membuat geo tidak bisa menyembunyikan wajah memerahnya...

"Oke" Gumamnya setelah gallen beranjak.

Gavin berjalan ke arah kulkas mini yang berada di satu sudut kamarnya, membukanya dan mengambil tiga kaleng minuman lalu meletakkannya di atas meja kecil di depan geo...

SEMESTA (𝘽𝙥 𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang