-06

3.8K 340 28
                                    

–typo bertebaran
–tinggalkan kritik berbentuk saran
–don't repost

Sebenarnya sedikit kurang minat nerusin ini book, karena enggak serame yang sebelah, ya walaupun sebenarnya gak rame-rame banget yang ngasih jejak, tapi aku usahain terus up karena sayang juga udah setengah jalan masa unpublished lagi...

Makasih yang udah kasih aku suport dengan meninggalkan jejak kalian di book aku, sehat selalu ya, semoga makin suka sama alur ceritanya...

[Happy reading]
                                  

🖤
𝓢𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪
.
.
.

Mata rubah itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang memasuki retinanya, mengernyit saat sinar mentari menusuk bola matanya yang sayu...

Gallen mencoba duduk dan merenggangkan ototnya yang terasa kaku, seakan tersadar, gallen terdiam beberapa saat. Menatap ubin lantai yang terasa asing, lalu mendongak dan membola terkejut saat matanya bersibobrok dengan mata setajam silet yang kini menatapnya diam...
Mengalihkan pandangan, gallen mencoba menjauh dari tatapan itu, tangannya saling meremat gugup. Pasalnya, di ruangan itu hanya ada dia dan orang menyebalkan yang di tolong oleh kakaknya.
Berbicara soal kakaknya, dimana saudara kembarnya itu? Apa ia tinggalkan? Apa gavin sudah muak memiliki kembaran sepertinya? Apa gallen akan tetap di sini? Bagaimana jika daddy dan papa mencarinya? Bagaimana–

"Dahi lo udah kayak kakek-kakek" Celetuk geo yang duduk di brankar sembari memperhatikan gallen yang tengah ling-lung di sofa...

Gallen menatap geo tajam yang jatuhnya menggemaskan.

"Kamu ngatain adek keriput?! "

"Oh? Gue gak bilang tuh"

Semakin tersulut, gallen bangun dari duduknya dan berjalan cepat ke arah geo, tangan gembulnya baru sedikit mendarat di leher geo

"Eh? Ada CCTV tuh di pojok belakang lo" Gallen terdiam, tubuhnya kaku, hendak berbalik...
"Jangan di liat, nanti muka lo keliatan di layar, yang ada lo nanti di laporin karna kasus percobaan pembunuhan berencana ke orang sakit"

"Emang iya? " Tanya gallen dengan wajah takut.

Geo menahan tawa melihat wajah pucat gallen. Gallen menjauhkan tangannya dari area leher geo dan memundurkan tubuhnya sedikit demi sedikit...

"Ngapain mundur-mundur? " Tanya geo menghentikan gerakan gallen...

Gallen menatap sekeliling, siapa tahu kakaknya berada di ruangan yang sama dengannya atau mungkin di kamar mandi.

"Adek mau pulang" Cicitnya tidak bergerak di tempat. Menatap geo memelas berharap yang di tatap mengerti keinginannya...

"Nanti siang abang lo balik" Ujar geo mengalihkan tatapan dari gallen.
Spontan gallen mengalihkan tatapan pada jam digital yang menunjukan pukul 07:15, lalu kembali menatap geo...

"Baru jam tujuh, siang itu lama, adek mau pulang sekarang" Geo menghela napas dan kembali menatap gallen.

"Terus? Lo mau pulang sendiri? Tau jalannya? "

Iya juga...
Gallen itu tidak terlalu hapal dengan daerah rumah sakit milik ayah sahabatnya itu, karena jika sedang sakit, leon jarang atau mungkin tidak pernah membawanya ke rumah sakit, tapi membawa dokter khusus untuk datang ke rumah...

"Anterin"

"Hah?! Lo gila? Gak liat gue sakit kayak gini? " Gallen meneliti tubuh geo dari atas sampai bawah, wajahnya seperti tidak memberikan ruang bersih dari pukulan, dadanya yang di perban yang baru gallen sadari jika sedari tadi geo tidak memakai baju, dan terakhir kakinya yang di gips...

SEMESTA (𝘽𝙥 𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang