-08

3.7K 306 28
                                    

–typo bertebaran
–tinggalkan kritik berbentuk saran
–don't repost

[Happy reading]
                                  

🖤
𝓢𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪
.
.
.

Gallen berjalan dengan ringan di lorong sekolah yang sudah sepi, atensinya menatap lurus ke depan tanpa melihat sekitar lain.
Hari ini ia pulang terlambat karena harus menjalankan piket kelas yang memang hari ini jadwal dirinya dan tiga teman kelasnya yang lain.  Aluna, fatih dan miko telah pulang lebih dulu, aluna sempat menawarinya tumpangan karena gavin yang tidak yakin bisa pulang cepat, tapi gallen menolak dengan alasan ia akan mampir dulu ke suatu tempat untuk keperluan penting...

"Eh? Siapa nih? " Langkahnya terhenti seketika dua gadis dengan rambut lurus tergerai menghalangi langkahnya. Menatapnya dari atas sampai bawah membuat gallen sedikit risih...

"Banci kok belum pulang? Nanti di culik om-om lho"

Gelak tawa terdengar setelah ucapan mengejek keluar dari bibir mungil gadis lainnya...

"Aduh–gak malu apa ya keluarga terhormat kayak mereka melihara manusia cacat kayak dia? " Tanyanya entah pada siapa...

Bukan sekali dua kali gallen mendapatkan perlakuan tidak mengenakan seperti ini, sering terjadi jika ia tidak berada dekat dengan kakak atau teman-temannya, gallen memang tidak ada apa-apanya tanpa mereka....

Termasuk dua gadis populer di depannya, dona dan dina si kembar yang satu angkatan dengannya namun memilih jurusan yang berbeda. Entah apa yang keduanya lakukan di gedung jurusan tempatnya menimba ilmu, padahal kelas mereka memiliki jarang yang lumayan jauh...

"Minggir" Ucap gallen menahan diri agar tidak marah. Bagaimana pun jika ia marah, dirinya yang akan di salahkan jika sampai ada yang mengetahuinya, kalian harus tahu seterkenal apa dona dan dina di lingkungan sekolah, apalagi di kalangan siswa yang mendambanya...

"Uhm~ si tulang lunak marah" Ucap dona dengan nada mengejek.

Gallen tidak tahu panggilan itu berasal darimana dan atas dasar apa, karena seingatnya ia tidak pernah berlaku demikian selain pada kakaknya, dan itu pun bukan seperti yang mereka bilang, ia hanya bermanja pada kakaknya, bukan berlaku layaknya wanita pada umumnya...

Gallen hendak berjalan ke sisi kanan, namun dina bergeser menghalangi tindakannya, bergeser ke arah kiri...

Brugh!!

Lutut dan siku-nya terasa nyeri saat ia hendak berjalan tapi dona menjulurkan kakinya membuatnya tidak bisa menjaga keseimbangan...

"Anak anjing! "

Oke ini pertama kalinya gallen mengumpat, tapi ia hanya dapat menguatarakan kekesalannya dalam hati, jangan bilang-bilang gavin...

Tawa renyah kembali mengisi rungunya, gallen bangun tanpa memperlihatkan ekpresi Kesakitannya...

'Kalo adek ngeluh sakit atau bilang mengalah, itu akan lebih buat orang yang gak suka sama adek merasa tinggi'

'Intinya, sesakit apapun itu, adek harus tetap terlihat baik-baik aja di depan mereka, buat mereka makin benci dan geram karena adek lebih kuat dari mereka'

'Mereka akan lelah dengan sendirinya'

Ucapan nathan selalu terngiang jelas di telinganya setiap ia merasa dunia tidak sebaik itu dengan kehadirannya...

"Kalo mau ketemu abang, tuh di ruang osis" Ujar gallen tenang...
"Tapi jangan nangis kalo abang bilang dia lebih suka yang rata daripada punya kalian yang gede tapi ke bawah"

SEMESTA (𝘽𝙥 𝙾𝚗 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang