Sembilan; Kisah Bersama

40 6 48
                                    

Bacanya pelan-pelan, di hayati😂 karna part ini mungkin sedikit daily life ya suasananya. Kali aja masuk dalam cerita.

***

Itu bukan babi ngepet, tapi peliharaan milik warga komplek ujung yang lepas kemarin. Karena kelaparan dan rumah warga yang dimasuki kebetulan terbuka, jadilah si babi masuk ke dalam.

Makan brownies.

Buktinya?

Si babi tidak berubah pas lewat tengah malam, malah berisik teriak.

Ada-ada aja kejadiannya.

Bukan ini saja, tapi beberapa hari yang lalu pun pernah katanya ada tuyul di rumah kosong.

Waktu di usut, ternyata itu anak si pemilik rumah cuma pake popok. Si pemilik rumah baru datang dan belum keluar setelah perjalanan jauh, jadi dikira itu ada tuyul.

Padahal sudah buat  geger warga, termasuk anak-anak rumah kost mbak Irene.

Anak-anak di rumah kost ini cukup membaur dengan warga, terutama yang laki-laki. Jika tidak ada kegiatan di kampus, lalu ada gotong royong, mereka selalu ikut.

Itulah kenapa mereka banyak yang kenal dan diminta bantuan.

Cewek-ceweknya pun sama, mereka bukanlah anak kekinian yang nongkrong di cafetaria. Kalau ada tugas, mereka lebih memilih mengerjakan di kamar. Ada, cuma jarang. Sering ikut senam sama ibu-ibu atau acara lain, lalu dapat informasi mendalam.

Padahal jarak rumah ke cafe tidak terlalu jauh. Maklum semua mageran, mending jajan di depan warung Mpok inem.

Baru sebulan, mereka sudah cukup dekat. Tidak jarang mencoba hal baru seperti membuat cemilan lalu berbagi, apalagi Chloe dan Jean. Terkadang Fanny ikut, tapi dia lebih sering ada kegiatan diluar.

Duo ubur-ubur? Aduh jangan ditanya, mereka kadang cosplay jadi badut. Kalau ga ada suaranya, itu artinya tidur atau ada tugas.

Rumah seberang pun terlihat sebentar lagi rampung, ada kabar dari mbak Irene kemungkinan bulan depan sudah bisa ditempati, jika tidak ada halangan.

Itu berarti mereka akan terpisah, iya tentu saja. Disatukan, nanti runtuh rumahnya. Kasian, perbaikannya banyak.

Mengenai orang sering mereka lihat dirumah itu masih belum tau kalau itu orang atau bukan, karena tumben semua bisa melihat.

Iya, semua penghuni sudah melihat sosok yang berdiri di jendela rumah seberang. Rumah itu lebih tepat posisinya sedikit di samping, namun tetap berseberangan.

Nina pernah tanya dengan Bayu di hari mereka menemukan bayi waktu itu, bunyi lemparan keras di atap. Ia penasaran karena bertanya dengan yang lain tidak ada yang mendengar, hanya bunyi hujan lebat.

“Kita ada di dunia lain.” Itu jawaban Bayu, yang hampir saja di gaplok Nina karena dikira bercanda.

“Ya lo pikir aja, masa yang lain ga dengar. Padahal keras banget.” Katanya sambil menghindar. “Bahkan lo ketok kamar Shani aja dia ga bangun kan? Padahal anaknya sensitif bunyi.”

“Iya juga sih.” Sahut Nina. “Eh, tapi dari mana lo tau Shani sensitif sama bunyi kalo tidur?!”

Bayu cuma senyum, sampai matanya hilang.

“Lo beneran naksir Shani?”

Laki-laki itu menatap Nina datar. “Gue pernah ditampol gara-gara buka Snack samping dia pas lagi tidur di sofa.”

“BUAHAHAHAHA…” tawa Nina meledak. “Lagian ngapain juga duduk dekat dia.”

“Ya namanya juga tempat duduk, dianya aja yang salah tempat.” Sungut Bayu.

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang