Sebelas; Petunjuk?

32 5 85
                                    


Ini fiksi ya :) antara idol yang FC nya di pakai sama cerita ini, ga ada hubungannya ya.
Met malming peace and gawl🤟

***

Tidak ada yang tau, apa yang terjadi di malam itu. Baik Nina maupun Shani bungkam dengan apa yang terjadi pada mereka dan belum ada niat membahas kejadian itu lagi. Ditambah mereka sibuk beberapa hari belakangan, jadi ceritanya menguap begitu saja.

Ini sudah beberapa hari, dan berjalan normal seperti hari biasanya. Seolah terhapus begitu saja, tapi ada saatnya mereka akan teringat.

Pagi Minggu ini cukup cerah, semua penghuni berolahraga. Tumben sekali, apalagi Shani.

Ah, setelah kejadian malam itu paginya demam Shani langsung turun drastis. Hanya tersisa suaranya yang masih serak karena pilek.

Apakah harus di mental sama hantu biar cepat sembuh?

Seperti dejavu, Nina dan Shani duduk di teras sambil menonton penghuni laki-laki bermain bola bersama Jayden?

Akhir-akhir ini Fanny dan Jayden sering terlihat berdua, entah balikan atau bagaimana. Yang pasti Jayden selalu antar jemput gadis itu, bahkan tadi mereka olahraga bersama.

Agak membingungkan, tapi ya sudahlah yang penting jangan ada berantem lagi nanti kena siram Jean.

“Nin..” panggil Shani.

“Apa?”

“Hantu itu bisa nyerang?”

Nina menoleh ketika mendengar pertanyaan Shani. “Nanya apa sih?”

“Bisa.” Sahut Jean yang duduk di kursi belakang mereka.

“Iya?” Jean mengangguk.

“Ada yang bisa nyerang, bahkan nyakitin.” kata Jean. “Tapi itu lebih ke jin, keknya.”

“Lo percaya yang gitu?” Tanya Nina.

“Percaya ga percaya, tapi kita berdampingan sama mereka kok.” Kata Jean. “Tergantung keyakinan aja.”

“Berarti benar diserang, ya.” Shani bergumam sambil menatap ke arah Bayu.

“Kenapa?” Tanya Jean.

Shani menghela nafas sebentar, lalu menunjuk Bayu. “Liat lengan Bayu.”

Nina dan Jean melihat yang dimaksud Shani, lengan Bayu. Sampai menyipitkan mata, tapi untungnya laki-laki itu memiliki kulit yang putih. Jad terlihat jelas.

“Lengan kanannya ada memar.” Kata Shani.

“Iya, habis jatuh?” Tanya Nina.

“Engga.” Sahut Shani. “Makanya gue tanya soal hantu bisa nyerang apa engga.”

“Njirr jangan bilang Bayu diserang sama hantu?” Nina mengernyit.

“Iya.”

“DEMI??” Nina sama Jean kaget sampai Shani tutup telinga saking nyaringnya.

“Kalau gue cerita percaya gak?” Shani melihat kedua gadis itu.

“50:50 ‘lah.” Sahut Jean, Nina ikut mengangguk setuju.

Kini mereka bertiga membentuk lingkaran, mirip orang gibah.

Shani lalu menceritakan semua yang terjadi malam itu tanpa ada yang yang terlewat, termasuk makan mie sama nasi dan berakhir kena getok Nina.

“Lo malah fokus sama gue yang makan mie daripada ceritanya.” Sungut Shani sambil mengusap kepalanya.

“Ya lo udah tau lagi demam malah makan mie.” Sahut Nina.

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang