Lima belas; Clueless

33 5 27
                                    

“Nin, ada yang luka?” Tanya Shani yang panik waktu tau kejadian ini dari grup.

“Gue gapapa, cuma kaget aja.”

“Kok dia bisa masuk? Padahal tadi rumah dikunci?” Tanya Chloe.

“Iya, gue yang kunciin.” Sahut Jean.

“Iya, gue liat tadi. Tapi pas mau buka udah ga dikunci.” Kata Nina.

Mereka menghela nafas, ada apa lagi ini?

“Kita lapor sama pak RT?” Tanya Fanny.

“Sama mbak Irene, katanya beliau besok mau kesini.” Kata Bayu.

“Tapi gimana sama kejadian malam ini? Gimana kalau orang itu datang lagi.” Tanya Shani. “Ayolah, segala kemungkinan itu bisa aja.”

“Iya ta—

Tok! Tok!

Ada yang datang, kebetulan Haris yang dekat langsung membuka pintu.

“Oh, mbak Irene? Masuk.”

Irene dan Dimas datang. Mereka terkejut melihat anak-anak berkumpul diruang tengah.

“Eh? Kalian lagi sibuk ‘kah?” Tanya Irene. “Nanti aja kalau sudah selesai.”

“Engga, mbak.” Sahut Fanny. “Justru pas banget mbak Irene sama mas Dimas datang.”

“Iya?” Wanita itu terkejut.

“Rumah ini baru aja ada yang masuk mbak, bukan penghuni disini.”

***

Setelah mendengar penuturan Nina dan Yohan, Dimas dengan cepat menghubungi rekannya untuk datang ke rumah ini sekaligus menginstruksikan melakukan pencarian.

Itu diperkuat dengan rekaman cctv, memang benar ada orang asing masuk ke dalam rumah.

Orang itu awalnya melihat ke kamar Nina, lalu berpindah ke kamar Shani karena terkunci. Dia pun sempat masuk ke kamar Juni, namun sepertinya tidak menemukan apa yang dicari. Makanya dari itu dia kembali lagi ke kamar Nina, sampai akhir kepergok.

“Apa yang dia cari?” Tanya Juni saat melihat rekaman itu, terlebih lagi kamarnya sempat dimasuki. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena gelap.

“Nina ada liat mukanya?” Tanya Dimas.

“Ga ada mas, dia pake masker. Cuma keliatan matanya aja.” Sahut Nina.

Bahkan melakukan pemeriksaan sidik jari pun tidak bisa karena dia memakai sarung tangan.

“Ini ga ada hubungannya sama bully itu ‘kan?” Tanya Fanny yang membuat semua orang menoleh.

“Agak jauh, fan. Apa hubungannya bully dengan pembobolan?” Sahut Nina.

“Iya juga sih.” Fanny mengangguk.

“Ya sudah, kalian bisa istirahat. Besok kuliah ‘kan?” Kata Irene.

Mereka saling berpandangan karena ada rasa was-was, siapa tau orang itu kembali lagi.

“Gapapa, malam ini ada anak buahnya mas Dimas yang jaga disini.” Irene yang sadar dengan khawatirnya anak-anak.

Ada sedikit rasa tenang di wajah mereka saat mendengar apa yang dikatakan Irene, satu persatu kelimanya pergi ke kamar masing-masing.

“Kamu juga, mas anter ke rumah bapak. Malam ini nginap disitu dulu, ya. Mas jagain disini dulu.” Kata Dimas pada Irene.

Wanita itu awalnya ingin disini saja, tapi karena Dimas sudah meminta untuk pulang saja lebih tepatnya melarang jadi ia urungkan.

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang