Enam belas; Kotak

41 5 38
                                    

Haii...

***

“Ini tuh mirip kaya kotak tempat stiker.” Kata Bayu saat melihat kotak yang Shani maksud.

Ini sudah tiga  hari setelah ia mengatakan perihal kotak itu, tapi baru sekarang ia ingat. Gadis itu tiba-tiba saja sibuk dengan kuliahnya sampai hampir saja jatuh sakit lagi, tapi untungnya tidak.

“Kenapa ada kunci segala?”

“Tapi ini bisa aja music box.” Sahut Bayu.

“Bener juga.”

Bentuknya mirip music box, bahkan jika dilihat sekilas itu memang music box. Hanya saja terbuat dari baja dengan gembok krisbow kecil, ini yang mungkin membuat sedikit mencurigakan.

“Gimana kalau isinya ada hubungannya dengan yang lagi rame itu?” Tanya Shani.

“Ngawur. Tapi bisa aja sih, ga mau coba kasih ini ke mas Dimas?”

Shani tampak berpikir. “Gimana kalau isinya cuma stiker atau ini memang music box?”

Bayu menatap gadis itu datar, sementara dia nyengir.

“Trus gimana?”

“Ga ada sih, mau coba buka aja. Tau kode pin nya gak?”

Laki-laki itu menghela nafas lelah yang benar-benar lelah.

“Udahlah, gue ada kelas.” Kata Bayu bangun.

“Lah trus gue di tinggal gitu?”

“Emang mau ikut? Ayo.”

“Engga sih.” Shani menggeleng. “Numpang ke warung aja deh.”

“Balik gimana?”

“Ada Nina.” Dia mau nyusul Nina, mau jajan juga aslinya.

Bayu mendengung. “Nina terus.”

Shani yang baru keluar dari kamar ketawa. “Dia ‘kan belahan jiwaku.”

Jadinya Shani numpang Bayu ke warung Mpok inem, karena disana ada Chloe sama Nina yang dari tadi sudah nangkring.

Sebenarnya Shani masih penasaran dengan kotak itu, setelah pulang dari warung dia cuma berdiri menatap benda itu di atas mejanya.

“Apa ya?”

Dia keluar kamar lalu masuk ke kamar Nina, sampai gadis itu kaget karena lagi ganti baju.

“SI KAMPRET!”

“Oh waw!”

Shani juga kaget.

“Lo ngapain sih, ga sopan ga ketuk pintu.”

“Sama lo mah ga perlu sopan, trabas aja.”

“Gue lebih tua dari Lo, ya!” Sungut Nina.

“Tua enam hari doang bangga.” Sahut Shani yang duduk di samping kasur Nina. “Lagian mayan liat pemandangan.”

“Dasar yadong.”

“Lo harus tau kalo otak yadong itu bisa muncul kapan saja.” Sahut Shani.

Nina cape, benar-benar cape. Dia ga mau jawab lagi, karena Shani pasti ada aja balasannya.

“Trus ngapain kesini? Gue mau tidur.” Tanya Nina.

Shani lalu maju-maju sampai mepet Nina.

“Apa sih?!” Nina mendorong gadis itu sampai kejengkang.

“Lo lagi pms apa gimana sih?” Tanya Shani sambil ketawa.

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang