Dua; Beneran Kena Tipu

111 7 91
                                    


Setelah kekacauan tadi, kini mereka berkumpul di ruang tengah. Sedangkan Shani sibuk mencoba menghubungi pemilik dari kost ini, menanyakan kenapa bisa ada laki-laki disini.

Tapi sayangnya tidak tersambung sama sekali, gadis itu lalu masuk ke dalam.

“Gimana, Shan?” Tanya Jean.

“Ga di ang–LAH DIBLOK ANJ! eh engga, hehe..”

“Kenapa jadi gini sih?” Tanya Nina.

“Ini kita ditipu gak sih?” Tanya Chloe.

“Bisa jadi, ya Allah duit gue.” Fanny mau nangis.

“Coba sini nomornya.” Kata salah satu penghuni laki-laki yang berdiri dekat sofa. Shani memperlihatkan nomor si pemilik kost dari layar ponselnya. “Eh ini nomor mbak Sri, ini bukan pemiliknya.”

“Lah trus siapa?” Tanya Shani.

“Beliau yang tugasnya bersih-bersih disini.”

“Anjir!”

“Tapi gue coba telpon dulu.” Katanya. “Ga diangkat juga, eh dimatiin.” Dia tertawa.

“Fiks ini ditipu.” Sahut Fanny. “Ya Allah gimana ngomongnya sama ibu.”

“Gue udah telpon pemilik aslinya, lagi dijalan.” Kata salah satu penghuni yang hampir ditabrak Shani tadi.

“Emang ada berapa banyak deh?” Tanya Fanny.

“Satu. Yang kalian hubungi itu cuma mbak yang suka bersih-bersih disini, karena emang ini kost cowok.”

Nina memijit pelipisnya lalu bersandar. “Ada-ada aja sih.”

“Eh iya, kenalan dulu deh. Gue Juni.” Kata laki-laki yang tadi ketemu Nina.

“Jumi?” Sahut Shani.

“JUNI YE JUNI. Junior Stevan.” Melirik Shani kesal. Baru juga ketemu, belum 24 jam lagi. Sementara si gadis terkikik.

“Gue Doni. Ada dua lagi, Yohan sama Haris. Tapi lagi keluar.” kata yang namanya Doni sambil tmi.

“Bayu.”

Ditengah acara kenal-kenalan mereka,  si pemilik asli kota itu datang. Terlihat dari penampilannya, dia seorang wanita karir. Bisik Shani ke Nina.

 Bisik Shani ke Nina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Astaga maaf, ya.” Katanya saat masuk. “Saya Irene, pemilik rumah ini.”

“Beneran pemiliknya, mbak?” Tanya Fanny agak sangsi.

“Iya, saya pemiliknya. Bisa cerita gimana kronologinya?” Sahut Irene.

“Jadi gini, mbak. Ini aku, mungkin juga empat orang yang lain liat promosi kost-kostan di pesbuk. Pas tanya-tanya ga ada omongan kalau ini kost khusus laki-laki, beliau malah bilang ini kost khusus perempuan.” Jelas Jean.

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang